Kegelisaan ini.....
Sungguh memaksa tangan ini menuliskan barisan huruf ini,
Telinga-telinga yang seharus mendengar ...
Tak mengijinkan keluh ini terlontar..
Aku masih punya angin ...
Biarlah hembusannya membawanya segumpal keluh ini
Pada telinga yang masih mau mendengarkan aku …
Kepada mata yang menatap barisan kalimat ini.
Siapapun kamu ..
Dengarkan Dia …
Inilah nyayian hati laki-laki bodoh
Mungkin dia gila. ..
Dan dari kegilaan ini dia ingin menyanyikan nyanyian hatinya
Gelisa mencengkram, menusuk dan memenjarakan.
Tak pernah ada habisnya
Mencengkram erat dan dengan sinis tebal di wajahnya.
Betapa bodohnya kamu ..
Berjudi dengan perasaanmu sendiri...
Berjudi dengan bayangan yang tak pernah kau jumpai...
Bukankah itu bodoh..???
Bukankah itu sia-sia..???
celotehnya sinis.
Namun bayang itu lebih perkasa
Mengambil semua alam sadarnya..
Menanamkan keyakinan pada harapan...
Mungkin iya dan mungkin tidak...
Semalam bayangan itu masih ia sapa ..
Tapi kenapa tak kutemi pagi ini ...
Apakah kau telah pergi seiring hilangnya embun pagi...
Gelisah semakin dalam menusuk ..
Sepertinya dia akan gila...
Tapi apakah dia bodoh...??
Apakah dia gila………….???
Jawabanmu mungkin benar..
21/09/09 CaLangona Matheo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H