Menjadi mahasiswa merupakan keistimewaan yang kalau menurut generasi Z biasa disebut 'priviledge' yang jarang orang dapatkan. Perlu diketahui saat ini, menurut situs PDDikti terdapat 10,048,337 mahasiswa yang ter data, dan mayoritasnya mengenyam jenjang S1 (84,8%). Jumlah yang ter data ini masih jauh dari kata 'banyak' jika membandingkannya dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini atau jumlah usia produktif di Indonesia.Â
Jika kita mengamati lebih lanjut, siswa yang beruntung dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi mayoritas merupakan anak dari orang tua yang masuk ke kategori menengah ke atas, walaupun ada banyak siswa kalangan menengah ke bawah yang turut merasakan bangku kuliah dengan mengandalkan beasiswa dan bantuan, tetapi tetap saja menurut orang awam, bangku kuliah merupakan tempat menuntut ilmu bagi si kaya.
Pandangan tersebut sangatlah wajar, karena masih ada beberapa kampus negeri yang memberikan nilai UKT yang membebani mahasiswa, walaupun mahasiswa tersebut sudah mengisi form gaji orang tua dengan sebenar-benarnya. Oleh karena itu, seperti yang sudah saya singgung di paragraf awal bahwa menjadi mahasiswa merupakan priviledge yang jarang dirasakan merupakan sebuah fakta di lapangan!
Lalu apa yang harus kami sebagai mahasiswa lakukan? Menulis jurnal penelitian? Atau mengunjungi perpustakaan? Sesuai dengan judul artikel ini "Menjadi Mahasiswa Sejati" menurut saya bukanlah hal yang sulit, dan perlu dipikirkan dalam-dalam. Menurut pandangan saya, mahasiswa yang merupakan agent of change hanya memiliki satu tugas utama, yaitu belajar. Belajar di sini memiliki arti yang luas. Belajar beradaptasi, belajar berempati, belajar berpikir kritis, dan lain-lain.
Maka tidak ada salahnya jika ada seorang mahasiswa yang melakukan kesalahan dalam proses belajarnya, misalnya ketika ditunjuk menjadi moderator rapat dan ternyata terdapat kesalahan pengucapan nama, tempat tanggal lahir dan lain-lain. Kesalahan tersebutlah yang nantinya akan membentuk karakter mahasiswa menjadi lebih baik asalkan tidak dicemooh.Â
Jadi kunci menjadi mahasiswa sejati versi saya adalah dengan "belajar". Belajar berempati agar kita peka terhadap kondisi sosial, ekonomi, lingkungan sekitar kita, belajar berpikir kritis agar kita generasi penerus bangsa tidak mudah dibodohi, belajar beradaptasi agar generasi muda menjadi pribadi yang luwes dan gampang bersosialisasi, belajar memahami satu sama lain agar tercipta rasa nyaman dan toleransi, belajar sesuai dengan jalur pendidikan yang kita tempuh agar lulus dan menggapai cita-cita yang diharapkan, dan lain-lain.
Sebagai penutup artikel ini, saya sebagai seorang mahasiswa berharap kedepannya banyak anak muda bangsa yang turut merasakan bangku kuliah dan dipermudah dalam mengakses pendidikan lanjut ini, demi kita semua, demi bangsa ini, demi indonesia maju 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H