Untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat, tidak semua desa lalu beramai-ramai membangun destinasi wisata atau menjadi desa wisata. Memang, ada beberapa desa wisata yang sukses menumbuhkan perekonomian masyarakatnya setelah berhasil membangun desanya menjadi desa wisata. Bahkan ada desa yang meraup hasil sangat besar untuk PAD-nya. Â Sebut saja Desa Wisata Ponggok, Desa Wisata Pujon Kidul, Desa Wisata Kutuh, dll.
Untuk membangun destinasi wisata, hal utama yang harus dimiliki adalah potensi, disamping juga memerlukan banyak sekali usaha dan daya dukung. Oleh karenanya, bagi desa yang tidak memiliki potensi sebagai desa wisata sebaiknya tidak memaksakan diri. Namun bukan berarti tidak memiliki peluang untuk menjadikan perekonomian desanya meningkat.
Sebagai ilustrasi, di satu kawasan ada desa yang berhasil menjadi desa wisata. Lalu, apa yang perlu ditempuh desa sebelahnya yang tidak memiliki potensi wisata? Caranya, harus jeli melirik sisi lain sebagai peluang. Misalnya, seperti yang pernah penulis temui, ada desa yang warganya mengembangkan usaha perikanan untuk memenuhi kebutuhan warung-warung yang menjual makanan di desa wisata. Juga untuk memenuhi kebutuhan resto dan warung makan di desa tetangga lainnya, bahkan ke kota lain.
Usaha perikanan itu berhasil karena didukung potensi sumber air melimpah. Ini tampak dari sungai-sungainya yang tertata rapih dengan debit air melimpah dan bersih. Melalui BUMDes, warga desa yang menekuni usaha perikanan itu memperoleh berbagai bantuan dan dukungan, seperti pinjaman modal usaha, pakan ikan yang dijual di kios BUMDes, dan bantuan pemasaran.Â
Pemerintah desa memanfaatkan dana desa untuk membangun jalan-jalan menuju area tambak, sehingga memudahkan pengangkutan hasil panen ikan maupun kebutuhan transportasi lainnya. Kebetulan area tambak banyak dibuka di sekitar lahan pertanian, jadi jalan desa itu menjadi multi fungsi.
Upaya ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga desa. Untuk panen ikan, dibutuhkan banyak sekali tenaga kerja. Dan banyak lagi keuntungan yang diraih dari jelinya menggali serta memanfaatkan peluang. Jadi, tidak semua desa harus menjadi desa wisata untuk membangun desanya. Meski tidak dipungkiri, bila melihat keberhasilan beberapa desa wisata, sungguh sangat menggiurkan.
Perlunya Membangun Jejaring
Semangat gotong royong merupakan jiwa bangsa Indonesia. Sempat tereliminir, dan belakangan  muncul dalam istilah yang lebih keren, yaitu jejaring. Filosofinya dari jaring laba-laba, dari lingkaran yang kecil, lalu membesar dan saling menguatkan.Â
Beberapa desa telah menerapkan dan membangun jejaring ini. Misalnya desa Karangrejo, dengan pusat jejaringnya di candi Borobudur.Â
Memang tidak mudah untuk membangun jejaring ini. Salah satu tantangan terberatnya adalah mengalahkan ego. Padahal apabila ego  dapat dikalahkan, diganti dengan semangat gotong royong, maka akan mendatangkan keberkahan tersendiri. Kita percaya, dengan berbagi, maka nikmatnya akan berbuah kebaikan yang berlipat.