Mohon tunggu...
sichanang
sichanang Mohon Tunggu... Lainnya - Gak perlu ucapan terimakasih atas pelaksanaan tugas!

Penulis. Pernah cantumin pekerjaan 'penulis' di ktp tapi diganti sama pak RT. Blog pribadi : www.sichanang.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyala Garudaku, Bersama Saudara Merah Putih

5 April 2024   22:57 Diperbarui: 5 April 2024   23:06 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto (koleksi pribadi) Hanya pemantas belaka...

Nah, bila ada yang berperilaku seperti itu, pecinta bola tanah air, serta netizen Indonesia jangan segan-segan untuk melabraknya. Jangan sampai kejadian memalukan seperti baru-baru ini terjadi, saat pebulutangkis kita juara dan runer up All England 2024 'terpaksa dipinggirkan' oleh menteri yang bermental kuno, seolah dia si paling juara. Dan, Ernest tampil mewakili netijen untuk menyentil kesadaran menteri itu.

Kedua, bahaya godaan popularitas. Selain para petinggi, godaan berikutnya adalah media. Biasanya dengan berbagai alasan, merespon euforia yang terjadi, media akan bersaing untuk meraih peningkatan rating. 

Upaya-upaya yang ditempuh bisa mulai mengundang para pemain sebagai nara sumber atau melibatkan para pemain dalam berbagai acara ceremonial. Selain itu juga menggunakan modus kerja sama dengan sponsor untuk alasan publikasi. DI sini peran pemangku kepentingan, yaitu PSSI sangat dibutuhkan untuk melindungi para pemain dari godaan ini, jangan sampai membiarkan atau justru malah 'memanfaatkan'-nya.

Ketiga, bebaskan para pemain dari seluruh kegiatan di luar urusan sepakbola. Pada perhelatan pemilu lalu kita sama-sama melihat keterlibatan Pratama Arhan di dalam barisan pendukung capres. 

Kejadian itu jangan dianggap sebagai kewajaran, meski bisa saja berdalih sebagai hak asasinya. Demi masa depan persepakbolaan Indonesia yang maju, semua pihak harus legowo untuk tidak melibatkan para pemain masa depan timnas ke dalam lingkaran perebutan kekuasaan. Termasuk juga tidak melibatkan para pemain dalam acara-acara tertentu di luar urusan sepakbola.

Keempat, tetap waspada terhadap ancaman mafia bola. Bukan rahasia lagi, beberapa kali goda dan rayuan para mafia bola mampu menjungkirbalikkan prestasi timnas Indonesia. Jangan kasi kendor kewaspadaan terhadap ancaman ini.

Selain itu, si brengsek si brengsek dalam bentuk yang lainnya juga tetap harus menjadi kewaspadaan kita semua pecinta sepakbola nasional. Ayo bersama-sama kita dukung dan doakan agar persepakbolaan Indonesia terus maju. Patuhi semua aturan permainan dan pertandingan FIFA agar kita tetap menjadi pemain kedua belas yang berkontribusi pada kemajuan tersebut dari luar lapangan. Jangan ada lagi suporter yang masuk lapangan, termasuk juga jangan ada pejabat yang masuk lapangan. Ingat, awal dari tragedi Kanjuruhan dipicu ulah segelintir penonton yang masuk ke lapangan, dan akibatnya ratusan nyawa melayang.

Menanti Dampak Naturalisasi

Dampak positif dari adanya naturalisasi atau istilah lain terhadap beberapa pemain telah kita rasakan. Namun, bukan sebatas itu yang sejatinya dikehendaki oleh pecinta sepakbola Indonesia. Harapannya, tentu saja timnas merah putih dapat meraih kemenangan demi kemenangan, bahkan juga mampu menjadi juara dalam ajang-ajang bergengsi.

Selain prestasi, kita juga mengharapkan akan lahir talenta-talenta muda sebagai penerusnya kelak. Salah satu tujuan coach STY dan PSSI menaturalisasi pemain, yaitu meningkatkan standar kualitas permainan timnas. 

Tujuan ini seharusnya direspon secara baik oleh semua pihak. Dari sisi pemain, harus terus menggembleng diri agar mencapai standar permainan setara pemain timnas saaat ini. Syukur-syukur bila mampu tampil di atas standar itu. Pengurus PSSI, sudah seharusnya terus memperbaiki kualitas liga yang digelar. Serta, yang tak kalah pentingnya adalah memantapkan kompetisi berjenjang dari usia dini, hingga liga utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun