Mohon tunggu...
Dr Chandra Yusuf SH, LLM, MBA, MMgt
Dr Chandra Yusuf SH, LLM, MBA, MMgt Mohon Tunggu... -

Saya berprofesi sebagai dosen Pascasarjana Program Magister Kenotariatan (MKn) Universitas YARSI dan pengacara di dalam bidang litigasi dan konsultan hukum korporasi, khususnya pasar modal pada kantor pengacara Chandra Yusuf and Associates Law Firm, Saya menyelesaikan pendidikan S1 pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan S3 (By Research) dengan konsentrasi Pasar Modal pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Master of Accounting, Monash University, dan menyelesaikan 3 S2, yakni Master of Law (LLM), University of Melbourne; Master of Business Administration (MBA) dalam bidang Finance, Oklahoma City University dan Master of Management (MMgt), University of Dallas) dalam bidang International Finance.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Isu sebagai Motivasi Transaksi Saham di Pasar Modal

17 Juli 2018   14:33 Diperbarui: 17 Juli 2018   20:55 2251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendekatan yang dimaksud terdiri dari analisa fundamental dan analisa teknis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Fundamental analysis involves the use of economic data (e.g., Production, consumption, disposable income) to forecast prices, whereas technical analysis is based primarily (and often solely) on the study of patterns in the price data itself (Jack D, Schwager and Mark Etzkorn, 2017). Kedua pendekatan tersebut dapat digunakan untuk membantu dalam mengambil putusan di pasar modal yang efisien. Perbedaannya, analisa fundamental menggunakan laporan keuangan dengan menghitung rasionya. Sedangkan analisa teknis akan menggunakan chart.

Adapun analisa fundamental menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk menentukan nilai saham berdasarkan potensi dalam meraih keuntungan. Analisa fundamental menggunakan prediksi berdasarkan keadaan ekonomi yang terfokus pada industri tertentu. Diharapkan, teori yang digunakan tersebut akan mendorong investor melakukan penjualan dan pembelian saham. Investor dapat membedakan saham yang harus dibeli (Esm Faeber, 2008). Namun investor yang menggunakan laporan keuangan, informasinya belum tentu mengungkapkan harga saham di pasar modal.

Penggunaan software baku di dalam analisa teknis akan menghapus perbedaan asumsi yang dapat mempengaruhi pergerakan saham. Para investor mendapatkan keuntungan dalam satu waktu, karena manajer investasi melakukan transaksi saham menggunakan seluruh uang investor. Manajer investasi dapat melihat perbedaan nilai saham dari informasi masa lalu yang dapat diolah dan digunakan untuk melakukan transaksi. Mereka mengambil keputusan untuk melakukan jual beli saham melalui kecenderungan chart. 

Tentunya perbedaan nilai saham masa lalu menjadi pijakan untuk memprediksi nilai saham di masa depan. Perbedaan nilai di dalam waktu yang berbeda akan menunjukkan kecenderungannya. Kecenderungan yang memprediksi nilai sahamnya dari satu waktu ke waktu yang lain.

Untuk mengambil keuntungan, investor perlu memperhatikan pergerakan nilai saham dengan mengikuti kecenderungan perkembangan nilai saham dari masa lalu ke saat ini. Informasi masa lalu dapat memberikan prediksi arah kenaikan atau penurunan nilai sahamnya. Dari hal tersebut, investor dapat membeli saham ketika nilai saham akan naik dan menjualnya ketika nilai saham akan turun.

Random Walk Theory Membuat Pasar Modal Bergejolak

Dalam random walk theory, perubahan nilai saham tidak memiliki pijakan dan tidak dapat diprediksi. Pergerakan nilai saham memiliki distribusi kenaikan atau penurunan yang sama terhadap setiap saham.

Oleh karenanya, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk melihat perbedaan nilai saham (Burton G. Malkiel, 2015). 

Peristiwa yang terjadi di pasar modal tidak terkait dengan emosi subjektif. Keadaan yang demikian akan menyulitkan investor untuk memprediksi arah nilai saham di pasar modal. Semua peristiwanya menjadi berdiri sendiri. Nilai saham di pasar modal sulit diduga, apabila investor ingin melakukan transaksi. Yang sesungguhnya terjadi, keterikatan emosi yang akan mempersatukan arah gerak dari nilai saham. Arahnya akan memiliki pattern tersendiri yang dapat diprediksi.

Adapun random walk theory hanya dapat digunakan bagi pasar modal yang efisien. Investor hanya menutup mata dan memilih saham secara acak dalam mendapatkan keuntungan. Apabila tidak demikian, maka peristiwa transaksi bukanlah peristiwa acak. Peristiwanya akan terjadi seperti semut beriringan menuju tempat yang terdapat gula. 

Isu yang beredar akan membuat investor berlomba-lomba merespons terhadap informasi yang didapatnya. Isu memang menjadi perekat yang sangat ampuh. Isu dalam pasar modal bukanlah sesuatu yang buruk, asalkan didukung dengan transaksi saham yang cepat. Alas teori yang memadai sebagai pertanggungjawabannya tidak lagi dibutuhkan. Investor justru melakukan tindakan yang emosional karena waktunya terlalu singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun