– Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno
Mengutip pernyataan dari Presiden pertama Republik Indonesia ini, beliau dengan tegas mengatakan bahwa berkumpul dan berbicara tentang bangsa dan negara itu penting. Penting untuk melihat kekurangan negara dan penting memberi solusi dari kekurangan yang dilihat. Namun, bukan berarti menjadi kutu buku merupakan sesuatu hal yang salah.Â
Saya selalu beranggapan bahwa, sebelum kita bisa berbicara panjang dan lebar tentu diperlukan pondasi literatur di dalamnya. Nah, membentuk pondasi ini diperlukannya sebuah skill membaca. Namun, kita tidak akan terlalu dalam pada perdebatan si kutu buku dengan si tukang diskusi. Karena membahas dua hal tersebut sangat melelahkan.
Kalian pasti bertanya-tanya apa hubungannya pernyataan Ir. Soekarno dengan kegiatan nongkron?
Saya mengutip pernyataan Ir. Soekarno diatas hanya menjadi dasar penunjang dari argumen yang akan saya sampaikan. Mengapa nongkrong merupakan warisan Indonesia? Pernahkah kalian berpikir bahwa nongkrong merupakan warisan Indonesia? Atau pernahkah kalian berpikir bahwa kegiatan nongkrong bukan kegiatan yang membuang-buang waktu? Saya yakin, sebagian dari kalian menganggap bahwa nongkrong adalah kegiatan yang tidak penting dan membuang-buang waktu. Sebagian lagi menganggap bahwa kegiatan nongkrong penting untuk dilakukan karena berpengaruh pada kesehatan mental.
Nongkrong merupakan warisan dari Indonesia. Sejak dahulu masyarakat Indonesia senang dengan hal-hal yang berbau tentang perkumpulan, berkumpul, dan bercerita. Tidak bisa dipungkiri bahwa, segala jenis kalangan umur melakukan hal tersebut. Kalau kita lihat bahwa, anak muda selalu berkumpul di salah satu rumah temannya dan bermain bersama, selesai mereka bermain mereka lantas duduk bersama dan bercerita tentang permainan yang sudah dimainkan.Â
Kadang kala, mereka juga saling bersenda gurau dengan mengolok-ngolok satu sama lain. Beda halnya dengan orang tua, jika mereka berkumpul mereka akan bercerita tentang kisah-kisah nostalgia yang pernah dahulu kala mereka lakukan bersama. Menarik bukan? karena nongkrong tidak mengenal usia.
Ditambah dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh Ir. Soekarno yang telah disampaikan diatas, membuat munculnya golongan-golongan masyarakat yang senang berkumpul dan berdiskusi bersama. Jika melihat masa modern ini, kegiatan diskusi tidak hanya dilakukan pada saat forum yang bersifat formal. Namun, bisa dilakukan dimana saja, misal di tempat kopi, di pinggir pantai, dan masih banyak tempat lainnya. Juga berdiskusi di jaman modern ini bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa melihat formalitas ataupun tidak.Â
Kegiatan nongkrong sendiri merupakan sebuah bentuk diskusi yang bersifat informal. Mengapa demikian? Karena diskusi ini dilakukan oleh kelompok-per-kelompok teman. Juga bahasannya tidak memulu tentang negara, namun pembahasannya bisa melingkupi segala lini kehidupan manusia.
Hal tersebut yang membuat kegiatan nongkrong ini sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia. Jika masih belum jelas, saya akan memberikan pembabakan jaman mengapa nongkrong itu merupakan warisan Indonesia.Â
Pada masa penjajahan Indonesia, mengapa perlawanan bisa terjadi karena diawali dengan adanya kegiatan berkumpul yang dilakukan masyarakat Indonesia.