Mohon tunggu...
Sumire Chan
Sumire Chan Mohon Tunggu... Guru - www.rumpunsemesta.wordpress.com

Pengajar dan Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Fenomena Hujan Es di Kecamatan Pasirkuda

19 Januari 2021   09:19 Diperbarui: 19 Januari 2021   09:25 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjadinya hujan es di Indonesia masih cukup langka. Gejala alam ini terbilang tidak sering namun juga tidak jarang. Beberapa bulan terakhir wilayah Cianjur terus diguyur hujan yang cukup lebat. Intensitas hujan yang tinggi kerap kali melumpuhkan aktivitas masyarakat di pedesaan.

Dalam istilah meteorologi fenomena ini disebut dengan hail. Menurut Agie Wandala Putra (Kepala Subbid Peringatan Dini Cuaca BMKG) dalam Kompas 23 November 2020, salah satu penyebab hail adalah kondensasi uap air lewat pendingan di atmosfer pada level beku, di mana uap air yang dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Oleh sebab terjadi pengembunan yang mendadak, maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.

Penyebab lain fenomena hujan es adalah karena  terbentuknya awan Cumulonimbus (Cb). Awan ini tumbuh vertical melampui batas lapisan suhu nol derajat Celcius sehingga menimbulkan pembekuan dari butiran hujan menjadi padat.

dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
Begitu pula dengan fenomena hujan es yang terjadi di wilayah Cianjur Selatan Kecamatan Pasir Kuda. Hujan es terjadi di sore hari sekitar pukul 15.00 WIB. 

Awalnya langit sangat mendung kemudian secara tiba-tiba turun hujan es disertai dengan angin kencang dan kilatan petir. Kawasan Pasirkuda dikenal dengan udara yang dingin dan sejuk. Sebagian besar kecamatan ini masih ditumbuhi pohon-pohon yang menjulang tinggi. Akibatnya puluhan pohon tumbang. Tiga desa yakni Girimukti, Girijaya dan Padamulya terisolir. Beberapa rumah warga sekitar  juga mengalami kerusakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun