Perjalanan ke Tanah Suci yang kutempuh bukanlah perjalanan biasa. Perjalanan Umrah, mengunjungi Baitullah, tentu dengan maksud untuk menghambakan diri hanya untuk memperoleh ridha Allah. Inti dari laku ibadah yang kulakukan, yaitu dengan berpakaian ihram, menjalankan thawaf, sa'i, dan tahallul. Pada saat menunaikan proses ini, tentu bukan sekadar jalan-jalan biasa.
Di luar itu, selain menjalankan ibadah-ibadah lain, selama di Tanah Suci aku juga mengisi perjalanan dengan ziarah, belanja, dan melakukan beberapa aktivitas lainnya, seperti merayakan kunjungan seorang sahabat yang kini menjabat sebagai Konjen RI di Jeddah, kongkow sambil menikmati kopi, dan lain sebagainya.
Botak Setelah 32 Tahun Gondrong
Alhamdulillah di bulan September 2023 lalu, aku sekeluarga berkesempatan mengunjungi Tanah Suci, Madinah dan Mekah. Tanpa beban, terutama berkaitan dengan penampilan dan rambut gondrong, kulangkahkan kaki menuju Baitullah dengan bekal Bismillah. Karenanya, aku berjalan dengan kacamata kuda, tidak mempedulikan apa kata orang. Dan aku yakin, orang juga tidak mempermasalahkannya.
Aku datang untuk memenuhi panggilan menjadi tamu Allah SWT dan tamu Rasulullah SAW. Mengikuti arahan pendamping dalam menjalani urut-urutan ibadah di tanah suci. Melapangkan hati agar tidak mengeluh dengan segala yang dihadapi. Meski, ada saja cobaan yang katanya berkaitan dengan perilaku kita di keseharian, yang oleh beberapa pihak disebut sebagai pengalaman spiritual.
Perjalanan dimulai dengan rasa syukur yang tak terhingga ketika pertama kali menginjakkan kaki di tanah Arab. Sebuah rasa yang sulit untuk diungkapkan ketika  mendarat dan berjalan di bandara, padahal saat itu baru membaca tulisan 'Welcome to Madinah'. Kemudian, langkah demi langkah makin melambungkan perasaan bahagia, hingga akhirnya aku dapat melangkahkan kaki memasuki Masjid Nabawi sembari kusebut asma Allah... Allahu Akbar, Allah Maha Besar.
(Semoga kelak aku berkesempatan membagi cerita yang lebih detail saat di Madinah pada kesempatan lain.)Â
Usai dari Madinah, perjalanan lanjut ke kota Mekah. Aku seperti menghitung langkah demi langkah saat pertama memasuki kota ini, terlebih saat memasuki Masjidil Haram. Mengikuti arahan dan bimbingan Muthawif, aku berjalan sambil terus bersyukur di dalam hati, hingga akhirnya aku benar-benar berdiri, melihat dari jarak yang sangat dekat Ka'bah. Allahu Akbar... Allah Maha Besar. Ya Allah akhirnya aku bisa benar-benar berada di hadapan Ka'bah, kiblat ini membuatku makin bersyukur pada-MU Ya Allah.
Selanjutnya, aku mengikuti prosesi umrah dibawah bimbingan Muthawif yang baik hati. Sebelumnya, selepas dari Madinah aku telah mengambil miqat di masjid Bir Ali dan telah berihram. Mengucap Talbiah hingga melihat Ka'bah. Kemudian menjalani Tawaf mengelilingi Ka'bah 7 kali putaran, Sa'i berjalan dan berlari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Dan diakhiri dengan Tahallul mencukur rambut sebagai penutup proses umrah.