Puan perihal tulisanmu yang jelita...
aku ingin sekali percaya, namun raguku masih kelimpungan...
Bukan kepadamu.. Tetapi kepada diriku sendiri..
Masih banyak yang perlu dibenahi disini (hati)..
Jika hanya jika engkau bersedia.. Mari kita tumbuh bersama..
Tanpa harus bertaruh lagi, tanpa harus berupaya, tanpa harus meyakinkan..
Kita rancang atap-atap yang kokoh..
Aku tahu sayang yang aku punya lebih besar dari kepalan tangan malaikat..
Sehingga jika ia jatuh pada tangan kecil manusia licik ..
Aku juga akan ikut luruh dalam ombak yang ganas..
Tetapi  ku perhatikan suaramu.. Jujur sekali, seperti kilauan berlian putih berawan..
Begitu memukau akupun takluk..
Semakin mendekat aku semakin beranjak tunduk..
puan yang manis.. Aku ingin sekali paham rasanya merawat..
Jadi jika ini yang dibutuhkan, seperti membunuh segala takutku..
Maka akan ku lakukan lagi, akan ku coba taklukan bising-bising dikepala..
Sampai pada masanya kita akan berpegangan dengan teguh..
Mencintaimu secara utuh, aku berlari dalam pelukmu..
Doa baikku akan selalu menyertaimu puan..
Semoga dalam proses ini, engkau bersedia untuk betumbuh bersama ..
Menerima segala resah , dan saling bantu untuk berdiri tegak..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H