Mohon tunggu...
Chandra Miharsa
Chandra Miharsa Mohon Tunggu... -

berusaha jadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pencemaran Suara di Tempatku Makin Parah

9 Mei 2011   02:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:56 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berasal dari desa. Kini tinggal di kota yang sedikit lebih besar dari desa asalku. Kalau dulu saya hanya bisa mendengar suara jengkerik dan air sungai, kini kuping saya dijejali suara dari berbagai sumber. Terutama kendaraan sepeda motor. Tak ketinggalan suara berisik dari rumah ibadah tak jauh dari tempat tinggalku. Di tempatku dulu berisik dari rumah ibadah tidak separah di sini. Disini sepertinya tiap rumah ibadah yang letaknya saling berdekatan berlomba menampilkan suara paling kencang. Ada saja acaranya (saya nggak tahu acara apa saja sebab saya memang tidak seagama dengan mereka). Apakah memang rumah ibadah itu harus pakai pengeras suara untuk memanggil umatnya? Bukankah sekarang tiap RT atau RW sudah ada rumah ibadah. Tanpa dipanggil dengan pengeras suara pun pasti dengar. Saya ingat di daerah Malang waktu saya kuliah dulu ada rumah ibadah kecil yang nggak pakai pengeras suara. Dan jamaahnya tetap ramai tuh. Tapi memang kalau rumah ibadahnya agak besar, sulit kalau nggak pakai pengeras. Nah kalau ini saya bisa maklum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun