Terjadinya hujan es di Indonesia masih cukup langka. Gejala alam ini terbilang tidak sering namun juga tidak jarang. Beberapa bulan terakhir wilayah Cianjur terus diguyur hujan yang cukup lebat. Intensitas hujan yang tinggi kerap kali melumpuhkan aktivitas masyarakat di pedesaan.
Dalam istilah meteorologi fenomena ini disebut dengan hail. Menurut Agie Wandala Putra (Kepala Subbid Peringatan Dini Cuaca BMKG) dalam Kompas 23 November 2020, salah satu penyebab hail adalah kondensasi uap air lewat pendingan di atmosfer pada level beku, di mana uap air yang dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Oleh sebab terjadi pengembunan yang mendadak, maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.
Penyebab lain fenomena hujan es adalah karena  terbentuknya awan Cumulonimbus (Cb). Awan ini tumbuh vertical melampui batas lapisan suhu nol derajat Celcius sehingga menimbulkan pembekuan dari butiran hujan menjadi padat.
Awalnya langit sangat mendung kemudian secara tiba-tiba turun hujan es disertai dengan angin kencang dan kilatan petir. Kawasan Pasirkuda dikenal dengan udara yang dingin dan sejuk. Sebagian besar kecamatan ini masih ditumbuhi pohon-pohon yang menjulang tinggi. Akibatnya puluhan pohon tumbang. Tiga desa yakni Girimukti, Girijaya dan Padamulya terisolir. Beberapa rumah warga sekitar  juga mengalami kerusakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H