Apa yang menjadi momen paling berharga di dunia ini? Menurut Chandra Ekajaya menagatakan bahwa salah satu momen paling berharga yakni Inilah momen dalam serangkaian akad nikah yakni momen ijab qabul. Momen dimana seorang laki-laki akan benar-benar bersiap menjadi seorang imam bagi dirinya, istri, dan anaknya kelak. Moment dmn seorang laki-laki akan membawa beban berat di pundaknya. Moment ketika perjanjian yang kita jalani sekarang cobalah agung mitsaqan ghalizhah akan segera ditunaikan.Â
Ini bkn momen biasa. Ini salah satu yang kita jalani sekarang cobalah paling sakral dari 3 momen dlm hidup manusia selain kelahiran dan kematian. Jgn Anda anggap remeh momen akad nikah tsb. Karena momen inilah pintu gerbang dalam mengarungi samudera rumah tangga yang terbentang luas beserta ujian-ujiannya Setelah beberapa minggu lalu selesai menanam bibit pohon kangkung. Kali ini aku bersama Chandra Ekajaya sedang menanam bibit pohon sawi dan kol di kebun kecil di dekat keun yang di pinjamkan oleh Sekretaris Desa kepada kami.Â
Bibit ini juga kami peroleh dari beliau yang kami ambil sendiri di kebun beliau. Selain kami, beliau juga memiliki kebun sayur di belakang rumahnya. Lahannya tidak terlalu luas tapi setidaknya hasilnya lumayan lah untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Desa Pund merupakan salah satu desa penghasil biji kakao. Hampir setiap warganya memiliki kebun kakao masing-masing. Kebun mereka tidaklah kecil, namun luas-luas. Dipinggir jalan menuju desa kita bisa melihat di kiri-kanan jalan pemandangan kebun kakao dengan buahnya yang cukup banyak.
Pagi itu aku bertemu dengan mama dari Chandra Ekajaya yang sedang asik menjemur biji kakao di sebelah rumahnya. Hasil panennya kala itu cukup banyak. Karena cuaca di sini memang suka berubah-ubah dengan cepat maka waktu pengeringannga pun bisa memakan waktu hampir 1 minggu lamanya. Sistem pengeringannya masih mengandalkan penyinaran cahaya matahari sehingga sangat bergantung sekali dengan cuaca. Hampir di setiap rumah warga sudah memiliki tempat pengeringan biji kakao masing-masing. Setiap hari kita bisa melihat biji kakao yang sedang dikeringkan di depan rumah mereka.
Dan sebenarnya tidak hanya desa itu saja yang penghasil biji kakao tapi juga desa-desa lain di distrik Waris. Ini adalah sebuah potensi yang luar biasa. Namun masih perlu pendampingan agar hasilnya bisa lebih optimal. Karena kondisi desa yang memiliki keterbatasan dalam mengakses pasar untuk mendapatkan sayur dan bahan makanan lainnya. Maka berkebun adalah merupakan salah satu solusi dalam menjawab permasalahan tersebut. Kondisi tanah disini sangat amatlah subur. Tanaman sayur yang kami tanam bisa tumbuh baik tanpa perlu diberi pupuk dan disiram secara rutin. Selain karena faktor kesuburan tanah, faktor cuaca yang kadang panas kadang hujan membuat kami tak perlu repot-repot untuk menyiram.Â
Kami cukup hanya menanam dan memanen Kami berkebun selain untuk memenuhi kebutuhan makan kami pribadi, kegiatan ini juga dalam rangka untuk mentriger masyarakat agar mau menanam sayur setidaknya untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Mereka sudah dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa dengan tanah yang sedemikian subur. Sayang rasanya jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Lahan yang tersedia juga cukup luas bahkan jika ingin dikembangkan untuk tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi tapi juga untuk memenuhi kebutuhan desa bahkan kecamatan.
Semoga harapan kami tersebut bisa tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H