Mohon tunggu...
Holy Handayani Syarief
Holy Handayani Syarief Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pasca Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anosmia Sosial di Masa Pandemi

21 Juli 2021   12:42 Diperbarui: 21 Juli 2021   16:24 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber : Grafis Tribun Jogja/Sulh Pamungkas

Kejar!! Naikin dagangannya!!  Pak, pak,,.tolong pak, dagangan saya jangan ditarik, saya ndak ada modal lagi pak.

Miris memang, melihat berita-berita yang disiarkan berbagai stasiun televisi, dimana PPKM sangat berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Terbelah, terpecah antara aparat dengan masyarakat. Pembubaran dagangan yang disertai tindak kekerasan tidak hanya fisik tetapi juga verbal, bahkan perampasan barang dagangan, membuat semakin merana masyarakat lapisan bawah.

Apakah ini yang dimaksud dengan istilah Anosmia?? Yang selama ini istilah tersebut hanya digunakan dalam medis, tapi baru-baru ini, penggunaan istilah anosmia mulai berkembang dalam kehidupan sosial. 

Dimana anosmia bisa digunakan sebagai kehilangan rasa empati dalam diri. Banyak kita lihat arogansi yang ditunjukkan aparat dalam penertiban pedagang ataupun pekerja lainya. Padahal penggunaan kekerasan tidak selamanya efektif dalam penegakkan aturan, terlebih lagi kondisi masyarakat kita pun sedang “sekarat”, pilihan mereka hanya “Mati dirumah kelaparan”, atau “Mencari Nafkah diluar dengan potensi tertural covid”.

Pilihan yang sulit memang, sehingga saya tertegun dengan ucapan Gubernur DKI Jakarta, yang mengatakan bahwa “Kebanyakan Masyarakat Melanggar PPKM karena Kebutuhan, Bukan Keserakahan.” Bukan meng-amini bahwa masyarakat boleh seenaknya melanggar aturan. Tapi disini melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat kita akhir-akhir ini, nyata bahwa memang kebutuhan yang memaksa mereka untuk “tidak takut” pada ancaman covid, karena kelaparan anggota keluarga lebih mengancam buat hidupnya.

Mari sama-sama kita belajar menyembuhkan Anosmia sosial, baik dari aparat kepada masyarakat, ataupun sesama anggota masyarakat yang mungkin ada dari tetangga kita yang sedang menjalani isoman, kalaupun kita tidak mampu memberikan makanan, mari  berikan dukungan moral, bisa melalui sms, telp atau wa. Bahkan bukannya tidak mungkin pejabat pemerintahan dapat memberikan contoh nyata bagi rakyatnya, bahwa empati dimasa pandemi dapat menjadi "suplemen" bagi seseorang untuk bertahan.

Ini bukan saatnya kita menunjukkan sikap arogan, tapi saatnya bahu membahu. saling bantu. Semoga Pandemi Covid segera berlalu..Aamiin.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun