Mohon tunggu...
sichanang
sichanang Mohon Tunggu... Lainnya - Gak perlu ucapan terimakasih atas pelaksanaan tugas!

Penulis. Pernah cantumin pekerjaan 'penulis' di ktp tapi diganti sama pak RT. Blog pribadi : http://sichanang.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Dua Setengah Persen & Isra Mi'raj Nabi SAW

8 Februari 2024   14:14 Diperbarui: 8 Februari 2024   14:19 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih lima tahun yang lalu kususun sebuah proposal kecil, yang akan kuuraikan disini isinya. Ceritanya, waktu itu masjid dekat rumahku, di Kampung Bulak baru selesai dibangun. 

Dari mushola wakaf yang kecil, berubah menjadi masjid megah dua lantai. Tentu saja ini membuat kami, warga dan juga umat menjadi bersemangat untuk beribadah. Mulai dari para sesepuh, anak muda, hingga bocil-bocil pun bersemangat menjalankan ibadah di masjid yang baru ini.

Bersamaan dengan itu, ada fenomena lain yang menggelitik di kampung kami ini. Setiap pagi, aku menyaksikan beberapa orang berpenampilan layaknya pegawai memulai aktivitas kerjanya melewati tanah kosong di depan rumahku. Dan, karena aku sering kerja di rumah, lama-kelamaan aku mulai bisa mengenali apa pekerjaan orang-orang itu. 

Salah satu dari mereka biasa mengetok pintu di belakang rumah, yang posisinya kebetulan dekat dengan jendela dimana aku biasa duduk didekatnya. 

Tak lama setelah suara ketukan di pintu itu, nenek yang tinggal di belakang rumah akan keluar, dan berlangsunglah aktivitas itu. Kuketahui ternyata para pekerja itu adalah karyawan Bank Plecit. 

Menurut mbah google, bank plecit yaitu, penyebutan pada orang atau badan yang meminjamkan uang dengan pengenaan bunga tinggi dan sistem penagihannya dilakukan setiap hari.

Tentu saja aku menjadi prihatin setelah mengetahuinya. Betapa tidak, di kampung kami yang baru memiliki masjid megah, ternyata marak praktik bank plecit ini. 

Kebetulan, posisi rumahku berada di antara masjid dan kantor bank plecit itu. Dari rumah ke arah kanan lewat gang kecil adalah ke arah masjid, sedang dari rumah ke arah kiri lewat gang kecil juga adalah ke arah kantor bank plecit. Jarak keduanya dari rumah tak jauh beda.

Lalu, aku pun berpikir, merenung, memutar otak, mencari jalan apa yang bisa kuperbuat. Dan tercetuslah ide untuk menyusun sebuah proposal yang di covernya kutulis sebuah tittle : Gerakan 2,5% Masjid Al Hikmah.

Ada beberapa alasan yang mendasari penyusunan proposal itu. Pertama, sebagai wujud syukur atas berdirinya masjid yang megah, aku ingin menjadi bagian dari umat yang menyemarakkan masjid dengan berbagai kegiatan, selain menjadikannya sebagai tempat beribadah. Kedua, ingin ikut serta menyemarakkan masjid sebagai pusat kegiatan umat. Ketiga, selain mendirikan sholat di masjid, ingin juga bersama-sama warga dan umat yang lain untuk menafkahkan sebagian rejeki yang kita terima dari Allah SWT bagi kemaslahatan umat. Keempat, melawan praktik-praktik seperti yang dilakukan bank plecit dengan cara yang elegan. Terakhir, ingin membantu warga dan umat yang membutuhkannya, salah satunya adalah nenek yang kusebut di depan dan warga yang lain tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun