Mohon tunggu...
chamim faizin
chamim faizin Mohon Tunggu... Dokter - Demi pena apa yang telah dituliska

Khoirunnas Anfauhum Linnaas Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dokter-Pasien, Salah Siapa?

29 November 2013   00:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tulisan ini tertulis setelah melihat, mendengar dan merasakan apa yang akhir-akhir ini diberitakan oleh sosial media dan media massa.

Pro-kontra mengenai aksi solidaritas dokter turun ke jalan guna menyuarakan aspirasi atas penangkapan dokter ayu yang sebelumnya telah divonis MA bersalah karena malpraktik. Disisi lain, para dokter telah menyelidiki kasus tersebut dan dari lembaga MKEK telah memverifikasi bahwa kasus yang menimpa dr. Ayu dan rekan-rekannya sesuai prosedural pelayanan medis, masalah keberhasilan operasi dan kesembuhan maupun kesehatan adalah dari sang Maha Kuasa, dr. telah melakukan yang terbaik sesuai prosedur dan sesuai sumpah dokter yaitu melayani publik.

Kemudian pada pelaksaannya, aksi itu menyebutkan telah menelantarkan pasien. Di sebutkan di beberapa media massa yang meliput beberapa RS besar di Indonesia beberapa pasien mengeluh pelayanan yang kurang. Kemudian pernyataan surat edaran resmi dari IDI menyebutkan bahwa dalam aksi solidaritas dokter melakukannya tidak sampai pukul 12 siang, dan tidak menelantarkan pasien miskin dan gawat darurat. Selain itu, tidak semua yang melakukan aksi semua dokter yang ada di RS. beberapa RS tetap terjaga dan siap. Beberapa dokter tetap tugas, puskesmas, pelayanan kesehatan tetap terjaga, dibantu, perawat, dan dokter muda.

Pro kontra aksi ini memang sungguh sangat dibesar-besarkan. Memang yang terjadi pasien agak sedikit menunggu, sampai kurang lebih siang. Pasien menjadi tidak tertolong, bagi yang tidak gawat darurat. Dari aksi solidaritas itu, tiadk serta merta dilakukan atas arogansi untuk pembelaan terhadap teman sejawat atau apalah, yang terpenting, diantara satu pihak tidak ada yang dirugikan dan tidak ada yang diuntungkan. Toh mengapa cari untung rugi kalau masih ada pilihan sama-sama untung. Pasien untung-dokterpun untung.

Menilik historis kejadian antara dokter dan pasien sangat beragam, dari yang pelayanan medis, sikap pasien yang meminta kesempurnaan dokter, sikap dokter yang kurang ramah, pasien yang mengharap gratis yang padahal biaya mahal, dokter salah prosedural, pasien yang tidak taat minum obat sehingga komplikasi, dokter yang komersialisasi dan lain sebagainya...

Memang banyak dan sangat beragam. Dan dari itu semua, tentunya sama sama lain harus saling mengerti dan memahami. Pekerjaan dokter yang sangat beresiko terhadap nyawa pasien, dengan pekerjaan yang tak kenal waktu dan tak kenal lelah yang kadang memaksakan diri untuk melayani pasien, dengan aggaran kesehatan dan ketersediaan obat yang kurang di daerah pelosok, pengetahuan, ketrampilan dan sikap dokter yang harus selalu ditambah dan tidak bisa sampai pada kesempurnaan (kesempurnaan hanyalah milikNYA). Dengan prosedur pengobatan, pelayanan dan pemeriksaan yang begitu rumit, harus menempuh pendidikan yang lama dan mahal. Agar pasien memahami dan mengerti dokter itu hanyalah menusia biasa yang dengan hati nuraninya tergerak di bifang kemanusiaan untuk menjaga kehidupan manusia dengan ketrampilan dan pengetahuan terbaiknya. Masalah hidup mati tentu di tangan-NYA.

Pasien, yang datang dengan sakit, nyeri dan berbagai masalah organ tubuh dan psikisnya berharap seseorang dapat mengobatinya. Seseorang dapat membantu merawat dan memberikan pelayan maksimal. Tidak disalahkan jika pasien berharap lebih karena sehat adalah nikmat yang luar biasa daripada uang. Uang pun bisa diberikan aga kesehatan terjamin, dengan pengorbanan pasien yang begitu banyak. Pengetahuan orang awwam yang tidak tahu masalah kedokteran berharap penuh pada yang tahu. Adanya hubungan saling butuh membutuhkan. Pasien meminta bantuan untuk kesehatannya dan perawatan dengan jasa dokter. Dokter dengan ikhlas membantu proses itu, dengan itu pula dokter menginginkan dokter ikut sehat, dokter ikut sejahtera. Karena hidupnya digunakan untuk menolong kesehatan orang.

Hubungan antara keduanya (Dokter-Pasien) harus tetap dijaga, saling tolong menolong, saling rela merelakan, untung dan untung. tidak ada salah astu yang dirugikan. Semua sudah ada prosedur dalam kedokteran tentunya dan dalam hukum Indonesia.

Terakhir, Dokter-Pasien, Salah siapa???

Mari kita perbaiki bersama kesehatan di Indonesia, pelayanan kesehatan, Keramahan Dokter dan Pengertian Pasien. Buat dokter, pertahankan keadilan karena kebenaran. Jika memang benar ngapain takut,,,,

Dan terus menjadi pelayan publik terbaik, agar profesi lain ikut menjadi yang terbaik....

Dan bagi masyarakat, jangan gampang terombang-ambing oleh media, saring dan ambil sisi positifnya.

Bagi pasien tetap jaga keharmonisan, jika dokter salah peringatkan secara baik dan benar.

salam pejuang kecil....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun