Suatu hal yang membuat keharuan tersendiri bagi penulis, setiap kali melewati makam Nabi Muhammad SAW di mesjid Nabawi air mata ini selalu mengalir mengingat perjuangan beliau mengajarkan dan menegakkan Islam.
Setelah mengerjakan Arbain (Sholat 40 waktu berjamaah di mesjid Nabawi) kami pun bersiap menuju Mekkah, Alhamdulillah kebersamaan dalam rombongan kami semakin erat dan kompak, apalagi 90% anggota rombongan usia nya sekitar 40 tahunan sehingga masih satu nuansa karakter dan semangat yang sama. Gelak tawa dan canda pada saat santai membuat suasana semakin hangat dan mententramkan hati ini.
Tanggal 7 September kami bertolak ke Mekkah, setelah menempuh perjalanan selama 6 jam kami pun tiba di penginapan Sisya gedung 615, di sini pun kami mengucap syukur Alhamdulilah karena penginapan ini baru di pakai saat musim haji 2015 ini. Jarak dari penginapan menuju Masjidil Haram kurang lebih 4.3 km, dan lagi lagi kami bersyukur karena ada bis yang masih baru beroperasi selama 24 jam dengan frekuensi paling lambat 15 menit sekali lewat di depan penginapan kami menuju Masjidil Haram.... luar biasa.
Setelah istirahat sebentar malamnya kami menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umroh wajib. Bagi penulis dan istri yang belum pernah pergi ke tanah suci, melihat Kabah pertama kali sungguh merupakan keberkahan dan keharuan tersendiri, yang selama ini hanya melihat di tv sekarang ada di depan kami berdiri dengan kokoh dan megahnya, air mata pun tak terbendung mengalir dari mata ini, ya Allah kalau bukan karena karuniamu tidak mungkin kami Engkau panggil kami kesini, berkahilah kami ya Allah, ampunilah segala dosa kami ya Allah.... Labbaik Allahumma Labbaik.... Labbaik Laa syarikalaka labbaik... Aku penuhi panggilan mu ya Allah .
Suasana Thawaf Bada Isya
Hari hari selanjutnya kami isi dengan pergi sholat ke Masjidil Haram, Taklim dan pengajian serta umroh sunnah.
Penulis dan Istri di depan Makam Siti Khadijah, Mekkah...
Belum hilang suasana duka di rombongan kembali kami di kejutkan dengan peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram, karena angin kencang dan hujan deras yang tiba-tiba di sore jumat itu. Alhamdulillah di kloter kami tidak ada korban dalam peristiwa itu. Penulis sendiri pada hari itu selepas jumatan kembali ke penginapan rencana habis Ashar mau ke Masjidil Haram cuma karena dari jam 16.00 terjadi hujan badai di sertai petir yang tiada henti, rencana tersebut di batalkan dan jam 17.30 kami menerima berita duka tersebut, ada 87 saudara kita yang menjadi korban 3 di antaranya dari Indonesia, Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roojiun....semoga semua amalnya di terima oleh Allah SWT... Amiiinnn
Crane yang jatuh di Masjidil Haram