Mohon tunggu...
Sumire Chan
Sumire Chan Mohon Tunggu... Guru - www.rumpunsemesta.wordpress.com

Pengajar dan Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tak Semulus Mandalika

21 Maret 2022   13:52 Diperbarui: 21 Maret 2022   14:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Sport.okezone.com

Lubang 5cm, 10 cm bahkan 30cm. Saat melewati jalanan ini, Anda akan merasakan goyangan yang tak biasa di dalam mobil. Jangankan tidur, duduk saja pasti akan terus bergeser kanan kiri depan belakang.

Tak ada yang bisa dipilih saat menggunakan kendaraan roda empat. Apalagi jika kendaraan elf yang Anda tumpangi, perlahan-lahan rasanya badan akan hancur dibuai dengan segala sensasi goyangan jalan mulai dari ritme terendah sampai tertinggi. 

Supir-supir elf di sini terkenal dengan cara jalannya yang kebut-kebutan di samping juga siput-siputan. Mereka tak pernah bergerak berirama stagnan. 

Prediksi perjalanan pun tak bisa ditentukan. Akhir-akhir ini bahkan lama perjalanan bisa mencapai 6-7 jam. Penyebab utamanya jalan jelek dan berlubang tadi yang kian parah.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia rasanya sudah lama tak bergeming. Seharusnya seluruh rakyat mendapatkan hak teradil. Kehidupan masyarakat di daerah perkotaan mungkin sudah lupa dengan akses jalan berlubang. Berlubang sedikit saja akan segera diperbaiki.

Saya tidak berbicara ini terjadi di Indonesia atau halnya di beberapa daerah di Indonesia. Akan tetapi fakta yang terjadi memang demikian. Andai saja jalan raya yang saya lewati setiap hari dan setiap pekan itu semulus mandalika. Mungkin hati dan badan ini tak akan terlalu sakit. Detik demi detik dalam menempuh perjalanan bisa saja terasa lebih menyenangkan.

Seribu bahkan seratus kata andai mencolek-colek isi kepala. Seribu dan seratus andai. Andai jalan tak kunjung diperbaiki, maka pemerintah daerah dipusatkan di sini, di desa ini. Biar aparat pemangku kebijakan sedikit merasakan jalan yang aduhai. Andai pemerintah daerah masih belum bisa merasakan kondisi jalan ini, maka pemerintahan daerah dan provinsi yang dipusatkan di sini. 

Untuk apa? Untuk sama-sama merasakan seperti halnya kata pepatah, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Karena sebuah komentar akan selalu mudah terlontar tanpa merasakan gemetar.

Satu dua tiga kali Anda melewati jalan ini mungkin tak akan terasa lelahnya. Butuh satu hari istirahat mungkin akan me-recharge tubuh Anda. Namun, jika ini terjadi kontinu berhari-hari, berpekan-pekan hingga bertahun-tahun. Sama seperti makan sambal sedikit demi sedikit tak mengapa, tapi tiap hari tentu perut anda akan sakit.

Bukan jalan raya utama saja yang nyaris tak layak dilewati. Jalan menuju tempat bekerja pun tak jauh berbeda. Kalapun kita lihat di TV, ada siswa-siwa yang menaiki perahu  menyebrangi jembatan. Hal ini memang tak se-ekstrem itu. Tapi cobalah tuan-tuan yang terhormat sama-sama merasakan. 

Ringkihnya badan saat setiap hari melewati jalan yang tak layak ini. Parahnya kondisi demikian bukan hanya di tempat dimana saya bertugas. Banyak daerah-derah lain yang memang naas, miris untuk diceritakan. Ah ini memang sekedar bayangan saya saja. Sekedar mimpi dengan beribu andai. Andai jalan yang selalu saya lewati semulus dan seglowing sirkuit mandalika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun