Peribahasa tidak hanya suatu kelompok kata yang tetap susunannya, namun memiliki pesan dan maksut tertentu . Di Indonesia sendiri, terdapat banyak sekali peribahasa, termasuk di suku Jawa. Ternyata tidak hanya kaya akan budaya dan tradisi, namun juga memiliki macam filosofi , karya tulis, dan ramalan(weton) yang tentu saja menonjolkan corak Jawanya, yaitu berbahasa Jawa dan mengandung pesan dari leluhur .Â
Sama dengan peribahasa Indonesia, peribahasa Jawa tidak hanya bentuk kata-kata yang tersirat begitu saja, namun mengandung arti, pesan, bahkan makna yang dalam. Â Namun, seiring perkembangan zaman, tampaknya generasi milenial sudah mulai lupa atau bahkan tidak tahu mengenai peribahasa-peribahasa Jawa .
Padahal, biasanya peribahasa Jawa diajarkan ketika duduk pada bangku sekolah . Baik SD, SMP, maupun SMA. Peribahasa Jawa biasanya diajarkan pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Tentu saja tidak hanya peribahasa Jawa saja yang diajarkan . Melainkan parikan (pantun bahasa Jawa), tradisi Jawa, budaya Jawa, Aksara Jawa , tata karma bahasa jawa (krama inggil, krama alus, ngoko alus), wayang-wayang, dan masih banyak lagi . Guna para penerus generasi bangsa tidak lupa akan darah Jawanya.
Mungkin salah satu peribahasa yang sering didengar ataupun populer ditelinga masyarakat ialah adigang,adigung,adiguna yang berarti 'wong sing ngendelake kekuwatane, kaluhurane lan kepinteran' jika dibahasa Indoesiakan artinya ialah Orang yang sombong karena merasa mempunyai kekuatan atau kekuasaan atau kepintarannya bahakan ketiga tiganya. Maknanya, sebagai seseorang hendaklah mengendalikan kelebihan yang ia punya.
   Peribahasa satu ini paling sering diingat karena singkat, dan biasanya terdapat di awal baris di buku 'Pepak Bahasa Jawa' . Namun, ternyata masih banyak peribahasa Jawa yang jarang didengar namun memiliki makna yang gak kalah luar biasa . Yang mana telah terangkum dibawah ini .
1. Gupak pulute ora mangan nangkane
Setiap orang pasti pernah merasakan kerja keras, namun apa jadinya jika beberapa orang tidak dapat menikmati hasil kerja kerasnya tersebut? Contohnya, ketika kerja kelompok. Yang mengerjakan cuma kamu seorang, tetapi nilai yang diberikan guru kepada rekan kelompokmu lebih banyak daripada kamu . Mungkin peribahasa Jawa ini sangat cocok untuk menggambarkan kondisi orang tersebut. Peribahasa ini memiliki arti seseorang yang sudah ikut berjuang dengan susah payah, namun dia tidak ikut menikmati hasilnya.
2. Kebo gupak ajak-ajak
Peribahasa ini mengandung arti kerbau penuh lumpur mengajak kotor siapa pun yang bersentuhan dengannya. Sebenarnya peribahasa ini mempunyai makna yang lebih dalam, yaitu orang yang mempunyai sifat buruk akan selalu mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dalam artian orang tersebut memiliki dampak buruk bagi setiap orang disampingnya. Oleh karena itu, tetap berhati-hati ya dalam memilih pergaulan dan jangan sampai malah kamu yang seperti itu.
3. Nabok nyilih tangan
Sangat menyebalkan ketika kita menemukan seseorang yang ingin melukai atau menyakiti hati orang lain namun dengan cara menyuruh atau menghasut orang lain juga. Â Peribahasa ini sangat cocok untuk menceritakan hal tersebut. Peribahasa ini mempunyai arti memukul dengan tangan orang lain. Bila dimaknai secara dalam, hal ini berarti melukai atau menyakiti hati dengan memanfaatkan orang lain karena dia tidak berani mengatakan atau bertindak secara langsung.
4. Yitna yuwana lena kena
Peribahasa ini berarti orang yang berhati-hati maka akan selamat sedangkan yang tidak maka akan celaka. Dalam dunia nyata memang seperti itu lah, tentu dengan adanya peribahasa jawa satu ini, kita harus lebih hati-hati  dalam melakukan tindakan mauun berbicara tentang apapun. Agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ternyata peribahasa ini  juga populer dikalangan Sunda juga.
5. Angon mangsa
Dalam bahasa Indonesia , peribahasa ini memiliki makna mencari waktu yang tepat atau baik. Jika dimaknai lebih dalam, artinya ialah jadilah seseorang yang bijak, sebab seorang yang bijak akan tahu kapan ia bertindak dan melakukan hal yang memang perlu dilakukan.
6. Cincing-cincing meksa klebus
Artinya ialah tadinya ingin berhemat malah boros. Tentu saja hal ini banyak terjadi dimasyarakat sekitar kita, bahkan diri kita sendiri . Peribahasa ini mungkin sangat cocok bagi kamu yang merasa boros , termasuk saya. Saya sendiri berencana irit pada awal bulan . Tapi apalah daya  kenyataannya berbalik, padahal saya anak kost.
7. Titah alus lan titah kasat mata iku kabeh saka Pangeran, mula aja nyembah titah alus nanging aja ngina titah alus.
Peribahasa ini termasuk dalam kategori religius ya. Yang mana memiliki arti baik mahluk halus maupun mahluk yang tampak semuanya ciptaan Tuhan adanya. Peribahasa ini mengisyarakatkan bahwa kita sebagai mahkluk tuhan jangan menyembah mahluk halus tetapi jangan pula menghinanya. Karena kita sama-sama ciptaannya.
8. Titah alus iku ana patang warna, yakuwi kang bisa mrentah manungsa nanging ya bisa mitulungi manungsa, kapinhdo kang bisa mrentah manungsa nanging ora bisa mitulungi manungsa, katelu kang ora bisa mrentah manungsa nanging bisa mitulungi manungsa, kapat kang ora bisa mrentah manungsa nanging ya ora bisa mitulungi manungsa.
Untuk peribahasa terakhir yang saya bagikan, sedikit panjang . Daripada peribahasa ini merupakan pepatah yang meiliki pesan bahwa makhluk halus itu ada 4 macam, pertama yang dapat memerintah manusia tetapi dapat pula memberi pertolongan kepada manusia, kedua yang dapat memerintah manusia tetapi tidak dapat memberikan perrtolongan pada manusia, ketiga yang tidak dapat memerintah manusia tetapi dapat membantu manusia, keempat yang tidak dapat memerintah manusia tetapi juga tidak dapat membantu manusia. Kurang lebih pesan yang disampaikan sama seperti peribahasa sebelumnya, yaitu jangan mengagungkan mahkluk halus dan tidak perlu takut .
     Sebagai orang Jawa haruslah mengenal sebuah budaya dan melestarikannya. Terlebih lagi adalah peribahasa, dimana peribahasa ini mengandung banyak nasehat yang baik . Berpesan pada diri kita bahwa untuk lebih hati-hati dalam menjalani sebuah kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI