Mohon tunggu...
Chamelia Dwi Angelina
Chamelia Dwi Angelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ( 20107030010)

Vagabond on Vacation

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kamu yang Toxic atau Temanmu yang Toxic?

18 Maret 2021   15:34 Diperbarui: 18 Maret 2021   16:38 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah mahkluk sosial, wajar apabila menikmati kebahagiaan bersama teman atau sahabat .  Seharusnya seorang teman atau sahabat ialah orang-orang yang bisa dijadikan support system ketika kamu membutuhkan dukungan . Akan tetapi, bagaimana seandainya teman atau sahabatmu itu malah menjadi orang yang menghambat proses perkembanganmu?

Teman yang baik mampu membuatmu nyaman, lebih percaya diri, mood lebih cenderung baik. Namun, ada tipe teman yang memberimu hal sebaliknya . Kamu dibuat insecure, emosian , gampang stress, tersinggung, dan lain-lain . Seperti apa sih teman yang memiliki kepribadian toxic? Setidaknya ada beberapa ciri yang menunjukan kalau teman atau sahabat kamu toxic , yuk simak!

1. Kamu merasa kalah 

    Apakah kamu pernah berfikir seperti,apakah sahabatnya yang lain memberinya lebih banyak? Mengapa melakukan hal-hal menyenangkan tanpa dirimu? Dan mengetahui tentang sahabatmu dari orang lain? Kalah dalam artian disini kamu dibuat overthinking seperti itu dan kamu merasa bahwa sahabatmu seperti tidak mengajakmu kemana-mana . Tapi, orang lainlah yang diajak . Kamu menganggap dia best friend . Namun, dia  menganggap kamu just friend . Tapi perlu dipikirkan lagi ya, apasih yang membuat dia seperti itu? Apa yang salah dari hubungan persahabatan kalian .

2. Ingin didengar namun, tidak mau mendengarkan.

    Terjadinya ketidakseimbangan ketika kalian berbicara satu sama lain . Sahabatmu curhat dari A-Z , menangis terus menerus, emosi sendiri. Kamu selalu mendengarkannya dan menenangkan dirinya, bahkan selalu ada untuknya. Tapi giliran kamu yang bercerita  tentang betapa buruknya hari itu, atau betapa hebatnya hari itu dan mulai memberitahunya tentang apa saja yang terjadi dia malah meminta maaf dan harus menutup telepon atau ada saja alasan menolak untuk diajak bertemu. Dia tidak bersikap seperti halnya kamu kedia, dan malah menghindari tanpa menananyakan apapun bahkan khawatir .

Mungkin kejadian seperti ini bila hanya terjadi sekali tidak apa-apa ya readers, mungkin sahabatmu sedang dalam keadaan tidak baik . Namun, apabila hal ini terjadi berulang-ulang dan kamu sudah muak , lebih baik tinggalkanlah .

3. Berbicara tanpa berfikir

     Kejujuran adalah hal penting dalam hubungan apapun . Tetapi, attitude tetap harus didahulukan . Mungkin niatnya jujur adalah untuk hal baik . Tapi bagaimana jika omongan yang keluar dari mulut sahabatmu dilontarkan begitu saja tanpa di-filter?

Seperti " Kamu gendut banget, seharusnya rajin olahraga lah . Jangan males !". Bukankah yang terdengar bukan niat baik, tapi malah seperti menjelekkan? Dia tidak tahu usaha apa saja yang sudah kamu lakukan demi menurunkan berat badan . Seharusnya, sahabatmu melontarkan kalimat yang lebih membangun semangatmu atau mengusir rasa insecuremu atau bahkan mengajakmu olahraga bersama . Agar mengurangi rasa sakit hati yang kamu terima, dan kamu menjadi lebih positif .

4. Perjuangan berat sebelah

     Sama halnya dalam hubungan romansa. Hubungan yang baik itu tercipta karena keduanya saling memperjuangkan . Bukan bucin sepihak . Begitu juga dalam hubungan persahabatan . Apakah kamu menghubungi sahabatmu lebih sering? apakah kamu merasa lebih bersemangat untuk berbicara dan berkumpul daripada sahabatmu?

Sudah mengorbankan banyak hal , tetapi timbal baliknya kepadamu enol . Kamu merasa perhatian dengan dia, tapi dia seperti merasa terganggu . Bukan maksut tidak ikhlas atau bersahabat secara pamrih , tapi kamu hanya butuh dihargai bukan?

5. Merasa dirinya paling benar, dan kamu selalu salah

     Sahabatmu memberi tahumu bahwa kamu  perlu berubah .Tapi bagaimana dengan dia? dia tidak menyadari kekurangannya sendiri, apalagi mengubahnya. Dia berfikir kalau kamu yang berubah maka semuanya akan baik-baik saja.  Contohnya nilai ujian matematika sahabatmu jelek . Padahal memang dia yang tidak belajar, bolos pelajaran, tidak mendengarkan guru . Bukannya memperbaiki nilainya , dia malah menyalahkanmu karena kamu tidak mengajari dia , tidak mau memberi contekan, kamu sudah seperti pemerintah saja yang selalu disalahkan .

6. Moodyan

    Pada awalnya sangat menyenangkan bisa bersamanya. Kamu tertawa, kamu berkomitmen untuk bersama , itu adalah hubungan yang menyenangkan. Kemudian lama kelamaan sesuatu berubah. Sangat mudah untuk mendapat masalah dengannya sekarang. Ketika ada hal yang tidak jelas atau kamu tidak sengaja menyinggung sesuatu, dia suka mengamuk sendiri. Dan akhirnya hal ini membuatmu hati-hati bahkan terlalu berhati-hati, memperhatikan setiap kata untuk menghindari mengatakan hal yang salah. Padahal yang tidak santai dia , tanpa menjelaskan apapun malah mara-marah seenaknya . Kamu mau marahpun jadinya tidak enak hati .

7. Tidak dapat diprediksi karena terlalu labil

     Awalnya kamu merasa sangat akrab dengannya , tapi sekarang kamu merasa tidak bisa memprediksikan apa yang sahabatmu harapkan . Ketika moodnya bagus, kamu akan diapresiasi . Namun tiba-tiba karena alasan yang tidak jelas dia malah memusuhimu .Kamu merasa tidak nyaman, khawatir, takut. Kamu sangat memikirkannya. Dan kemudian sesuatu yang luar biasa terjadi - tiba-tiba dia mengapresiasi kamu lebih dan membuatmu lebih bahagia . Lalu kekhawatiranmu hilang dan berfikir semuanya baik-baik saja . Kemudian keesokan harinya, kamu tidak bisa menghubunginya. Ketidakkonsistenan dan kurangnya prediktabilitas membuat kamu meragukan segalanya. Rasanya seperti dipermainkan ya?

8. Kamu menjadi stress sendiri

     Karena selalu memikirkan kelakuannya , akhirnya kamu ngerasa pusing sendiri . Merasa tidak tenang, kepala sakit, tidak tenang , hingga badanmu sakit semua . Padahal seharusnya , hubungan persahabatan itu menguatkan system imun kamu bukan malah menjadikannya lemah .

Nah setelah membaca ciri-ciri diatas, readers setidaknya memilih bersahabat dengan orang seperti apa . Berteman dengan siapapun boleh, namun bersahabat dengan siapa itu hendaklah baik untuk kesehatan mental dan fisikmu atau tidak . Mungkin masih ada beberapa readers yang belum bisa meniggalkan hubungan toxic ini karena beberapa alasan seperti terjebak dalam nostalgia kisah persahabatanmu, mengingat segala kebaikannya , merasa gagal menjadi teman yang baik, kamu mewajarkan sikapnya, kamu takut kehilangan teman, dan kamu takut sendirian .

     Setidaknya ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan padanya agar tidak lama-lama terjerumus dalam hubungan toxic seperti bertindak tegas, berani berkata tidak , jujur kalau dia menyakitimu, apabila komunikasi seperti ini tidak menyelesaikan masalah , memang seharusnya kamu membiarkannya pergi . Kalau bukan sekarang , kapan lagi? kamu hanya akan membuang-buang waktu dihubungan yang buruk .

Jadi readers, sebelum menilai orang lain atau teman sekitarmu toxic lebih baik kita berkaca dulu . Apakah kamu sudah menjalankan sebagai orang yang baik? Atau malah kamu lah yang toxic dan suka playing victim?! Terimakasih sudah membaca. Semoga artikel ini bermanfaat !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun