Mohon tunggu...
sichanang
sichanang Mohon Tunggu... Lainnya - Gak perlu ucapan terimakasih atas pelaksanaan tugas!

Penulis. Pernah cantumin pekerjaan 'penulis' di ktp tapi diganti sama pak RT. Blog pribadi : http://sichanang.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Balik Layar: Belajar Mandiri di Kaki Gunung Bamega

25 Agustus 2023   00:11 Diperbarui: 25 Agustus 2023   11:09 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dok. pribadi siChanang

Kemendikbud-Ristek baru saja merilis buku dan video Praktik Baik Implementasi Program Sekolah Penggerak. Salah satu video yang dirilis berjudul: Belajar Mandiri di Kaki Gunung Bamega. Video ini menceritakan kegundahan orang tua yang oleh Allah SWT dianugerahi anak berkebutuhan khusus. 

Seperti tergambar di awal video, bagaimana pedihnya perasaan seorang ibu yang memiliki tiga anak, dan ketiganya berkebutuhan khusus. Tentu saja ini memancing air mata kita yang memiliki empati dan rasa peduli. Dan itu bukan hanya menjadi milik sang ibu dari seorang anak bernama Amin yang tingkahnya menggemaskan. Banyak ibu dan orang tua yang menghadapi perasaan dan kegelisahan yang hampir sama. 

Lalu, apa yang menjadi tumpuan para orang tua ketika memiliki anak berkebutuhan khusus seperti itu? Salah satu yang menguatkan para orang tua adalah harapan kelak anak-anaknya bisa hidup mandiri. 

Di sini poin kemandirian menjadi hal utama dan terpenting. Karena kita sadar, sebagai orang tua, kita tak akan selamanya mampu mendampingi, menjaga, dan menemani sepanjang waktu. Kita tidak tahu batas umur, kapan kita harus meninggalkan orang-orang yang kita sayangi, untuk berpulang memenuhi panggilan Illahi. 

Bagaimana anak-anak dapat belajar mandiri? Aku melihat dari dekat, bahkan berinteraksi langsung dengan anak-anak yang sedang belajar di SLB Negeri Kotabaru, KalSel itu. 

Di sekolah ini mereka berproses, anak-anak itu sedang menapaki tangga untuk menjadi manusia yang mandiri. Proses itu berlangsung baik dan meninggalkan kesan mendalam padaku, meski interaksiku berlangsung sangat singkat.

Foto: Dok. pribadi siChanang
Foto: Dok. pribadi siChanang

Di Balik Layar

Untuk mengetahui proses belajar - mengajarnya, nantikan videonya di aplot di kanal Kemendikbud-Ristek nantinya. Pada tulisan ini aku akan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada bapak Kepala Sekolah, guru-guru, staf, serta murid-murid SLB Negeri Kotabaru yang telah terlibat dan berperan aktif membantu berlangsungnya proses produksi video tersebut.

Mengapa aku perlu mengapresiasi sedemikian rupa?

Sebagai pekerja kreatif, aku sudah pernah turut serta menata laku pejabat selevel menteri hingga kepala desa dari berbagai daerah, artis papan atas hingga anak-anak yang baru terjun ke dunia seni peran, bahkan bersama para pawang pernah berkreasi membuat cerita tentang interaksinya dengan binatang buas. 

Namun, sehooting bersama murid-murid SLB ini merupakan yang pertama bagiku. Dan  kali ini aku merasa tertantang untuk bisa membuat cerita tentang upaya-upaya menjadikan anak-anak berkebutuhan khusus yang sedang berproses menjadi manusia mandiri ini. Aku sangat sadar, ini tidak akan mudah.

Sejujurnya, sebelum memulai proses produksi itu, muncul rasa khawatir, bagaimana apabila anak-anak berkebutuhan khusus itu sulit menghadapi kamera. Bagaimana jika ada anak yang berontak, dan berbagai kekhawatiran lainnya yang mungkin saja tak terduga.

Namun, setelah menjalani pekerjaan kreatif ini selama tiga hari, semua kekhawatiranku tidak berlaku. Alhamdulillah...semua dipermudah. Di luar dugaanku, bisa kukatakan tidak ada kesulitan yang berarti dalam proses produksi ini. 

Anak-anak berkebutuhan khusus, murid-murid SLB Negeri Kotabaru, dibawah bimbingan dan arahan kepala sekolah dan segenap guru-guru disana, semua menjadi partner kerjaku yang sangat menyenangkan. Bahkan rasanya tidak berlebihan kalau aku bilang, mereka sungguh sangat membanggakan. 

Memang situasi dan kondisi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah ini beragam. Bahkan, anak-anak yang tadinya disebut liar sekali pun, saat berlangsung produksi video ini, semua bisa menampakkan sikap bersahabat dan dengan bangga unjuk kemandiriannya. Setelah masuk lebih dalam menjelajah ruang-ruang sekolah, aku melihat justru banyak murid yang telah memiliki berbagai prestasi yang patut untuk dibanggakan. 

Dalam hati kecil, aku sempat iri melihat anak-anak yang berprestasi di dunianya masing-masing. Ditambah dukungan keluarga, serta lingkungan sekitarnya, aku yakin mereka akan menjadi manusia seutuhnya,  meski sesungguhnya memiliki kebutuhan khusus yang disandangnya. Pada poin itu, jelas aku merasa iri karena hingga kini zero prestasi.

Melihat fakta-fakta tersebut, kini aku tentu akan marah bila ada pihak yang melakukan perundungan pada anak-anak berkebutuhan khusus. Sebaliknya, kita wajib mendukung mereka menjadi mandiri. Lingkungan sekitar harus ditumbuhkan rasa empati dan pedulinya. 

Pemerintah wajib memfasilitasi berbagai upaya untuk mewujudkan kemandirian itu dengan dukungan langsung, bukan dengan teori-teori atau pun rapat-rapat yang hanya menghasilkan coretan di atas kertas. Tak ketinggalan, peran penting dari dunia usaha juga perlu menyediakan lapangan kerja dan dukungan usaha, agar program kemandirian ini segera terwujud. 

Akhirnya, sekali lagi, aku berterimakasih dan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada seluruh jajaran pendidik di SLB Negeri Kotabaru. Juga pada semua murid-murid SLB Negeri Kotabaru, aku doakan semoga Allah SWT senantiasa melindungi, membukakan jalan, serta memberi petunjuk agar kelak benar-benar menjadi manusia mandiri. 

foto : koleksi siChanang
foto : koleksi siChanang

Ayo wujudkan slogan : Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan, menjadi aksi nyata. Jangan berhenti menjadi slogan yang tak bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun