Mohon tunggu...
Chandra RayDaffandi
Chandra RayDaffandi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

masih mahasiswa, saya disuruh dosen nulis artikel di sini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kok Bisa Budaya Asli Negara Kita Diklaim Negara Lain?

10 November 2022   22:52 Diperbarui: 10 November 2022   23:14 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebudayaan juga merupakan warisan leluhur dan juga salah satu identitas nasional dari suatu negara. Di dunia ini tidak ada satu-pun negara yang tidak memiliki kebudayaan, meskipun luas dari suatu negara tersebut sangatlah kecil maka tidak mungkin kalau negara tersebut tidak memiliki 1 kebudayaan sama sekali. 

Kebudayaan tentunya juga menjadi sebagai ciri khas dari suatu negara, dimana negara-negara di dunia ini memiliki berbagai macam kebudayaan yang berbeda dan tidak dimiliki oleh negara lain. Sebagai identitas negara kita sepatutnya harus mempertahankan warisan budaya agar tidak pudar ataupun diklaim oleh negara lain karena tidak kita lestarikan. 

Negara kita tentunya memiliki beragam budaya, salah satunya adalah reog yang berasal dari kota Ponorogo. Beberapa tahun silam ada sebuah kejadian dimana budaya reog ini di klaim oleh negara lain. 

Reog adalah suatu kesenian tradisional yang berasal dari kota Ponorogo, Jawa. Menurut cerita rakyat yang beredar reog ponorogo sudah ada sejak pemerintahan kerajaan Kediri pada abad XI. Biasanya satu grub reog terdiri dari seorang warok tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. 

Jumlahnya berkisar dari 20 sampai 30-an orang, peran sentral terdapat di pemeran warok dan pembarongnya. Tokoh-tokoh pemain reog Ponorogo adalah Warok, Jathil, Barongan (Dadak Merak), Klono Sewandono, dan Bujang Ganing (Ganongan). 

Warok adalah pasukan yang berlandaskan kebenaran di dalam pertarungan antara yang baik dengan penjahat dalam cerita kesenian reog. Warok tua disini adalah sebagai tokoh pengayom, sedangkan warok muda adalah warok yang masih dalam tahap mencari ilmu, Jathil adalah prajurit berkuda, Barongan (Dadak Merak) adalah peralatan tari yang memiliki ukuran 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya nyaris 50 kg, 

Klono Sewandono adalah raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan yakni cemeti yang digunakan untuk melindungi dirinya, Bujang Ganong (Ganongan) adalah salah satu tokoh enerjik dan lawak serta memiliki ilmu bela diri. Kesenian reog Ponorogo selalu diiringi dengan seprangkat musik gamelan.

Lalu mengapa reog Ponorogo bisa diklaim olah negara Malaysia? tentunya banyak dari kita bertanya-tanya mengapa kesenian legendaris asli negara Indonesia bisa sampai diakui oleh negara Malaysia. Hal ini tentunya bukan karena negara Malaysia tidak memilki budaya yang bisa mereka daftarkan ke UNESCO.

Tetapi karena dahulu kala para penduduk Ponorogo pernah migrasi ke Malaysia tentunya semakin tahun makin banyak pula penduduk yang migrasi ke negara Malaysia, yang awalnya hanya puluhan orang bisa menjadi ribuan orang. Perpindahan mereka ke Malaysia tentunya juga membawa kesenian reog ke Malaysia, maka dari itu negara Malaysia bisa saja mengakui reog sebagai warisan budaya mereka. 

Tetapi sebenarnya masih banyak lagi kebudayaan kita yang akan di klaim oleh negara lain. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa seharusnya selalu mengupayakan untuk melestarikan budaya negara kita agar tidak di klaim oleh negara lain lagi. 

Banyak dari kebudayaan-kebudayaan kita yang patutnya kita lestarikan karena semakin berkembangnya zaman kebudayaan kita semakin tergempur oleh kebudayaan oleh negara lain, seperti kebudayaan dari negara Korea, Amerika, dan negara-negara lainnya. Kita bisa menerima budaya baru dari negara lain, tetapi kita juga harus ingat bahwa kita juga memiliki budaya yang harus dilestarikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun