Pernahkah Anda mendengar sebuah kalimat perumpamaan, "Ketika Saya Salah, Apakah Anda Benar?"
Apa yang dipikirkan dalam benak saat mendengar hal tersebut?Â
Ramai-ramai dalam kehidupan baik dalam dunia nyata ataupun maya seringkali kita berceloteh dengan kata-kata tajam. Menghakimi sebuah permasalahan tanpa tahu siapa yang benar dan siapa yang salah.Â
Ketika mendengarkan kebenaran versi Si A, sebagian yang  berada di pihak si A merasa korban. Tapi, ketika mendengar cerita versi Si B, ternyata si B juga tidak salah.Â
Inilah uniknya sebuah cerita jika kita tidak tahu persis dan tidak mengalami secara langsung. Mengomentari dan menghakimi orang lain.Â
Sebuah pembenaran hendaknya dilihat dari berbagai segi. Tidak melihat suatu permasalahan dari satu sudut pandang.Â
Bayangkan jika halnya Anda melihat sebuah bangunan rumah dari bagian depan, Anda akan melihat bagian pintu masuk dengan jendelanya. Lain halnya jika Anda melihat rumah tersebut dari bagian atas, Anda hanya akan melihat gentingnya saja.Â
Akan berbeda lagi jika Anda melihatnya dari sudut kiri ataupun kanan. Anda hanya akan melihat bagian runcingnya saja tanpa tahu seperti apa tampak depan, belakang dan atas.Â
Begitu halnya dengan permasalahan orang lain yang bukan menjadi permasalahan kita. Patutkan dikomentari untuk dihakimi?
Dia salah, mereka salah, dia benar dan mereka benar, kami benar dan mereka salah. Layakkah dihakimi? Padahal Anda bukan siapa-siapa. Bukan hakim apalagi pihak yang dirugikan dan dikorbankan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!