Mohon tunggu...
Came[L]eon
Came[L]eon Mohon Tunggu... Buruh -

"Every morning, we get a chance to be different. A chance to chance.A chance to be better.Your past is your pas.Leave it there.Get on with the future part" Twitter.com/babamrii

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dahulu & Sekarang tentang Commuter Line

5 Desember 2015   23:00 Diperbarui: 6 Desember 2015   07:08 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain dulu lain sekarang,tentang angkutan masal favorit pertama warga DKI Jabodetabek yang dapat mengakut ratusan orang dalam setiap jalannya sangat bangga saya terhadap Pt.KAI atau KCJ dalam mengoperasikan commuter line atau yang biasa di sebut KRL,mereka terus mengembangkan sarana dan prasarana agar para warga yang memakainya menjadi sangat nyaman & aman tidak salah jika warga Jabodetabek menjadikannya best choice for uban transport. Karena jarak tempuhnya bisa dipersingkat dari pada harus tua dijalan karena terjebak macetnya ibu kota Jakarta.

disini saya hanya ingin mengulas seperti apa dahulunya Commuter line ekonomi / KRL ekonomi dan seperti apa yang sekarang saat ini sehingga menjadi best choice for urban transport pilihan para warga jabodetabek. Pengalaman Pribadi saya sedikit menyimpan ketakutan menggunakan angkutan masal tersebut lantasan begitu rawannya terhadap tindak kejahatan,dimana saat dahulu perjalanan dari St.Manggarai menuju Depok saya sempat kehilangan dompet dan ponsel saya,padahal saya sudah berhati-hati untuk tidak mengeluarkan ponsel didalam kereta yg memang waktu itu sedikit agak ramai.Rasa tidak aman tersebut semakin menjadi jadi dimana tidak ada security didalam gerbong,dan kondisi gerbong kereta yang memang semrawut mulai dari penyakit masyarakat akan membuang sampah yg seenaknya membuang dilantai gerbong,banyaknya pedagang asongan yg berlalu lalang dari gerbong satu menuju gerbong selanjutnya sembari menjualkan jajanannya.

Tidak hanya pedagang minuman saja yang berlalu lalang didalam gerbong KRL,karena tiada tempat sampah (setau saya) jadi hasil makanan atau minuman yang mereka beli ya,kalau tidak dibuang dari luar pintu kereta ataupun ditaruh di kaki mereka,namun hal ini di manfaatkan oleh beberapa orang untuk mengemis sembari membersihkan sampah yang ada dikaki para penumpang dengan memelas dan cara orangnya mengemis ini pun sedikit memaksa agar diberi imbalan.

Tidak hanya pengemis dan Pedagang asongan saja yang berlalu-lalang dari gerbong depan hingga belakang,hal yang paling saya benci pun juga ada yaitu sekelompok pengamen yang dikala itu bergaya ala anak Punk.Gelisah dan resah mungkin itu yang saya rasakan karena disaat itu saya masih pelajar sekolah.Jika mereka tidak diberi uang,mereka akan sedikit menggertak pelajar pelajar yang memang terlihat masih takut dan gampang di bodohi.Namun tidak hanya pengamen dewasa saja kebanyakan juga pengamen pengamen yang masih anak anak yang memang harusnya mereka sekolah namun sudah harus mencari uang di dalam kereta Commuter line.

Namun siapa sangka,sekarang Transportasi yang mengakut ratusaan warga yang tinggal di perbatasan untuk berpergian sudah bisa merasakan amannya naik Commuter line atau KRL karena sudah tiada lagi pedagang ataupun pengemis,pengamen serta tukang jambret didalam kereta.rasa aman dan nyaman pun diberikan kepada para penumpang dengan adanya kursi Pioritas untuk Kaum Disabilitas,manula,dan ibu hamil serta diadakan gerbong khusus untuk wanita agar mereka terhindar dari pelecehan seksual yang sering menimpa.


(sumber : instagram.com/babamrii)

Dan saya pun salut untuk mereka para petugas yang bertugas didalam gerbong commuterline mereka berkerja memberikan pelayanan terbaiknya untuk para penumpang meskipun terkadang mereka harus bolak balik menyapu dan membersihkan lantai didalam gerbong.Juga petugas security yang hampir ada disetiap gerbong kereta yang memberikan gambaran rasa aman,lalu hadirnya pengeras infomarsi untuk stasiun tujuan.


(sumber Instagram.com/babamrii)

Namun ada dari beberapa orang yang memiliki penyakit bawaan yang tidak hilang,semoga saja ini tidak ada pada diri teman teman yang membaca ini.Ya,penyakit masyarakat kita adalah membuang sampah yang tidak pada tempatnya padahal sudah tertera bahwa didalam kereta Commuter Line tidak diperbolehkan makan atau minuman apa lagi membuang sampah yang seenak jidatnya.

(sumber:Twitter.com/babamrii)

Mungkin sekian tulisan dari saya tentang Commuter Line atau KRL yang saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi saya,semoga pt.KAI atau KCJ semakin berinovasi memberikan pelayanan yang terbaik,serta bagi kita para penumpang untuk menjaga kenyamanan sesama penumpang " Budayakan Orang Keluar Terlebih Dahulu" .

Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun