Background check medsos... istilah ini sebenarnya hanya pernah kudengar, belum pernah kualami sendiri. Dari beberapa cerita yang pernah kudengar, memang sangat menarik faktanya.Â
Cerita pertama, yaitu dialami teman yang perusahaannya sedang diperiksa oleh lembaga pengawas. Medsosnya dikepoin, termasuk dengan siapa saja ia berteman dan dijadikan bahan pertanyaan dalam upaya pemeriksaan secara mendalam. Lantas saja si teman itu menghapus pertemanan dengan beberapa orang, bahkan akhirnya menonaktifkan medsosnya. Panik gak? Ya pasti panik lah kalau berurusan dengan lembaga pengawas seperti itu.
Lalu pada cerita kedua, yaitu terkait penampilan seorang pegawai. Pegawai dimaksud dalam kesehariannya terkenal rajin ibadah di mushola kantor, penampilannya tergambar sebagai seorang muslim yang taat pula. Lengkap dengan jenggot dan celana di atas mata kaki. Lalu, salah seorang teman sekantornya kepoin medsosnya, dan menemukan banyak sekali postingan terkait dukungan pada paslon tertentu pada pilpres lalu. Alhasil, si pegawai tersebut dicaplah sebagai kadrun. Dan cerita selanjutnya, bisa dilihat kemana arah dukungan si atasan.
Dari dua kejadian itu, menggambarkan betapa riskannya media sosial kita apabila digunakan untuk hal-hal yang beresiko, seperti terkait resiko penyalahgunaan keuangan, dan bisa juga resiko terhadap sikap politik tertentu.
Terkait ceritaku sendiri, misalnya, aku jarang memposting foto atau video yang menunjukkan aku sedang bekerja. Tapi aku lebih suka posting diri sedang bergaya di suatu tempat yang indah, dengan caption yang terkadang tidak nyambung dengan foto atau video. Dan postingan itu biasanya 'late post'.
Ada beberapa tujuan yang kukehendaki, pertama soal postingan late post, karena foto atau videoku biasanya di luar kota, aku menghindari orang / teman untuk meminta oleh-oleh. Kalau pun ada yang nanya itu di kota mana dan ada oleh-oleh khas apa disitu, aku hanya memberitahu tempatnya, lalu bilang itu postingan lama. Artinya aku tidak punya kesempatan cari oleh-oleh untuknya.Â
Yang kedua, soal tidak posting foto atau video sedang bekerja, itu kumaksudkan untuk menghindari orang / teman meminta pekerjaan. Pelit ya kesannya. Tapi lebih rumit ketika harus menjelaskan bahwa aku kesulitan untuk mengajaknya, terlebih kalau orang tersebut tidak memiliki spesifikasi yang tepat.
Disini aku lebih menghindari basa-basi yang tidak mengenakkan. Dan ketiga, soal caption tidak sesuai foto atau video, aku bingung nih ngasih penjelasannya. Yang pasti, ya seenaknya aku aja pingin ngomong apa, toh itu media sosialku he he he....
BAGAIMANA DENGAN PELAMAR KERJA YANG KENA BACKGROUND CHECK MEDSOS
Seperti kalimat terakhirku di atas, memang betul, kita bebas ngomong atau posting apa aja di medsos kita, tapi ya gak seenak dengkul kita pastinya. Perlu banyak pertimbangan untuk memposting sesuatu di medsos. Seperti halnya, meski mulut-mulut kita sendiri, tetap saja ujung-ujungnya perlu pertimbangkan juga apa yang perlu diomongin. Gak bisa seenaknya, sebebasnya.Â