"Sebentar, kamu sampai tahu ini malam kelima Nila di rumah sakit. Memangnya apa yang terjadi?"
Malam Ke-6
Arak-arakan pengantar jenazah menuju tempat pemakaman. Dua orang lelaki dengan kaca mata hitam saling pandang, sesekali tatapan mereka saling bercerita. Lelaki berkacamata berkemeja panjang memandang jenazah dengan begitu iba. Sementara lelaki berkacamata berkaus pendek hanya menatap dari kejauhan dengan perasaan lega.
Malam Ke-7
"Don, tolong berceritalah! Banyak keganjilan di sini. Memangnya apa yang terjadi?"
(Mengeluarkan pisau mendekati lelaki di depannya)
"Kamu tak perlu banyak tahu. Ada hal-hal yang tak selalu harus kamu tahu!"
"Arrrkkkk....."
(Merintih kesakitan, darah mengalir deras dari perut dengan pisau masih melekat tertancap)
"Kukabulkan Pras, kamu dan dia sama-sama pergi di malam ganjil. Kuberitahu, 7 hari aku menunggu moment ini, tepat dimana Nila menolakku dengan alasan telah mencintaimu lebih dulu. Tujuh hari aku menunggu jawaban tak pasti. Kelak, 7 hari peringatan kepergianmu dan dirinya aman terpatri dalam jiwa. Sebab, kini aku berhasil menghabisi dua sejoli yang tak akan pernah bisa bersatu. Tepat malam ini. Malam ke-7.Â
(Pada penglihatan yang kasat mata, jiwa seorang perempuan terbang, lenyap. Ia menangis, menyudahi semuanya, bersiap menemui dunia pada lain waktu)