Ketika berbicara mengenai pendidikan perguruan tinggi, maka tidak akan terlepas dari pertanyaan "masih relevankah pendidikan perguruan tinggi di era sekarang?" Â
Pertanyaan  ini muncul akibat dari permasalahan  yang menyelimuti dunia pendidikan tinggi saat ini. Dari mahalnya biaya kuliah, ketidaksesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri, hingga munculnya alternatif pendidikan non-formal yang lebih fleksibel, semua ini menimbulkan perdebatan serius tentang masa depan perguruan tinggi.
Salah satu masalah utama yang dihadapi pendidikan perguruan tinggi adalah masalah biaya UKT yang semakin mahal. Hal ini membuat akses ke pendidikan tinggi semakin sulit bagi banyak kalangan, terutama dari kelas menengah ke bawah. Akibatnya, banyak lulusan SMA/SMK yang terpaksa mengurungkan niat untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.Â
Di tambah lagi dengan statement dari sekretaris kemendikbud yang baru baru ini tuai kontroversi atas pernyataanya yang menyebutkan bahwa perguruan tinggi itu bersifat tersier. Hal ini tentu akan membuat sebagian lulusan tersebut akan berfikir bahwa pendidikan tidaklah penting, pendidikan tinggi hanya kebutuhan tersier.
Selain masalah ukt, masalah kesenjangan yang semakin lebar antara apa yang diajarkan di kampus dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. Banyak perusahaan mengeluhkan lulusan perguruan tinggi yang tidak siap kerja, kurang memiliki soft skills yang dibutuhkan, atau memiliki pengetahuan yang sudah ketinggalan zaman.Â
Hal ini menimbulkan fenomena "underemployment", di mana banyak sarjana terpaksa bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Seperti yang sempat diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim dalam tayangan Universitas Sumatera Utara (USU) menyatakan bahwa 80 persen mahasiswa di Indonesia bekerja tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya.
Perkembangan teknologi juga membawa tantangan tersendiri. Munculnya platform pembelajaran online menawarkan alternatif pendidikan yang lebih fleksibel dan terjangkau. Fenomena ini memunculkan pertanyaan apakah model pendidikan tinggi konvensional masih relevan di era digital.
Masalah lain yang tidak kalah penting adalah kualitas pendidikan yang tidak merata. Meski ada beberapa perguruan tinggi unggulan, banyak institusi pendidikan tinggi yang masih berjuang dengan fasilitas terbatas, kualitas pengajar yang kurang memadai, atau sistem manajemen yang tidak efisien. Hal ini berdampak pada kualitas lulusan yang dihasilkan dan pada akhirnya mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap nilai sebuah gelar sarjana.
Meski dihadapkan berbagai permasalahan yang ada, akan terlalu gegabah untuk menyimpulkan bahwa pendidikan tinggi sudah tidak relevan. Terdapat beberapa alasan yang menjadikan pendidikan perguruan tinggi masih dan tetap relavan di era sekarang ataupun di masa yang akan datang di antaranya
1. Perguruan tinggi bukan sekadar tempat untuk memperoleh pengetahuan teknis, tetapi juga wadah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan ini sangat penting di era informasi yang overload, di mana kemampuan untuk memilah, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari berbagai sumber informasi menjadi krusial.
2. Perguruan tinggi  menjadi salah pusat  penelitian dan inovasi. Banyak penemuan penting dan terobosan teknologi berawal dari riset di lingkungan akademis.