Mohon tunggu...
Chairul Wildan
Chairul Wildan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

full time learner

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kehadiran Gojek di Indonesia

21 Maret 2023   10:06 Diperbarui: 21 Maret 2023   10:08 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sejarah ojek di Indonesia dimulai di pedesaan pada tahun 1969. Pada saat itu, segelintir orang menawarkan ojek sepeda untuk menjangkau wilayah yang tidak terjangkau oleh kendaraan lain. Di jakarta, ojek bermunculan pada tahun 1974 sebagai alat transportasi baru berbasis motor dan memiliki peminat yang sangat banyak. Kemunculan ojek pangkalan terus berlanjut hingga tahun 2000-an, menjadi alternatif sarana transportasi karena dapat menembus kemacetan di Jakarta.

Dengan perkembangan teknologi era 4.0 ini, ojek bertransformasi dengan cepat seiring dengan kemajuan teknologi. Pada tahun 2010, Gojek, perusahaan karya anak bangsa muncul di Indonesia yang membawa pembaharuan untuk memaksimalkan dan mewadahi driver ojek dengan cara menghubungkan driver dengan penumpang melalui customer service. Pada tahun 2015, Gojek membawa digitalisasi dengan mengembangkan aplikasi gojek.

Adanya gojek merupakan jawaban atas tidak terselesaikannya masalah transportasi publik di Indonesia. Hal ini merupakan kegagalan pemerintah untuk menyediakan transportasi publik yang baik selama ini. Ojek online dinilai bukan menjadi solusi utama untuk mengatasi kemacetan. Walaupun bukan solusi utama untuk mengatasi kemacetan, Gojek telah berkembang  dan menjelma menjadi start-up raksasa. Hal ini dibuktikan bahwa pada tahun 2016 gojek mendapatkan title unicorn, yaitu perusahaan yang memiliki valuasi satu miliar dollar Amerika atau setara dengan 14 triliun rupiah. Hal ini juga didukung dengan jumlah mitra driver yang mencapai angka 150 ribu pengemudi dengan jumlah penumpang 7,5 juta penumpang pada tahun 2016. Hingga pada puncaknya pada tahun 2019, Gojek memiliki 29,2 juta pengguna aktif bulanan. 

Dengan berbagai inovasi yang ada di dalamnya, aplikasi ojek online telah menjadi bagian kehidupan dari masyarakat. Per Juli 2022, 2,6 juta mitra ojek online bergantung dengan adanya aplikasi ojek online ini. Dengan kata lain, ojek online telah menjelma menjadi suatu kebutuhan perekonomian di masyarakat. Bahkan, menurut data, Gojek sendiri telah berkontribusi atas 249 triliun atau 1,6% atas PDB indonesia tahun 2020. Fenomena ini semakin menggambarkan betapa aplikasi ojek online telah mengubah pola konsumsi masyarakat, yang sebelumnya menganggap ojek merupakan hal yang sepele berubah menjadi suatu kekuatan ekonomi besar di Indonesia.

Untuk mengembangkan ekosistem Gojek menjadi lebih luas lagi, pada 1 Januari 2022, Gojek membuat kejutan dengan melakukan merger dengan salah satu raksasa unicorn di Indonesia lainnya, yaitu Tokopedia. Kemudian mereka berganti nama menjadi GoTo. Dengan merger ini, GoTo menjadi salah satu startup terbesar di dunia dengan valuasi mencapai 17 miliar dollar Amerika. Per tanggal 11 April 2022, GoTo mulai melantai di bursa efek dengan menawarkan 46 miliar lembar saham baru dengan harga IPO 338 rupiah per lembar saham dan menargetkan dana segar sebesar 15,8 triliun rupiah atas penjualan saham tersebut. 

Walaupun dengan valuasi yang fantastis, selama ini GoTo masih dalam kondisi yang mengenaskan. Selama sepuluh tahun berdiri, GoTo belum mencatatkan keuntungan dalam laporan keuangan tahunannya. Bahkan, per September 2022, GoTo telah menelan rugi sebesar 20 triliun rupiah sepanjang tahun 2022, meningkat 70% dibanding periode yang lalu (yoy). Hal tersebut sejalan dengan nilai saham GoTo. Semenjak listing di bursa efek, saham GoTo telah terkoreksi sebesar 68% dan saat ini hanya berharga 121 rupiah per lembar sahamnya. 

Kebijakan yang dilakukan GoTo selama ini kurang tepat. GoTo seringkali memberikan promosi  kepada konsumen dengan cara membakar uang seakan akan mengabaikan aspek utama dari bisnis, yaitu mencari keuntungan. Hal tersebut menjadi concern dan menimbulkan pertanyaan apakah bisnis GoTo ini dapat sustain mengingat terdapat lebih dari 2,2 juta mitra yang menggantungkan hidupnya dari kehadiran bisnis ini. 

Menurut survey yang dilakukan oleh LPEM FEB UI, mayoritas mitra GoTo menyatakan bahwa masa depannya akan lebih baik sebagai mitra GoTo. Dengan adanya sikap optimis dan harapan dari mitra, perlu adanya penyesuaian kebijakan dari GoTo untuk mempertahankan bisnis yang telah ada dan menyelamatkan hidup dari 2,2 juta mitra yang terdaftar. 

Pemerintah juga tidak boleh tinggal diam atas permasalahan ini. Perlu adanya intervensi dari pemerintah untuk memastikan bahwa masyarakat yang terdaftar sebagai mitra GoTo bisa mandiri dan tidak bergantung dengan bisnis GoTo. Jangan sampai, jika terjadi kegagalan, GoTo akan menimbulkan snowball effect bagi mitranya, khususnya bagi masyarakat pra sejahtera. Perlu adanya pelatihan skill bagi masyarakat sehingga mereka mendapatkan pilihan pekerjaan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan jika terjadi kegagalan bisnis GoTo. 

Daftar Pustaka


"Go-Jek Targetkan 10 Juta Pengunduh pada 2016." Metro Tempo.co, 7 October 2015, https://metro.tempo.co/read/707903/go-jek-targetkan-10-juta-pengunduh-pada-2016. Accessed 2 March 2023.

"Pasca Merger Gojek-Tokopedia, Berikut Peringkat Startup Terbesar di Dunia." Good News From Indonesia, 20 May 2021, https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/05/20/pasca-merger-gojek-tokopedia-berikut-peringkat-startup-startup-terbesar-dunia. Accessed 5 March 2023.

"PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk [GOTO]." IDNFinancials, https://www.idnfinancials.com/id/goto/pt-goto-gojek-tokopedia-tbk. Accessed 5 March 2023.

"Riset LD FEB UI: Kontribusi Ekosistem Gojek kepada PDB Indonesia Diperkirakan Meningkat 60% di Akhir 2021 -- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia." FEB UI, 22 October 2021, https://feb.ui.ac.id/2021/10/22/riset-ld-feb-ui-kontribusi-ekosistem-gojek-kepada-pdb-indonesia-diperkirakan-meningkat-60-di-akhir-2021/. Accessed 5 March 2023.

"Saham GOTO Cetak Rekor, Tertinggi Sejak IPO." Detik Finance, 16 June 2022, https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-6129817/saham-goto-cetak-rekor-tertinggi-sejak-ipo. Accessed 5 March 2023.

"Sejarah Ojek Sebelum Gojek | kumparan.com." Kumparan, 16 December 2022, https://kumparan.com/kumparantech/sejarah-ojek-sebelum-gojek-1zRuQzx9UFO. Accessed 5 March 2023.

"Setahun Gojek dan Tokopedia Merger, Pendapatan GoTo Tembus Rp 5,2 T." Detik Finance, 10 June 2022, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6120005/setahun-gojek-dan-tokopedia-merger-pendapatan-goto-tembus-rp-52-t. Accessed 5 March 2023.

"Studi: Kontribusi Gojek terhadap PDB Meningkat 60 Persen." Tekno Tempo.co, 21 October 2021, https://tekno.tempo.co/read/1519658/studi-kontribusi-gojek-terhadap-pdb-meningkat-60-persen. Accessed 5 March 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun