Mohon tunggu...
Sumire Chan
Sumire Chan Mohon Tunggu... Guru - www.rumpunsemesta.wordpress.com

Pengajar dan Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Terasi, Antara Cita Rasa dan Sejarah yang Tak Biasa

9 Januari 2022   12:47 Diperbarui: 9 Januari 2022   13:29 3384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda makan sambal terasi? Sensasi apa yang Anda rasakan tatkala menikmati sambal terasi?

Aroma dan cita rasa dari olahan makanan dengan bumbu terasi ditemani dengan nasi hangat tentu akan sangat nikmat nan lezat. Berbicara terasi di Indonesia, tidak akan terlepas dari Kota Cirebon sebagai salah satu daerah penghasil terasi. .

Bumbu masak yang dibuat dari ikan dengan tambahan udang rebon yang difermentasikan, dibentuk seperti adonan atau halnya pasta berwarna hitam, merah atau kadang-kadang coklat. Aneka varian warna tersebut karena telah ditambah dengan pewarna atau tambahan lain. Proses pengolahan terasi terjadi dalam proses fermentasi, penumbukan sampai dengan penjemuran kurang lebih selama 20 hari. Dalam prosesnya garam digunakan sebagai bahan pengawet.

Ciri unik dengan bau yang tajam merupakan ciri khas terasi yang menjadikannya bumbu masak popular di kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok Selatan. Tidak hanya digunakan sebagai pelengkap olahan sambal, kini terasi juga digunakan sebagai penyedap beragam masakan resep tradisional Indonesia.

Tahukan Anda darimana terasi berasal?

Ada sebuah hal yang menarik tentang cerita terasi. Jika selama ini kita mengenal terasi sebagai bumbu masakan penyedap rasa, bagaimana dengan sejarahnya?

Setiap asal usul suatu makanan pasti mempunyai sejarah tersendiri, begitu pula dengan terasi yang tak kalah beken menjadi primadona bagi para pelancong saat berkunjung ke kota Cirebon.  

Bumbu terasi memiliki sejarah panjang. Sejak era Padjajaran, jauh sebelum lahir Kesultanan Cirebon, terasi menjadi upeti dan komoditas penting. Terlebih di era kejayaan Kesultanan Cirebon hingga sekarang.

Dalam sejarah Cirebon, terasi berasal dari kata asih yang diberi imbuhan ter-. Kata "asih" sendiri dalam Bahasa Sunda bermakna cinta atau halnya suka. Dengan demikian jika kata asih diberi imbuh ter-, maka akan menjadi kata terasih yang artinya sangat dicintai atau sangat disukai. Karena bahasa selalu mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman, begitupun dengan kosa kata bahasa yang seringkali mengalami pengurangan atau penambahan seperti kata terasih ini. Kata "terasih" tersebut mengalami pengurangan suku kata sehingga menjadi kata "terasi".

Terasi pada awalnya merupakan bumbu masakan sebagai bentuk penyedap rasa yang diciptakan oleh Pangeran Walasungsang, salah satu pendiri Cirebon. Hal ini bermula karena kebiasaanya yang sering mencari udang rebon. Kemudian hasil dari tangkapannya tersebut diolah menjadi terasi.

Raja Kerajaan Galuh (Sunda Timur) sangat menyukai bumbu masakan terasi ini. Oleh sebab itu, dalam cerita sejarah Cirebon disebutkan Raja pernah marah pada pelayan kerajaan dikarenakan makanan yang disediakan tidak dibumbui terasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun