Sebagai pekerja kreatif, aku sudah pernah turut serta menata laku pejabat selevel menteri hingga kepala desa dari berbagai daerah, artis papan atas hingga anak-anak yang baru terjun ke dunia seni peran, bahkan bersama para pawang pernah berkreasi membuat cerita tentang interaksinya dengan binatang buas.Â
Namun, sehooting bersama murid-murid SLB ini merupakan yang pertama bagiku. Dan  kali ini aku merasa tertantang untuk bisa membuat cerita tentang upaya-upaya menjadikan anak-anak berkebutuhan khusus yang sedang berproses menjadi manusia mandiri ini. Aku sangat sadar, ini tidak akan mudah.
Sejujurnya, sebelum memulai proses produksi itu, muncul rasa khawatir, bagaimana apabila anak-anak berkebutuhan khusus itu sulit menghadapi kamera. Bagaimana jika ada anak yang berontak, dan berbagai kekhawatiran lainnya yang mungkin saja tak terduga.
Namun, setelah menjalani pekerjaan kreatif ini selama tiga hari, semua kekhawatiranku tidak berlaku. Alhamdulillah...semua dipermudah. Di luar dugaanku, bisa kukatakan tidak ada kesulitan yang berarti dalam proses produksi ini.Â
Anak-anak berkebutuhan khusus, murid-murid SLB Negeri Kotabaru, dibawah bimbingan dan arahan kepala sekolah dan segenap guru-guru disana, semua menjadi partner kerjaku yang sangat menyenangkan. Bahkan rasanya tidak berlebihan kalau aku bilang, mereka sungguh sangat membanggakan.Â
Memang situasi dan kondisi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah ini beragam. Bahkan, anak-anak yang tadinya disebut liar sekali pun, saat berlangsung produksi video ini, semua bisa menampakkan sikap bersahabat dan dengan bangga unjuk kemandiriannya. Setelah masuk lebih dalam menjelajah ruang-ruang sekolah, aku melihat justru banyak murid yang telah memiliki berbagai prestasi yang patut untuk dibanggakan.Â
Dalam hati kecil, aku sempat iri melihat anak-anak yang berprestasi di dunianya masing-masing. Ditambah dukungan keluarga, serta lingkungan sekitarnya, aku yakin mereka akan menjadi manusia seutuhnya, Â meski sesungguhnya memiliki kebutuhan khusus yang disandangnya. Pada poin itu, jelas aku merasa iri karena hingga kini zero prestasi.
Melihat fakta-fakta tersebut, kini aku tentu akan marah bila ada pihak yang melakukan perundungan pada anak-anak berkebutuhan khusus. Sebaliknya, kita wajib mendukung mereka menjadi mandiri. Lingkungan sekitar harus ditumbuhkan rasa empati dan pedulinya.Â
Pemerintah wajib memfasilitasi berbagai upaya untuk mewujudkan kemandirian itu dengan dukungan langsung, bukan dengan teori-teori atau pun rapat-rapat yang hanya menghasilkan coretan di atas kertas. Tak ketinggalan, peran penting dari dunia usaha juga perlu menyediakan lapangan kerja dan dukungan usaha, agar program kemandirian ini segera terwujud.Â
Akhirnya, sekali lagi, aku berterimakasih dan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada seluruh jajaran pendidik di SLB Negeri Kotabaru. Juga pada semua murid-murid SLB Negeri Kotabaru, aku doakan semoga Allah SWT senantiasa melindungi, membukakan jalan, serta memberi petunjuk agar kelak benar-benar menjadi manusia mandiri.Â