Mohon tunggu...
SYAHRIAL CHAN
SYAHRIAL CHAN Mohon Tunggu... SALES MANAGER -

PERGERAKAN RAKYAT JAKARTA (PRAJA)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanggapan Tulisan Islam Toleran Berjudul "Adakah Konsep Negara Islam?"

5 Agustus 2015   17:25 Diperbarui: 5 Agustus 2015   17:33 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini sebagian pandangan penulis Islam Toleran: Penulis beranggapan, Islam sebagai jalan hidup (syari’ah) tidak memiliki konsep yang jelas tentang negara. Mengapakah penulis beranggapan demikian? Karena sepanjang hidupnya, penulis telah mencari dengan sia-sia makhluk yang dinamakan Negara Islam itu. Sampai hari inipun ia belum menemukannya, jadi tidak salahlah jika disimpulkan memang Islam tidak memiliki konsep bagaimana negara harus dibuat dan dipertahankan.
Kalau kita baca antara judul dan isi dari tulisan itu tidak nyambung, tapi biarlah...saya tergelitik untuk menanggapi dengan juga apa yang saya ketahui

Saya punya keyakinan penulis adalah 100% non muslim yang tidak mengetahui nilai-nilai syariah didalam ajaran Islam...hanya membentuk opini yang sesat...dan sepertinya anda mendapatkan keuntungan dari tulisan anda ini, baik materi mauoun yang lainnya. Kalaupun tidak dibayar, tulisan anda punya tendensi kebencian terhadap Islam. Pertanyaan kecil saya ajukan buat penulis...apa dasar pembentukan sebuah negara...?(sebernarnya nilai-nilainya sudah terisrat dalam tulisan anda).

Tidak akan ada sebuah negara jika tidak berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan. Hal ini kita semua pasti menyepakatinya. Jika memang Islam tidak mengajarkan tentang konsep negara, sudah pasti Islam tidak akan pernah mengajarkan tentang kekuasaan dan kepemimpinan. Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, ijinkan saya menyampaikan contoh rujukan berkenaan tentang kepemimpinan dalam Islam.

a. Berdasarkan firman Allah SWT:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, rasul dan pemimpin dari kalian.”

b. Firman Allah SWT:
وَإِذَا جَآءَهُمْ أَمْرُُ مِّنَ اْلأَمْنِ أَوْ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِى اْلأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ
“Dan apabila datang berita kepadamu tentang keamanan atau ketakutan, mereka menyebarluaskannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada rasul dan ulil Amri di antara mereka tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenaran akan dapat mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri).”

Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa manusia harus memiliki seorang pemimpin yang mengatur berbagai masalah dan mengurusi kepentingan-kepentingan mereka. Ini ditunjukkan oleh isyarat Hadist.

c. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
لا يَحِلُّ لِثَلاثَةِ نَفَرٍ يَكُونُونَ بِفَلَاةٍ مِنَ الأَرْضِ إِلاَّ أَمَّرُوا عَلَيْهِمْ أَحَدَهُمْ
“Tidak halal bagi tiga orang yang berada di sejengkal tanah, kecuali mengangkat salah satu dari mereka sebagai pemimpin.”

Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,
إِذَا خَرَجَ ثَلاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ
“Jika ada tiga orang yang keluar dalam perjalan, hendaknya mereka mengangkat salah satu sebagai pemimpin.”

Asy-Syaukani di dalam Nailul Author (Bab wajibnya mengangkat Qodhi dan kepemimpinan dan lain-lain) –setelah menyebutkan hadits-hadits ini—berkata:
“Yang senada dengan hadits Abdullah bin ‘Amru dan Hadits Abu Sa‘id juga diriwayatkan oleh Al-Bazzar dengan isnad shahih dari hadits ‘Umar bin Khathab dengan lafadz: “Jika kalian bertiga dalam perjalanan, maka angkatlah salah seorang sebagai amir.”

Di sini terdapat dalil bagi yang mengatakan wajibnya kaum muslimin mengangkat pemimpin, wali dan penguasa.”

d. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
“Perlu diketahui bahwa memimpin urusan manusia termasuk kewajiban agama terbesar. Bahkan urusan agama dan dunia tidak akan tegak selain dengan itu. Sebab tidak akan sempurna maslahat Bani Adam kecuali dengan bersatu, karena masing-masing saling membutuhkan; ketika mereka bersatu maka harus ada pimpinannya.

Itulah contoh kecil dari perintah Allah dan Rasul tentang kepemimpinan yang merupakan dasar dari pembentukan sebuah negara. Jadi, jika anda mengatakan tidak ada konsep tentang negara, apalagi kekhalifan dalam Islam, anda salah besar...! Tentang tekhnis dan managemen tata kelolanya silahkan simak tulisan saya sampai akhir, semoga bisa memberikan motivasi anda untuk membantah tulisan anda sendiri.

Sebenarnya Islam hanya mengenal kekhalifahan bukan imperium, kerajaan, dan negara seperti yang anda sampaikan (saya maklum, karena ketidaktahuan anda terhadap nilai2 ajaran Islam, karena anda sendiri bukan bagian dari Islam meskipun anda beragama Islam, apalagi jika anda non muslim) .

Negara itu hanya bentukan dari orang2 sekuler yang berorientasi sempit, pragmatis, oportunis, materialistik. individualistik, dan bervisi murni keduniaan. Konsep negara itu sangat sempit yang bersifat mengurusi kepentingan sektoral, egosentris kebangsaan dan suku, terbatas teritorial, apapun bentuk dan sistem dari sebuah negara, baik itu komunis, republik, kerajaan, dan bentuk2 negara yang lainnya.

Jika anda mengkaji Islam hanya secara tekstual dan niat mencari2 kesalahan dan kekurangan dalam ajaran Islam dari Alqur'an dan Hadist, anda tidak akan pernah menemukan Islam berbicara tentang apa dan bagaimana itu negara. Lain hal jika anda pelajari dengan sungguh-sungguh secara kontekstual dan komprehensif, saya yakin 1000% anda pasti menemukan nilai-nilai tentang apa itu negara, bagaimana sifat-sifatnya, dan bagaimana cara pengaturannya, karena semua sudah termaktub dalam Alqur'an dan Al hadist, karena keduanya merupakan sumber rujukan utama dari ajaran Islam.

Tapi sayangnya ajaran Islam lebih mengutamakan kekhalifahan yang bersifat universal bukan negara yang bersifat sektoral. Kekhalifahan itu adalah manifestasi 'kerajaan' Tuhan Pencipta Alam Semesta di bumi, dan jabatan khalifah dalam Islam itu mempunya tugas yang sangat berat, yaitu sebagai wakil (pengganti) Tuhan dibumi, pengganti Rasul menyampaikan risalah dan merealisasikan ajaran, nilai, dan aturan hidup dan perikehidupan manusia, mulai dari tidur sampai dia tidur lagi sesuai dengan yang Tuhan inginkan, bukan yang diinginkan oleh sang khalifah.

Jika anda ingin mengetahui nilai-nilai dari sifat kekhalifahan itu, anda bisa lihat dari 4 khalifah sebelumnya, yaitu Abu Bakar Shiddiq RA, Umar Bin Khattab RA, Utsman Bin Affan RA, dan Ali Bin Abu Tholib RA. Anda lihat nilai-nilai yang mereka lakukan dan ajarkan, bukan dengan pembangkangan orang2 yang mereka pimpin pada masa itu. Jika dalam pengaturan dalam struktur jabatan ataupun sistem keorganisasiannya belum sempurna, bukan karena kebodohan mereka dan Islam tidak mengajarkan, tapi lebih kepada efisiensi anggaran dan jabatan yang disesuaikan dengan kebutuhkan masyarakat pada saat itu.

Mohon maaf saya tidak dapat merinci secara detail tentang apa yang saya sampaikan ini, karena saya takut terkesan menggurui anda dan kebodohan anda tentang Islam terungkap disini. Jika anda ingin mengetahui yang sebenarnya pelajari Alqur'an dengan sungguh2, tanpa tendensi apapun, selain hanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, ikhlas, dan jangan hanya tekstual tapi dengan kontekstual dan komprehensif, saya yakin anda akan menemukan nilai-nilainya, dan itu pasti bisa diaplikasikan dalam kehidupan ini sampai akhir dunia, jika ada keinginan dan kemauan yang kuat dari pelaksananya.

Walaupun saya berkeyakinan bahwa membentuk Negara Islam Indonesia itu mimpi yang tidak akan pernah terwujud karena tidak ada perintah dan rujukannya. Namun bicara tentang kekhalifahan saya meyakini dengan seyakin2nya pasti akan mewujud di bumi ini.

Kesimpulan dari apa yang sampaikan adalah:
1. Konsep tentang negara Islam, apalagi Negara Islam Indonesia jelas tidak ada, yang ada itu adalah nilai-nilai dan aturan-aturan bagaimana seharusnya kita bernegara dan menjadi warga Negara menurut ajaran Islam
2. Penulis mengatakan dalam tulisannya bahwa ISLAM TIDAK PUNYA KONSEP TENTANG NEGARA....ITU KESALAHAN FATAL
3. Yang ada itu mengelola masyarakat, Negara, dan Bangsa secara universitalitas ajaran Islam, itu perintah Allah dan Rasul Nya
4. Konsep tetang khilafah dan negara meski ada persamaanya namun banyak perbedaannya
5. Kekhalifahan itu bukan mimpi, itu pasti akan terjadi. Kapan waktunya hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui. Dan sebagai muslim yang baik saya harus meyakini ini dengan haqqul yaqin, karena itu bagian dari keimanan saya terhadap kekuasaan Allah SWT, Tuhan Yang Mempunyai Kerajaan Langit dan Bumi. Dan saya membuka pintu yang seluas-luasnya untuk berdiskusi dengan anda.
6. Dan kepemimpinan yang memimpin dunia, yaitu khilafah Islamiyah merupakan sunnatullah yang pasti akan terjadi, karena berjalan bertiga saja diperintahkan untuk menunjuk satu orang sebagai pemimpin, apalagi perjalanan mengurusi ummat manusia di seluruh dunia, mustahil tidak ada satu khilafah yang memimpin

Wallahua'lam bisshawab

"SALAM PERSATUAN INDONESIA YANG SEJAHTERA LAHIR BATHIN"

JAKARTA, 05 AGUSTUS 2015

CHAN PUTRA SANG SURYA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun