Masa kanak-kanak adalah periode paling penting bagi perkembangan otak dan mental anak. Di masa ini, mereka belajar dan menyerap berbagai informasi dengan sangat cepat, meniru di lingkungan sekitar, termasuk dalam proses belajar. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk menjaga psikologi anak dalam belajar agar mereka dapat berkembang dengan optimal.Â
Psikologi sebagai salah disiplin ilmu juga meneliti masalah jiwa dan aktivitas psikologis seseorang dalam kaitannya dengan pendidikan sebagai interaksi adalah disiplin yang cukup penting dalam memeriksa masalah yang mengganggu atau mendukung jiwa siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dengan memahami keadaan mental siswa maka guru dapat mengatur dan berusaha mencari solusi atas masalah tersebut, sehingga untuk hal ini, sepatutnya seorang guru perlu memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang psikologi pendidikan sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif dan terarah (Hamdan & Juwita, 2020).
Di dalam lingkungan sekolah untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam proses pendidikan maka psikologi pendidikan ikut turut ambil bagian dalam hal tersebut. Di utamakan para pendidik memiliki profesionalisasi dalam menghadapi masalah pembelajaran dimana ada salah satu siswa yang memiliki gangguan mental atau psikis. Agar menjadi lebih optimal dalam menerima pembelajaran. Karena tidak hanya memberikan pembelajaran akademik namun pendidikan karakter di lingkungan sekolah juga sangat penting. Keberhasilan di dalam dunia pendidikan salah satunya adalah guru atau pengajar, seorang pengajar harus mengetahui cara-cara bagaimana mengajar yang baik dan benar supaya siswa dapat menerima informasi secara aktual (Nurjanah et al., 2023).
Psikologi pendidikan dapat digunakan dalam megetahui segala permasalahan ataupun penyimpangan yang ada di psikis siswa. Psikologi anak yang sehat dan stabil merupakan fondasi utama bagi keberhasilan belajar. Saat anak merasa aman, nyaman, dan dihargai, mereka akan lebih mudah untuk fokus, menyerap informasi, dan terlibat aktif dalam proses belajar. Sebaliknya, anak yang mengalami tekanan, kecemasan, atau depresi akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan belajar dengan efektif. Hal ini dapat menghambat perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.
Sumber informasi yang dari KOMPAS.com terkait maraknya kasus bullying atau perundungan yang terjadi di sejumlah sekolah di Indonesia. Diantaranya terdapat pada salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jawa Tengah, terkait tiga siswa SMP yang menganiaya seorang siswi teman sekelas. Dikarenakan korban tersebut ternyata seorang berkebutuhan khusus. Tindakan tersebut telah membuat keresahan di lingkungan sekolah. Sampai orang tua korban rela untuk tidak bekerja demi mencurahkan kasih sayang ke korban dari rasa trauma. Para pelaku perundungan tersebut di minta untuk didampingi ke guru konseling maupun psikolog. Agar mencegah terjadinya kasus perundungan di tempat lain dan kedepannya tidak terdapat hal demikian.
Dari sebuah kasus yang kurang menyenangkan dimana terjadi perundungan siswi SMP oleh teman sekelasnya dapat kita ambil titik masalah yaitu mengenai kondisi psikis yang bermasalah oleh pelaku perundungan tersebut. Oleh karenanya pelaku perundungan tersebut seharusnya segera di berikan pengarahan oleh guru konseling atau psikolog. Tujuannya agar si pelaku dapat perbaiki secara mental dan karakternya. Agar tidak menimbulkan masalah yang sama di lain tempat. Sedangkan dari pihak korban agar segera  diperhatikan dan diberi penanganan secara khusus dengan memberikan kasih sayang secara penuh oleh orang tuanya supaya cepat mereda dari rasa trauma yang ada di dalam dirinya.
Menjaga Psikologi Anak dalam Belajar: Fondasi Keberhasilan Masa Depan
Masa kanak-kanak merupakan periode krusial bagi perkembangan otak dan mental anak. Di masa ini, mereka belajar dan menyerap berbagai informasi dengan cepat, termasuk dalam proses belajar. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk menjaga psikologi anak dalam belajar agar mereka dapat berkembang dengan optimal.
Mengapa Psikologi Anak Penting dalam Belajar?
Psikologi anak yang sehat dan stabil merupakan fondasi utama bagi keberhasilan belajar. Saat anak merasa aman, nyaman, dan dihargai, mereka akan lebih mudah untuk fokus, menyerap informasi, dan terlibat aktif dalam proses belajar.
Sebaliknya, anak yang mengalami tekanan, kecemasan, atau depresi akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan belajar dengan efektif. Hal ini dapat menghambat perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.
Berikut Beberapa Tips Menjaga Psikologi Anak dalam Belajar:
1. Ciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman:
- Pastikan anak memiliki tempat belajar yang tenang, bebas dari gangguan, dan memadai.
- Gunakan dekorasi dan alat belajar yang menarik dan menyenangkan bagi anak.
- Buatlah rutinitas belajar yang konsisten dan fleksibel sesuai kebutuhan anak.
2. Bangun Rasa Percaya Diri dan Motivasi Belajar:
- Berikan pujian dan dorongan atas usaha dan kemajuan belajar anak.
- Hindari membandingkan anak dengan orang lain.
- Bantu anak untuk mengenali dan mengembangkan potensi diri mereka.
3. Terapkan Metode Belajar yang Menyenangkan dan Interaktif:
- Gunakan berbagai metode belajar yang sesuai dengan gaya belajar anak.
- Libatkan anak dalam aktivitas belajar yang kreatif dan menyenangkan.
- Berikan kesempatan kepada anak untuk belajar sambil bermain.
4. Jalin Komunikasi yang Terbuka dan Efektif:
- Dengarkan dengan penuh perhatian saat anak menceritakan tentang pengalaman belajarnya.
- Berikan ruang bagi anak untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya.
- Bantu anak untuk memecahkan masalah belajarnya dengan cara yang positif.
5. Perhatikan Kebutuhan Emosional dan Fisik Anak:
- Pastikan anak mendapatkan waktu istirahat dan tidur yang cukup.
- Berikan makanan yang sehat dan bergizi untuk menunjang konsentrasi belajar.
- Luangkan waktu untuk bermain dan bersantai bersama anak.
Menjaga psikologi anak dalam belajar bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan kerjasama dan komitmen dari orang tua, guru, dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses belajar anak. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, anak akan lebih siap untuk meraih prestasi dan mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H