Dalam implementasi delapan layanan esensial anak usia dini, kolaborasi tak hanya dijalin dengan Organisasi Pemerintah Daerah saja, namun juga melibatkan para profesional, bahkan orang tua pun turut terlibat aktif didalamnya. Baiknya kerjasama ini berdampak positif pada peserta didik.Â
Kerjasama dengan Disdukcapil dan Kelurahan menjadikan anak mudah dalam memperoleh kepemilikan NIK dan KIA.Â
Kerjasama dengan Dinas Kesehatan dan RS NU Banyuwangi menjadikan anak memperoleh pemenuhan gizi dan kesehatan, serta pemantauan tumbuh kembang anak berlangsung dengan baik. Selain berbagai fasilitas di sekolah pun juga memadai, termasuk air bersih dan sanitasi, serta adanya wastafel di tiap kelas.
Keterlibatan orang tua juga cukup menarik, tak hanya adanya kelas orang tua, namun orang tua juga menjadi duta-duta. Ada duta pendidikan, duta kesehatan, duta pengasuhan, duta keamanan & perlindungan, serta duta kesejahteraan. Menariknya, para duta ini dipilih dari orang tua yang memiliki latar belakang terkait dengan profesi atau keahliannya.Â
Ada pun untuk kelas orang tua, banyak kegiatan yang dilaksanakan, seperti dengan menghadirkan psikolog yang menyampaikan bekal ilmu parenting para orang tua. Sehingga, tanggung jawab pendidikan dan pengasuhan tidak seluruhnya dibebankan pada sekolah.Â
Orang tua memiliki pengetahuan untuk yang cukup dengan pemahaman bahwa bermain adalah belajar, dan itu merupakan sesuatu yang harus menyenangkan bagi anak. Disini terjalin sinergi yang baik dalam pendampingan anak sebagai generasi masa depan.
Mengetahui berbagai hal terkait pendidikan anak usia dini yang mengedepankan pengembangan karakter dan kemampuan anak, serta kemampuan dan kesiapan anak bersekolah di jenjang selanjutnya, benar-benar membuatku serasa ingin kembali ke masa itu. Masa-masa yang menyenangkan dan penuh kegembiraan.
Semoga Benar Merdeka Bermain
Kini pemerintah telah mengusung kurikulum merdeka belajar dan merdeka bermain. Lalu apa saja yang perlu dilakukan agar tujuan itu dapat tercapai?
Pertama, yaitu ciptakan suasana gembira. Pada beberapa sekolah, guru di kelas kerap disebut sebagai 'pawang' bagi murid-muridnya. Oleh karenanya, seperti di atas kusampaikan bahwa senyum tulus guru itu sangat menyenangkan, maka suasana gembira di kelas pun akan terbangun apabila dimulai dari senyum guru. Bukan wajah seram guru. Kalau gurunya murah senyum, tentu suasana di kelas pun akan terbangun kegembiraan.Â