Indonesia, sejak itu pula kehidupan sosial seakan terhenti. New Normal pun tak semerta-merta mengembalikan semuanya. Meskipun sudah mulai berpergian, kebebasan sebelum pandemi belum benar-benar kembali.
Lima belas bulan sejak kasus covid-19 pertama kali masuk keBagi yang merasa diri introvert saja pandemi sudah membuat muak bukan kepalang, apalagi untuk yang merasa tak bisa sehari saja diam dirumah. Tak terbayang betapa susahnya. Namun setidaknya ada satu hal yang dapat membantu mengatasi kesulitan itu: Travel Vlog.
Saya sendiri pada awalnya adalah orang yang skeptis dengan konten jalan-jalan. Jika membuka Youtube, saya lebih menyenangi konten talkshow entah apapun topiknya. Namun sejak pandemi, semua berubah.Â
Konten Travel Vlog menjadi tontonan sehari-hari. Tidak hanya bagian enaknya, saya juga tertarik menonton/membaca persiapan di balik sebuah kegiatan jalan-jalan yang indah: budgeting, planning, sampai hal-hal repot yang tak diduga seperti ditahan di imigrasi, misalnya.Â
Bahkan Google pun sampai tahu tentang kebosanan dan minat saya untuk pergi jalan-jalan, sampai-sampai iklan yang muncul di media sosial adalah tentang penjualan tiket hotel dan pesawat.
Minat ini tumbuh perlahan. Saya tidak yakin apakah ini karena kebosanan yang bertumpuk atau video Youtube Pangeran Mingguan: Jarang Panik Karena Sering Piknik.Â
Isi konten tersebut kurang lebih membahas mengenai pengalaman seorang travel vlogger, Marischka Prudence. Salah satu kalimat yang mengena ketika beliau mengatakan bahwa jalan-jalan adalah salah satu bentuk investasi memori.
Sejak saat itu, saya mulai mengikuti kontennya dan beberapa travel vlogger lain, salah satunya adalah Wira Nurmansyah. Videonya yang pertama kali saya tonton adalah saat beliau berjalan-jalan sendiri di kota London. Menonton video itu, saya seolah sedang ikut berjalan-jalan di Kota London.
Perlahan, Youtube terus membaca minat saya yang sedang tumbuh, sehingga terus disuguhkan konten serupa. Saya baru sadar bahwa ternyata banyak sekali content creator yang saya ikuti sejak lama juga membuat konten serupa, namun saya abai.Â
Sebut saja: Kevin Hendrawan, Pandji Pragiwaksono, Arief Muhammad, hingga Raffi Ahmad. Bersama mereka, saya berjalan-jalan menyusuri dunia. Meskipun seperti ada kekosongan sesaat setelah menonton video-video tersebut, namun setidaknya kebosanan itu bisa sedikit teratasi.
Ada satu hal lain yang membuka mata saya mengenai konten Travel Vlog, yaitu membuka wawasan.