Mohon tunggu...
Tiktiek Wartika
Tiktiek Wartika Mohon Tunggu... -

Saya lahir dan dibesarkan di Bandung, sekolah dari TK hingga jadi sarjanapun di Bandung. Bandung...I love you full

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Istana Baruku

28 November 2010   03:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:14 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sangat mencintai 'pangeranku' dan sepertinya dia juga masih sangat mencintaiku. Katanya, untuk keselamatanku, karena situasi di istana sedang tidak aman, aku akan ditempatkan sementara di istana baru yang dibangun di depan istananya. Istana baru yang kutempati ini tidak terlalu luas, mungkin ukurannya hanya sekitar 1 x 2 meter saja, aku bisa merasakan angin dingin yang menusuk sampai ke tulangku pada malam hari, karena istana baruku ini dibuat dengan banyak lubang di dinding dan lantainya. 'Pangeran Slametku' juga mengunci istanaku dari luar agar aku aman katanya. Satu lagi, supaya aku nyaman dan kelihatan cantik, kakiku juga diberi hiasan rantai yang berat sekali sehingga kedua kakiku sulit bahkan tidak bisa digerakkan.

Tiga hari pertama aku menempati istana baruku, 'Pangeran Slametku' sendiri yang mengantarkan makanan dan minuman untukku, dia memasukkan makanan dan minuman itu dari jendela kecil yang sepertinya khusus dibuat untuk itu. Di hari ke empat sampai sekarang (kalau tidak salah 761 hari) makanan dan minuman untukku dikirimkan oleh Maryam, entah kenapa perempuan itu selalu menutup hidungnya jika ia sedang melemparkan makananku.

Setiap orang yang melewati istana baruku ini pasti iri melihat kemegahan istana dan kecantikanku. Selalu kuberikan senyuman dan lambaian tangan untuk mereka biarpun mereka tak pernah membalasnya.

Dalam hatiku aku berjanji, akan kujaga rindu dan cintaku hanya untuk 'pangeranku' aku akan selalu setia menunggunya, yang pasti akan menjemputku dan memboyongku kembali ke istananya setelah keadaan di istana aman untukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun