Batara Surya enggan tersenyum lalu mengurung diri dan hujan pun turun.
Seseorang dikepala saya tergesa-gesa membuka payung takut terguyur hujan yang mengandung muatan racun.
Racun; dia selalu menyebut kenangan dengan kata racun.
“mengapa?” tanya saya suatu kali. Dia terdiam sejenak, seperti enggan menjelaskan. Tapi saya memasang tatapan mata yang terus memaksa dia untuk bercerita.
Akhirnya dia membuka suara.
“hati ku selalu berubah ungu saat tersentuh kenangan”
“Cuma itu?” saya yakin masih ada alasan lain yang masih disimpannya, enggan diceritakan.
“ada beberapa lagi, suatu hari kau akan mengerti sendiri”
***
Batara Surya enggan tersenyum, mengurung diri lalu hujan turun. Sudah lama sekali seseorang dikepala saya pergi tak pernah kembali. Seseorang yang selalu tergesa-gesa membuka payung saat hujan turun. Seseorang yang takut terguyur hujan karena mengandung muatan racun.
“dimana dia sekarang?” gumam saya seraya berlari menerobos timpaan air hujan.
Tiba-tiba saya merasakan hati saya berubah ungu, dada saya kencang sulit bernapas, dan tikaman tikaman tajam di jantung, ngilu bercampur sedih.
“racun, jadi ini yang dia sebut racun”
Dengan tergesa-gesa saya mengambil payung yang tersimpan ditas punggung saya, lalu membukanya untuk menghindari guyuran air hujan yang ternyata benar MENGANDUNG RACUN.