3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Salah satu tujuan kegiatan Coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses Coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya, keputusan yang diambil berpihak pada murid.Â
Melalui kegiatan Coaching, pengambilan keputusan akan lebih efektif karena keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut bisa dipertanggungjawabkan yang akan mendorong terwujudnya Wellbeing dalam ekosistem sekolah.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Dalam melaksanakan proses pendidikan, guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar siswanya, serta mengelola kapasitas sosial dan emosionalnya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Kemampuan seorang guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, khususnya dilema etika.Â
Guru yang memiliki kesadaran diri yang baik sudah pasti menunjukkan integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan. Memiliki kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan serta aspirasi. Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, serta konteks yang berbeda-beda.Â
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggungjawab, dan penghargaan akan hidup. Dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut, maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada peserta didik serta mendorong terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah.Â
Ada berbagai cara untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab yaitu; Pertimbangan prinsip dan langkah-langkah untuk membuat dan menguji keputusan dalam kaitannya dengan masalah yang dihadapi. Jika masalah tersebut dilema etika atau benar VS benar maka, guru perlu melakukan pertimbangan terhadap 4 paradigma pengambilan keputusan dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Untuk membuat sebuah keputusan yang sempurna dan berdampak dalam terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, kondusif dan nyaman, hal pertama yg wajib kita lakukan yaitu mengenali dahulu masalah yang terjadi, apakah masalah itu termasuk dilema etika atau bujukan moral.Â