Sewaktu membaca salah satu majalah ternama di negeri ini, saya melihat sebuah argumen yang isinya: "Bila anda tidak menggunakan hak pilih, maka tidak berhak protes selama lima tahun atas kinerja penyelenggara negara." Pada awalnya memang terdengar mengancam, namun itu ada benarnya, dan jika anda termasuk orang yang setuju dengan tindakan yang enggan melaksanakan hak politiknya, maka anda tidak berperan aktif dan dapat dikatakan bahwa anda semata-mata menjadi penonton/objek kebijakan pemerintah.
Dalam UU tentang Pemilu yakni UU no 10/2008, disebutkan di pasal 19 ayat 1 bahwa: "WNI yang pada hari pemungutan suara telah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memiih." Dengan demikian, saya akan memiliki hak pilih dalam pesta demokrasi mendatang di Pemilu 2014, karena pada dasarnya memilih dan dipilih sebagai pemimpin bangsa harus didasari pemahaman bahwa kita memilih karena kita adalah warga negara.
Jika kita menghendaki perubahan, maka kita perlu menjauhi pragmatisme politik maupun politik transaksional agar kita bisa memilih dengan lebih kritis, cerdas, dan rasional. Dengan cara memahami rekam jejak hidup dan pengalamannya, bukan sekedar karena popularitasnya. Sebagai pemilih pemula yang berusaha memahami alur politik, salah satunya dengan cara melihat kinerja kabinet pemerintahan, yang ternyata menurut saya ada beberapa hal yang perlu lebih ditingkatkan yakni adalah kinerja nyata dan transparansi kebijakan. Sebagaimana argumen salah satu kader partai yang tadi malam saya simak, bangsa ini memang merindukan tahun kinerja, bukan sekedar pencitraan, dan harapannya dimulai di 2014. Oleh karena itu, saya coba menyampaikan opini saya mengenai susunan dan komposisi jabatan di kabinet periode 2014, sebagai berikut:
1. Tiga kementrian koordinator dihapuskan, dengan maksud lebih mendorong dan menstimulasi kinerja di masing-masing kementrian
2. Peleburan beberapa Kementrian, seperti:Â Sosial dan Agama, Perumahan Rakyar dan PDT, Pendidikan dan Ristek, Kebudayaan dan Pariwisata, Perindustrian dan Koperasi-UKM, Perhubungan dan Pekerjaan Umum, Dalam Negeri dan Pemberdayaan Aparatur Negara
3. Mengharapkan komunikasi politik antara Banteng dan Garuda agar tetap solid dan bergotong royong untuk menuju Indonesia Baru
4. Presiden: Joko Widodo, Wakil Presiden: Prabowo Subianto, dengan susunan Kabinet Pemerintahan:
Kementerian
1
Sekretaris Negara
Yusril Ihza Mahendra
2
Dalam Negeri + PAN
Akbar Faisal
3
Luar Negeri
Dino Pati Djalal
4
Pertahanan
Pramono Edhie Wibowo
5
Hukum dan HAM
Mohammad Mahfud MD
6
Keuangan
Faisal Basri
7
Energi dan SDM
Karen Agustiawan
8
Badan Usaha Milik Negara
Dahlan Iskan
9
Perindustrian + Koperasi-UKM
Chairul Tanjung
10
Perdagangan dan Ekonomi Kreatif
Gita Wirjawan
11
Pertanian
Anak Agung Gede Agung
12
Kehutanan
Zulkifli Hasan
13
Lingkungan, Kelautan dan Perikanan
Tri Rismaharini
14
Perhubungan dan Pekerjaan Umum
Emirsyah Satar
15
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Teten Masduki
16
Kesehatan
Nafsiah Mboi
17
Sosial dan Agama
Yenny Wahid / Din Syamsuddin
18
Pendidikan, Riset dan Teknologi
Anies Baswedan
19
Komunikasi dan Informatika
Ruby Alamsyah
20
Kebudayaan dan Pariwisata
Tjokorda Gde Raka Sukawati / Putu Supadma Rudana
21
Pemberdayaan Perempuan dan PA
Puan Maharani
22
Pembangunan dan Perumahan Rakyat
Djarot Saiful Hdayat
23
Pemuda dan Olahraga
Maruarar Sirait
Pejabat Setingkat Menteri
24
Sekretaris Kabinet
Tjahjo Kumolo
25
Juru Bicara Dalam Negeri
Effendi Ghazali
26
Juru Bicara Luar Negeri
Desi Anwar
27
Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan
Andrinof Chaniago
28
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Chatib Basri
29
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Rustriningsih
30
Kepala Badan Intelijen Negara
Tito Karnavian
Untuk kondisi KPK sendiri perlu semakin dikuatkan dan saya melihat adanya potensi kerjasama yang baik antara Abraham Samad dengan Moh. Mahfud MD.
Selain tokoh-tokoh diatas tentunya masih ada beberapa opsi lain yang potensial, seperti
Artidjo Alkostar sebagai Jaksa Agung/ Ketua Makhamah Konstitusi untuk mengembalikan wibawa MK di mata publik. Erwin Aksa (9), Sandiaga Uno (10), Rusdi Kirana (14), AA Puspayoga (20), Rieke Dyah Pitaloka (21), Dede Yusuf (22), Fadli Zon (24), Pramono Anung / Yuddy Chrisnandi (25) , Komjen Pol Nanan Sukarna (30),
Penasihat-penasihat politik: Megawati, Jusuf Kalla, Surya Paloh.
Tentunya menjelang bulan Maret-April sendiri, peta komunikasi politik akan selalu berubah dan cukup menarik untuk diikuti. Opini diatas adalah pandangan saya sebagai pemilih pemula.
Referensi saya dalam melihat rekam jejak beliau-beliau adalah melalui
http://profil.merdeka.com/ , http://id.wikipedia.org/, http://www.tokoh.web.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H