Di kisah ini aku seekor kelinci berkaos kaki biru dengan bulu abu-abu,
Melompat-lompat dibelakangmu dan kau tak pernah tahu.
Dengan hati-hati aku selalu mengikutimu,
kecuali saat kau mandi dan mengganti baju
“meski kelinci, aku juga punya rasa malu”
Ku ikutimu dengan rasa kagum dan takut yang bercampur jadi satu.
Dan hari ini, aku mengikutimu yang berjalan dengan langkah lebar-lebar.
Sedikit penasaran apa yang membuat mu gusar.
Dengan sekuat tenaga ku terus melompat tak ingin kehilangan jejak,
BRUK! aku menabrak kakimu.
Langkah mu terhenti lalu menoleh kebawah mencari tahu,
aku menutup mata ketakutan.
Secepat kilat kau menyambar kedua telinga panjangku,
lalu mendekapku tepat di dadamu.
Aku berharap waktu membeku dan membiarkan aku berada selamanya dihangat tubuh itu.
Kau beranjak lagi dengan langkah yang semakin cepat.
……sampai disebuah taman,
Kau menyapa seorang gadis cantik berkuncir kuda dengan pita merah muda.
“maaf, aku telat” ucapmu pada si gadis sambil menyodorkan ku ke arahnya.
Kau tersenyum pias.
“lucu sekali kelinci ini” gadis itu menggendongku
Kini pias diwajahmu berganti dengan air muka yang penuh tanya.
“baiklah aku terima cintamu” ujar si gadis yang merubah garis lurus bibirmu menjadi lengkung perahu. Senyum tercerah yang pernah aku lihat.
Aku lemas, rasanya ingin menangis keras-keras.
Semoga di lain kisah, aku tak lagi menjelma seekor kelinci berkaos kaki biru dengan bulu abu-abu.
*) Coniglio : kelinci (bahasa Italia)