Mohon tunggu...
Chandra Wahyu Widianto
Chandra Wahyu Widianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah

Aku suka sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Makna dan Filosofi dalam Grebeg Pancasila di Kota Blitar

6 Maret 2023   20:30 Diperbarui: 6 Maret 2023   21:00 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BLITAR - Grebeg Pancasila adalah salah satu tradisi yang biasa dilakukan di Kota Blitar, Jawa Timur. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 1 Juni. Acara ini merupakan sebagai bentuk peringatan hari lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Grebeg Pancasila di Kota Blitar juga dianggap sebagai salah satu acara tradisional yang sangat penting dan diikuti oleh masyarakat setempat. Dalam Grebeg Pancasila terdapat lima tahapan dalam pelaksanannya, yaitu 1) Bedhol Pusaka 2) Tirakatan 3) Upacara Budaya 4) Kirab Gunungan Lima dan 5) Kenduri Pancasila.

Bedhol pusaka adalah tahapan pertama pada pelaksanaan Grebeg Pancasila. Prosesi ini dilaksanakan pada tanggal 31 Mei malam di rumah dinas Walikota Blitar. Sesuai namanya, bedhol memiliki maksud yang berarti diambil dari rumah dinas yang telah disemayamkan selama satu malam untuk dibawa ke kantor dinas. Pada prosesi pembawaan pusaka ini diiringi oleh Bregodo Siji (Prajurit 1), Bregodo Enem (Prajurit 6), dan Bregodo Patang Puluh Limo (Prajurit 45) dengan memakai pakaian daerah. Arti dari prajurit tersebut adalah sebagai hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni 1945.

Namun pada tahun 2022 lalu terdapat perbedaan pada prosesi bedhol pusaka, yang sebelumnya alur keberangkatan dari rumah dinas walikota ke kantor walikota. Sekarang dimulai dari Istana Gebang dan finish di kantor Walikota, dengan diiringi siswa siswi SMP SMA se Kota Blitar seperti dikutip dari Pak Edi di website blitarkota. Alasan dirubah ini diungkapkan oleh Walikota Blitar, Bapak Santoso karena pertimbangan agar tidak menganggu transportasi umum.

Tahap kedua adalah ritus malam tirakatan, yang dilaksanakan pada malam menjelang tanggal 1 Juni, dengan maksud sebagai perenungan dan intropeksi diri atas kesalahan-keasalahan agar tidak terulang kembali. Seperti yang dituturkan oleh Andrias Edison dalam artikel (Putriana & Warsono, 2019), tirakatan ini biasanya diwujudkan dalam budaya lisan yang berisi tentang sejarah singkat tentang Bung Karno dalam bentuk tembang mocopat. Selain itu, ada sesajian berupa lilin, bunga setaman, kapur sirih, jajanan pasar, telur rebus, minyak wangi dan kopi hitam selama proses berlangsung. 

Berlanjut ke proses ketiga yaitu upacara budaya. Proses ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juni di pagi hari dan berada di alun-alun kota Blitar. Upacara ini seperti upacara pada umumnya, namun yang membedakan adalah pakaian, musik, dan beberapa tari tradisional. Acara inti dalam proses ini adalah pembacaan goro-goro dan sabda kawedhar, yaitu berisi pesan-pesan moral dengan diadakannya Grebeg Pancasila tersebut.

Pada tahap keempat ada kirab gunungan lima, yaitu sebuah arak-arakan gunungan lima sebagai penggambaran lima Pancasila. Pada kirab gunungan lima terdapat nilai gotong royong dimana pada persiapannya dan pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat di Kota Blitar, dimana setiap wilayah masyarakat memiliki sumbangsih terhadap persiapan pembuatan Gunungan Lima (Novitasari et al., 2021). Biasanya, dalam prosesi ini juga dimeriahkan dengan festival lampion/lentera. Rute kirab ini dimulai dari alun-alun Kota Blitar dan selesai di Makam Bung Karno.

Selanjutnya proses terakhir adalah kenduri Pancasila, yaitu tasyakuran atau dalam bahasa jawanya disebut genduren. Tasyakuran ini dilakukan dengan cara duduk lesehan dengan menghidangkan berupa tumpeng dan berbagai makanan. Kegiatan ini dilakukan oleh berbagai peserta baik dari berbeda agama, suku dan latar belakang guna menandakan bahwa masyarakat Kota Blitar hidup rukun dan menjunjung nilai toleransi. Kenduri ini dilakukan sebagai rasa syukur setelah lancarnya seluruh rangkaian acara dalam Grebeg Pancasila.

Grebeg Pancasila di Blitar merupakan salah satu tradisi yang sangat dihormati dan dipertahankan oleh masyarakat setempat. Selain sebagai penghormatan terhadap dasar negara Indonesia, tradisi ini juga merupakan kegiatan untuk memperkenalkan potensi wisata dan budaya kota Blitar kepada masyarakat luas.

Sumber Rujukan:

Novitasari, F., Suhadak, A., Anggraini, A., & Wiradimadja, A. (2021). Grebeg Pancasila: Peringatan Lahirnya Pancasila Dan Makna Nilai Filosofisnya. Jurnal Praksis Dan Dedikasi Sosial (JPDS), 4(1), 36. https://doi.org/10.17977/um032v4i1p36-43

Putriana, D., & Warsono. (2019). Grebeg Pancasila sebagai Sarana Penanaman Nilai-Nilai Pancasila. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 02(02), 1237–1252.

https://blitarkota.go.id/id/berita/disparbud-kota-blitar-gelar-koordinasi-persiapan-grebeg-pancasila-2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun