Mohon tunggu...
Chandra MP Widnyana
Chandra MP Widnyana Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis Warga

Kadang terlelap dalam pikiran, lantas keluar menjadi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Manusia Harus Nongkrong?

16 November 2023   21:56 Diperbarui: 17 November 2023   19:38 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo teman-teman, pada tulisan kali ini saya akan mencoba untuk menguak fakta tentang mengapa manusia harus nongkrong. Tentunya tulisan ini berdasarkan pada opini dan perpektif saya sendiri sendiri. 

Sebelum memulai membedah tentang mengapa manusia harus nongkrong, saya akan mengajak kalian menuju ke lantai dasar dulu melihat bagaimana manusia itu hidup, tentunya hal tersebut akan dijelaskan secara singkat.

Manusia selalu diidentikkan sebagai mahkluk sosial yang hidupnya selalu bergerak secara kelompok. Setiap lini kehidupan manusia selalu dijalani dengan cara berkelompok. Contohnya, ketika manusia ingin makan. Proses yang harus dilalui manusia adalah bekerjasama dengan manusia lainnya. Mengapa proses ketika manusia ingin makan harus ada kerjasama didalamnya?

Seharusnya manusia bisa melakukannya sendiri bukan? Seperti memasak sendiri? Hal itu bisa terwujud jika manusia mempersiapkan segala keperluan dan bahan untuk makanannya. 

Namun, nyatanya manusia tidak sekuat itu, ketika ia diharuskan untuk menanam sayur dan merawat hewan ternak untuk kebutuhan makanannya. 

Lalu, ketika manusia diharuskan membuat alat-alat masaknya sendiri, dan masih banyak keperluan yang harus diselesaikan hanya untuk membuat satu hidangan.

Melihat permasalahan diatas, maka diharuskan ada kerjasama antara manusia satu dengan yang lainnya. Sehingga menimbulkan sebuah pembagian kerja diantara kehidupan manusia. Harus ada yang bekerja sebagai petani untuk memenuhi bahan-bahan makanan, juga harus ada yang bekerja sebagai pengrajin alat-alat makanan. 

Ketika semua itu terbentuk maka muncullah sebuah keterikatan dan budaya kerjasama antar sesama manusia, maka itu pentingnya bekerjasama.

Foto ilustrasi manusia sedang nongkrong (Dok. Pribadi/Chandra M.P Widnyana)
Foto ilustrasi manusia sedang nongkrong (Dok. Pribadi/Chandra M.P Widnyana)

Namun, pada tulisan ini saya tidak akan berfokus kepada manusia sebagai mahkluk sosial. Penjelasan diatas hanya sebagai dasar pemikiran yang harus kita sebagai manusia pahami.

Pada tulisan ini, saya ingin membahas mengapa manusia harus nongkrong dan apa jadinya ketika manusia tidak pernah nongkrong sama sekali. Berakar dari keresahan pribadi, maka saya mencoba untuk menuliskan keresahan saya disini.

Apa Itu Nongkrong?

Nongkrong merupakan sebuah kegiatan berkumpulnya setiap kelompok pertemanan di suatu tempat yang sudah ditentukan bersama. 

Kegiatan nongkrong ini hanya bisa kita lihat di Indonesia sendiri. Karena secara kehidupan sosial Indonesia sangat erat dengan kebersamaannya. 

Ini dibuktikan dengan bagaimana para pendahulu kita membuat prinsip yang harus dipunyai masyarakat Indonesia ialah “gotong royong”. Gotong royong sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan bersama dalam menyelesaikan suatu masalah.

Lantas, apakah kegiatan nongkrong pantas disandingkan dengan kata gotong royong? 

Secara sederhana bahwa, kegiatan nongkrong adalah suatu proses berkumpulnya sebuah kelompok pertemanan yang memiliki misi untuk menceritakan masalah masing-masing yang dimiliki oleh setiap individu didalam kelompok tersebut. 

Ketika mereka menjelaskan masalah mereka, lalu timbullah rasa empati satu sama lain yang diakhiri dengan sebuah upaya saling membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi di dalam kelompok tersebut.

Jika melihat penjelasan diatas, bahwa kegiatan nongkrong ini sangat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Disamping karena mengedepankan kebersamaan juga menaati kata “gotong royong” yang diwariskan oleh pendahulu bangsa Indonesia.

Melihat penjelasan diatas nongkrong merupakan kegiatan yang penting bukan? Namun, jika kalian masih belum percaya, dibawah ini saya akan memaparkan bagaimana pentingnya kegiatan nongkrong ini.

Nongkrong Merupakan Warisan Indonesia

(Dok. Google/Berdikari Online)
(Dok. Google/Berdikari Online)

“Pemuda yang kumpul-kumpul sambil diskusi tentang bangsa dan negara, itu jauh lebih baik dibandingkan pemuda kutu buku yang hanya memikirkan diri sendiri”

– Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno

Mengutip pernyataan dari Presiden pertama Republik Indonesia ini, beliau dengan tegas mengatakan bahwa berkumpul dan berbicara tentang bangsa dan negara itu penting. Penting untuk melihat kekurangan negara dan penting memberi solusi dari kekurangan yang dilihat. Namun, bukan berarti menjadi kutu buku merupakan sesuatu hal yang salah. 

Saya selalu beranggapan bahwa, sebelum kita bisa berbicara panjang dan lebar tentu diperlukan pondasi literatur di dalamnya. Nah, membentuk pondasi ini diperlukannya sebuah skill membaca. Namun, kita tidak akan terlalu dalam pada perdebatan si kutu buku dengan si tukang diskusi. Karena membahas dua hal tersebut sangat melelahkan.

Kalian pasti bertanya-tanya apa hubungannya pernyataan Ir. Soekarno dengan kegiatan nongkron?

Saya mengutip pernyataan Ir. Soekarno diatas hanya menjadi dasar penunjang dari argumen yang akan saya sampaikan. Mengapa nongkrong merupakan warisan Indonesia? Pernahkah kalian berpikir bahwa nongkrong merupakan warisan Indonesia? Atau pernahkah kalian berpikir bahwa kegiatan nongkrong bukan kegiatan yang membuang-buang waktu? Saya yakin, sebagian dari kalian menganggap bahwa nongkrong adalah kegiatan yang tidak penting dan membuang-buang waktu. Sebagian lagi menganggap bahwa kegiatan nongkrong penting untuk dilakukan karena berpengaruh pada kesehatan mental.

Nongkrong merupakan warisan dari Indonesia. Sejak dahulu masyarakat Indonesia senang dengan hal-hal yang berbau tentang perkumpulan, berkumpul, dan bercerita. Tidak bisa dipungkiri bahwa, segala jenis kalangan umur melakukan hal tersebut. Kalau kita lihat bahwa, anak muda selalu berkumpul di salah satu rumah temannya dan bermain bersama, selesai mereka bermain mereka lantas duduk bersama dan bercerita tentang permainan yang sudah dimainkan. 

Kadang kala, mereka juga saling bersenda gurau dengan mengolok-ngolok satu sama lain. Beda halnya dengan orang tua, jika mereka berkumpul mereka akan bercerita tentang kisah-kisah nostalgia yang pernah dahulu kala mereka lakukan bersama. Menarik bukan? karena nongkrong tidak mengenal usia.

Ditambah dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh Ir. Soekarno yang telah disampaikan diatas, membuat munculnya golongan-golongan masyarakat yang senang berkumpul dan berdiskusi bersama. Jika melihat masa modern ini, kegiatan diskusi tidak hanya dilakukan pada saat forum yang bersifat formal. Namun, bisa dilakukan dimana saja, misal di tempat kopi, di pinggir pantai, dan masih banyak tempat lainnya. Juga berdiskusi di jaman modern ini bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa melihat formalitas ataupun tidak. 

Kegiatan nongkrong sendiri merupakan sebuah bentuk diskusi yang bersifat informal. Mengapa demikian? Karena diskusi ini dilakukan oleh kelompok-per-kelompok teman. Juga bahasannya tidak memulu tentang negara, namun pembahasannya bisa melingkupi segala lini kehidupan manusia.

Hal tersebut yang membuat kegiatan nongkrong ini sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia. Jika masih belum jelas, saya akan memberikan pembabakan jaman mengapa nongkrong itu merupakan warisan Indonesia. 

Pada masa penjajahan Indonesia, mengapa perlawanan bisa terjadi karena diawali dengan adanya kegiatan berkumpul yang dilakukan masyarakat Indonesia.

Pada saat berkumpul, mereka membahas tentang hal-hal yang berbau perlawanan dan kemerdekaan Indonesia. Pada akhirnya akibat perlawanan itu masyarakat Indonesia mendapat kemerdekaannya. 

Lalu, bergerak ke masa modern, banyaknya muncul bisnis-binis baru ataupun startup-startup yang memberikan banyak pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Hal itu, pasti dimulai dengan adanya kegiatan berkumpul dan berdiskusi akan bisnis yang akan dibangun. Menarik bukan? 

Kegiatan nongkrong ini bukan hal baru yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, melainkan merupakan kegiatan yang sudah diwariskan dari jaman dahulu kala sampai ke jaman modern ini.

Manusia Harus Nongkrong Sesekali

Nongkrong merupakan sebuah kegiatan yang menunjukkan bahwa manusia itu benar-benar mahkluk sosial dan dengan melakukan kegiatan nongkrong manusia lebih bisa menjaga kesehatan mental mereka masing-masing dengan bercerita bersama teman.

Argumen diatas secara sadar saya buat berdasarkan pengalaman saya yang sering melakukan kegiatan nongkrong. Mengapa demikian? Menurut saya, kegiatan nongkrong merupakan antitesis dari kata-kata “Don’t Waste your time”. 

Saya percaya dan sadar bahwa kegiatan nongkrong merupakan hal yang buang-buang waktu, namun jika dilakukan dengan berdiam diri dan tidak berbicara selama kegiatan nongkrong dilakukan.

Rasanya tidak mungkin ketika kita hanya berdiam diri ketika nongkrong bersama teman-teman. Secara logika pasti kita melakukan sesuatu hal ketika bertemu teman dengan bermain game ataupun berbicara tentang kehidupan bersama teman. Banyak sumber mengatakan bahwa nongkrong merupakan kegiatan yang tidak perlu dan tidak penting. 

Seperti The New York Times pernah menuliskan dalam beritanya yang berjudul Nongkrong: sitting, talking, and do nothing. Jika melihat hal tersebut, saya bertanya-tanya apakah kegiatan nongkrong benar-benar tidak melakukan sebuah kegiatan?

Berdasar dari pertanyaan tersebut, saya terus berpikir apakah nongkrong memang benar kegiatan yang tidak penting? Saya terus berpikir dan pada akhirnya menemukan jawaban yang menenangkan hati saya sendiri. Bahwa nongkrong merupakan kegiatan yang setidaknya harus pernah dilakukan oleh manusia. Mengapa demikian?

Mari biarkan saya memaparkannya secara seksama. Saya beranggapan ada tiga poin penting yang manusia dapat ketika melakukan kegiatan nongkrong, antara lain:

Pertama, manusia dapat mengetahui apa itu arti hidup secara sosial dan membantu membuka lebar pemikiran yang dimiliki oleh manusia. Melakukan kegiatan nongkrong membuat manusia sadar bahwa ia tidak bisa hidup sendiri dan bagaimana cara menghargai satu sama lain dengan bercerita dan merencanakan suatu kegiatan yang akan dilakukan bersama.

Kedua, manusia dapat menjaga kesehatan mentalnya. Mengapa demikian? Setiap manusia pasti memiliki permasalahan dalam hidupnya dan juga manusia memiliki batas kekuatan dalam menahan permasalahan yang terjadi dihidupnya. 

Maka dari itu, manusia harus mengeluarkan permasalahannya dengan cara lisan. Manusia juga tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dan jika masalah tersebut selalu dipendam, lama kelamaan akan berpengaruh kepada kesehatan mental. Lalu apa yang harus dilakukan manusia supaya kesehatan mentalnya tidak rusak? Manusia haruslah saling bercerita tentang masalahnya kepada teman atau keluarganya. 

Nah, ketika melakukan kegiatan nongkrong manusia pasti bercerita tentang permasalahannya satu sama lain dan saling memberi saran atas permasalahan yang sedang dihadapi. Hal tersebut membuat kesehatan mental manusia bisa tetap dijaga, karena menurut saya ketika manusia sudah berani berbicara akan masalahnya hal tersebut akan membuat perasaan lega bagi diri mereka dan merasa damai.

Ketiga, manusia dapat menemukan ide dan inspirasi ketika ingin membuat sebuah bisnis ataupun membuat sebuah karya. Hal itu sangat mungkin terjadi karena ketika melakukan kegiatan nongkrong kita bisa jadi bertemu dengan suasana baru yang berbeda dengan hal yang ada di rumah. 

Mendapat suasana baru dapat memicu ide-ide kreatif muncul, juga ketika bertemu teman atau orang lain pada saat nongkrong kita bisa mendapat pengalaman baru dari cerita dan pengalaman yang mereka ceritakan. Hal itu akan sangat membantu dalam meningkatkan pemikiran dan ide-ide kreatif dalam diri kita. Karena pada saat melakukan kegiatan nongkrong, kita pasti akan berbagi pengalaman satu sama lain. Tidak sedikit juga kita bisa menemukan partner bisnis atau project yang akan kita lakukan.

Itulah tiga hal yang menurut saya akan kita dapatkan ketika kita melakukan kegiatan nongkrong. Namun, tentu saja kita bisa mendapat sesuatu hal yang lebih pada saat kita melakukan nongkrong, itu tergantung kepekaan yang dimiliki oleh permasing-masing orang. 

Tulisan ini merupakan sebuah opini yang saya ingin sampaikan. Jika kalian memiliki pendapat lain jangan sungkan untuk mengutarakannya di kolom komentar ya. Saya tunggu kritik dan saran dari kalian. Sampai ketemu di tulisan selanjutnya.

Salam damai semua :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun