Mohon tunggu...
Chandra Kosasi
Chandra Kosasi Mohon Tunggu... -

Pemula....

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Membaik, Pemerintah Dihujat?

14 Januari 2011   08:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:36 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Saya merasa sangat risih sekali dengan berbagai pendapat politikus dan pendapat para pembacanya tentang kondisi perekonomian di Indonesia yang selalu digambarkan seperti sebuah bencana besar. Kemiskinan semakin tinggi? kehidupan di Indonesia yang semakin parah? Pemerintah yang sudah gagal? Pemerintah pembohong besar? Si miskin semakin sulit hidupnya? dan lain-lain yang semuanya negatif melulu, dan kemudian ditambahkan dengan sikap pesimistis yang destruktif dan sama sekali tidak menunjukan semangat berbangsa yang membangun!

Dalam kerangka berpikir saya, semua pendapat itu kebanyakan adalah sikap yang hanya mendramatisir masalah dengan segala intuisi yang ada dalam pikirannya, dan kemudian intuisi tersebut diterjemahkan dalam tulisan seolah-olah itu adalah FAKTA? kita seolah-olah hidup dalam dunia yang sedemikian jeleknya dan ternyata dunia itu adalah ciptaan alam pikiran kita sendiri, mari lihat lagi! Kita lihat fakta berikut yang saya yakin bukan termasuk dari salah satu kebohongan yang ditudingkan :

1. Cadangan Devisa tertinggi, 96,2 milyar USD, terbesar dalam sejarah. Cadangan Devisa besar itu berarti mencerminkan posisi indonesia yang semakin kuat dan stabil dimata investor asing dan lokal. Bank Indonesia mempunyai otot yang lebih kekar untuk 'menghajar' para spekulan mata uang dan dana asing yang masuk sedemikian derasnya pun bisa dijinakkan.

2. Ekspor kita tertinggi dalam sejarah, lebih dari USD 150 milyar. Ini berarti sektor riil atau sektor industri bisa produksi lebih banyak, artinya membutuhkan bahan baku dan sumber daya lebih banyak, artinya lagi ekonomi semakin bergairah dan penyerapan sumber daya manusia pun juga akan membaik yang ujungnya meningkatkan taraf hidup orang banyak.

3. Kurs Rupiah yang jauh lebih stabil satu tahun terakhir ini, walaupun digempur oleh dana asing yang masuk ke Indonesia ataupun dana keluar. rentang pergerakan rupiah sempit, terukur dan resiko rendah. rentang pergerakan rupiah antara 8.900 sampai 9.250 ini berdasarkan pengamatan saya sendiri. (silahkan koreksi jika keliru)

4. Pertumbuhan ekonomi kita tahun 2009 adalah tertinggi ke-3 didunia setelah china dan India, dan tahun 2010 lalu diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita 6%, ini artinya lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan eropa dan amerika.

5. Pendapatan perkapita penduduk Indonesia pada tahun 2009 adalah USD 2,590 dan pada tahun 2010 sudah mendekati USD 3.000? nah perlu gak nih dijelaskan apa dampaknya jika pendapatan perkapita tinggi?

6. Penjualan Mobil secara nasional tertinggi dalam sejarah : 763.761 unit, naik 57,1%! dibanding tahun 2009.

7. Penjualan Sepeda motor tahun 2010 : 7.398.644 unit atau naik 25,7% dibanding tahun 2009.

8. Penjualan Alat berat tahun 2010 adalah yang tertinggi dalam sejarah, lebih dari 10rb unit. (data detail belum ada). penjualan alat berat ini jika tumbuh maka industri Indonesia yaitu : pertambangan, perkebunan, kehutanan dan infrastruktur berkembang, semua industri tersebut adalah industri utama yang membawa begitu banyak industri turunannya. ada 'Multiplier Effect' dari perkembangan industri ini.

Saya bukan ekonom, tapi dengan melihat kedelapan FAKTA diatas, saya yakin perekonomian Indonesia berkembang lebih baik dan itu bertentangan dengan segala pendapat pesimistis yang ada saat ini.

Untuk mencapai kondisi diatas, pemerintah sudah berhasil melakukan perbaikan yang sifatnya fundamental, Bank Indonesia yang bebas dari intervensi pemerintah, dan terutama adalah pemerintah yang tidak mau berkompromi dengan pengusaha besar dan lebih memihak kepentingan Negara secara luas. Integritas seperti ini yang hilang dimasa Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, dan Bu Mega.

Jadi Intinya! (menurut saya) Pemerintah sudah 'on the track', jika ada kekeliruan data yang disampaikan dan ada perbedaan asumsi dalam perhitungan variabel makro, maka ITU BUKAN KEBOHONGAN.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun