Kemarin Kau ada didepanku, tapi kau begitu asing bagiku ..
Jabatan tangan pertama kita masih tanpa rasa ..
Sapaanmu penuh keengganan ..
Kau masih begitu menjaga senyummu ...
Dengan perlahan kau menyebut namamu kala itu ..
Perlahan namun pasti, setiap jabatan mulai terasa..
Sapaan penuh kehangatan mulai terlontar ..
Dan senyummu lepas begitu manisnya ..
Kau mulai fasih memanggil namaku ...
Semua tiba pada biasa ..
Kau dan aku terbiasa dalam rangkain hari-hari ..
Kau menjadi begitu dekat ..
Rangkain itu menjadi begitu indah ...
Dan kumulai terbiasa menyapamu dengan mantap ..
"Sahabatku"
Hari ini ku tak ingin kenyataan merenggut kebersamaaan ini ..
Namun kau dan aku tak kuasa menahan rencana Sang Ilahi ..
Persimpangan itu kini telah jelas ..
kau dan aku telah berdiri di jalan masing-masing ..
Menatap jalan yang masih penuh tanda tanya..
Sahabatku ..
Bisikanmu tadi masih terus mengiang di telingaku ..
Doa tulusmu masih dan terus kudengar ..
Jabatan hangat tanganmu masih terasa ..
meneguhkanku akan kenangan kita ..
Sahabatku ..
kehilanganmu adalah awal betapa berartinya kamu ..
Kepergianmu adalah awal untuk selalu mengingatmu ..
Dan muram di wajahmu adalah awal untuk selalu mendoakanmu ..
Berharap untuk mengulang semuanya lagi ..
Namun bukan yang utama ..
Aku hanya ingin mendengar kau bahagia dan sukses di jalanmu ..
Jangan khawatirkan aku
Ku tahu kaupun akan melakukan yang sama untukku ..
Aku akan menjadi sahabatmu yang akan selalu kau banggakan.
Sahabatku ..
ijinkan ku kenang semua tentangmu ..
Semua tentang kita ..
terima kasih, aku bangga bertemu, mengenal dan bersamamu ...
Chalangona Matheo, 05/08/11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H