Indonesia Dorong Percepatan Pembangunan Nuklir: 29 Lokasi Jadi Pilihan Utama
Nuklir merupakan suatu zat kimia atau peralatan untuk perang khusus nya dalam suatu negara untuk menghapuskan para penjajahan.
Nuklir adalah istilah yang berkaitan dengan inti atom dan energi yang dihasilkan dari proses-proses yang melibatkan inti tersebut. Ada dua proses utama dalam nuklir, yaitu fisi dan fusi. Fisi adalah pemecahan inti atom berat, seperti uranium atau plutonium, menjadi inti yang lebih kecil, yang menghasilkan energi dalam jumlah besar. Proses ini banyak digunakan dalam pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk menghasilkan listrik secara efisien tanpa emisi karbon langsung, tetapi juga menjadi dasar dari senjata nuklir. Sementara itu, fusi adalah penggabungan inti atom ringan, seperti hidrogen, menjadi inti yang lebih berat, menghasilkan energi yang lebih besar lagi dan menjadi fokus pengembangan energi bersih masa depan. Selain sebagai sumber energi, teknologi nuklir memiliki aplikasi luas, mulai dari pengobatan kanker dalam bidang medis, inspeksi material dalam industri, hingga pemuliaan tanaman dalam pertanian. Meski menawarkan banyak manfaat, energi nuklir juga menghadirkan tantangan besar, seperti risiko kecelakaan, pengelolaan limbah radioaktif, dan potensi penyalahgunaan untuk senjata.
Pemerintah merencanakan percepatan pemanfaatan energi nuklir di Indonesia mulai tahun 2032. Dewan Energi Nasional (DEN) mencatat, terdapat 29 lokasi yang paling potensial untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tersebut.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengungkapkan, bahwa berkenaan dengan nuklir, ini adalah langkah terobosan yang harus kita ambil. "Di DEN, hal ini telah dibahas secara serius. Targetnya, pada 2032, energi nuklir sudah bisa jalan," kata Bahlil, dikutip Kamis (2/1/2025).
Sebelumnya, dalam lawatan ke beberapa negara bulan November lalu, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan komitmennya menjadikan nuklir sebagai bagian dari diversifikasi sumber energi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan kebutuhan energi nasional di masa mendatang.
Keseriusan pemanfaatan nuklir ini ditunjukkan pemerintah dengan penyelesaian penyusunan rancangan Peraturan Presiden (R-Perpres) tentang Komite Pelaksana Program Energi Nuklir (KP2EN).
"Pembentukan Komite Pelaksana Program Energi Nuklir telah kami susun dalam draft R-Perpres. Sosialisasi dan diskusi terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) juga telah dilakukan sebagai bagian dari transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060," ujar Bahlil.
Pemanfaatan nuklir, menurut Bahlil, tidak hanya bertujuan untuk memperluas bauran energi terbarukan, tetapi juga untuk menurunkan biaya pokok penyediaan listrik (BPP). Langkah ini dinilai mampu memberikan solusi atas tantangan energi di masa depan.
Anggota DEN, Agus Puji Prasetyono mengaku bahwa pihaknya telah memetakan sejumlah potensial untuk dibangun PLTN. Setidaknya terdapat 29 lokasi potensial dari Sumatra hingga ke Papua untuk dibangun PLTN.
"Jadi kita sudah study ya namanya ya, ada sekitar 29 potensial untuk kita bangun energi nuklir, yang semuanya itu nanti total adalah 45-54 gigawatt. Itu pada daya-daya tertentu yang umumnya itu di luar Jawa untuk menumbuhkan ekonomi Indonesia Tengah dan Indonesia Timur," ujarnya dalam acara Anugerah DEN 2024, dikutip Jumat (27/12/2024).