Mohon tunggu...
Chairoel Adam
Chairoel Adam Mohon Tunggu... Desainer - Desainer Grafis

Halo, Saya seorang desainer grafis pemalas yang memiliki orientasi seksual kepada huruf. Hobi tidur dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pendek tapi Besar atau Tinggi tapi Kecil? Begini Cara Memilih dan Memanfaatkan Huruf

21 September 2022   20:35 Diperbarui: 21 September 2022   20:44 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Sri Asih (Sumber: media-amazon.com)

Huruf sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari kita mengawali hari dengan membuka ponsel memeriksa notifikasi yang masuk, poster yang ada di dinding kamar, tempelan-tempelan kertas di meja belajar, buku-buku. 

Hingga kita berada di luar ruangan pun dunia dipenuhi dengan berbagai macam bentuk huruf yang ada, baik huruf vernakular yang dibuat manual oleh tangan manusia, sampai ke huruf digital semuanya memiliki bentuk yang berbeda. Semua bentuk, susunan, dan gaya dari huruf-huruf tersebut dibahas dalam sebuah sistem keilmuan yang dikenal dengan istilah Tipografi.

Sejarah Tipografi sendiri sudah dimulai jauh sejak manusia mulai melakukan kegiatan mengukir di dinding gua pada 25.000 tahun S.M lalu yang awalnya berupa pictogram (gambar yang memiliki makna tertentu seperti hewan, tempat, dan objek-objek lainnya) terus berkembang menjadi sistem tulisan pertama yang dibuat oleh orang Sumeria dengan nama sistem tulisan Cuneiform hingga  masa sekarang kita mengenal huruf yang dapat kita baca dan tulis secara manual maupun digital berkat perkembangan teknologi (Rustan, 2010: 3).

Sampai pada masa sekarang, huruf-huruf tersebut kita gunakan sebagai perangkat komunikasi. Jenis huruf pun beragam bentuknya, kita sering mendengar istilah font dan typeface yang merujuk kepada sekumpulan huruf dengan ciri khas bentuk tertentu. 

Banyaknya bentuk typeface yang tersedia sekarang dengan akses internet yang luas dimanfaatkan oleh para desainer untuk memberikan kesan tertentu pada desain yang dibuatnya.

Pemanfaatan typeface dalam dunia desain sendiri memainkan peran yang cukup besar untuk memberikan kesan tertentu bagi para audience yang dituju. Seperti contohnya pada poster film Sri Asih di atas, selain visual ilustrasi yang ditampilkan pada desain poster tersebut, tulisan "Sri Asih" pada poster juga memiliki ciri khas tersendiri yang memperkuat pesan bahwa desain poster tersebut adalah film Fantasi, Super Hero. 

Pemilihan jenis typeface pada poster ini tentunya melalui pertimbangan yang dilakukan oleh desainer, bayangkan jika tulisan judul itu diganti menggunakan typeface "Comic Sans" yang sudah sering kita lihat atau "Times New Roman" yang biasa kita pakai di kantor untuk membuat laporan, tentu kesannya akan sangat berbeda.

Lalu bagaimana caranya menentukan jenis huruf yang tepat untuk sebuah desain?

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, ada beberapa istilah dalam tipografi yang harus diketahui agar bisa memahami topik ini, diantaranya adalah:

  • Baseline, Merupakan garis maya yang terletak di dasar menempatkan huruf pada posisi sejajar
  • Cap height, Garis maya yang menjadi tinggi dari huruf kapital
  • X-Height, Garis maya yang menjadi tinggi huruf kecil
  • Legibility, Adalah tingkat kejelasan antar huruf pada sebuah typeface
  • Readability, Adalah tingkat keterbacaan huruf pada sebuah kalimat

(Sihombing, 2015: 128)

Beberapa istilah di atas akan  menjadi pertimbangan dalam pemilihan dan pemanfaatan huruf pada topik ini. Namun, tahap awal untuk memilih jenis huruf yang akan digunakan pada sebuah desain sebenarnya adalah mempertimbangkan pesan dan kesan apa yang ingin disampaikan desainer kepada pembacanya, apakah itu kesan menakutkan, sedih, bahagia, atau yang lainnya, serta juga mempertimbangkan aspek estetika dari huruf tersebut saat diterapkan pada sebuah desain (Kartika, 2015). 

Karena setiap jenis huruf memiliki ciri khas dan sifatnya masing-masing, maka pemilihan jenis huruf harus memiliki kesesuaian dengan tujuan penggunaannya. Jenis Huruf Display Typeface contohnya, adalah jenis huruf yang memiliki ornamen pada bentuk hurufnya, tidak sesuai jika dipakai dalam paragraf yang panjang, namun sangat baik dipakai untuk sebuah headline pada desain yang sesuai dengan ornamennya tersebut.

Masalah selanjutnya yang hadir saat kita sudah mengetahui jenis huruf yang akan dipakai, adalah tentang bagaimana kita menentukan typeface apa yang sebaiknya kita pakai?. 

Contohnya saat akan membuat paragraf yang panjang dengan jenis huruf Serif. Typeface yang termasuk ke dalam kelompok ini ada sangat banyak, seperti yang kita kenal: Times New Roman, Baskerville, Didot, dan lainnya. Apa yang dapat kita pertimbangkan untuk memilih dari sekian banyak typeface yang ada?

Salah satu aspek yang dapat menjadi pertimbangan dalam memilih sebuah typeface pada jenis yang sama adalah dilihat dari perbedaan tinggi x-height pada typeface tersebut. Setiap typeface memiliki tinggi x-height yang beragam. X-height berpengaruh terhadap readability sebuah typeface. Jadi, pada saat sebuah typeface memiliki x-height yang lebih tinggi, maka akan semakin mudah terbaca pada ukuran yang kecil seperti pada sebuah paragraf (Stocks, 2022).

Penulis melakukan survei untuk melihat pengaruh antara x-height terhadap tingkat keterbacaan dari sebuah huruf baik itu digunakan sebagai headline maupun body text. 

Survei ini dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan pada akun instagram pribadi penulis. Responden terdiri dari 23 orang pria dan 7 orang wanita dengan rentang usia 16-50 tahun. Tiap pertanyaan kuesioner berisi dua buah typeface dengan ukuran yang sama tetapi memiliki tinggi x-height yang berbeda.

(1) Recoleta, (2) Bell MT. Perbandingan typeface Serif yang diaplikasikan untuk Headline/Dokpri
(1) Recoleta, (2) Bell MT. Perbandingan typeface Serif yang diaplikasikan untuk Headline/Dokpri

Poin pertama dari kuesioner ini adalah dari mana dari dua typeface serif ini, yang memiliki ukuran font yang sama, sesuai untuk dijadikan headline pada sebuah desain? 16 orang (53,3%)  setuju bahwa typeface pertama, yaitu Recoleta sesuai digunakan pada bagian headline sebuah desain, sedangkan 14 orang (46,7%) lainnya memilih Bell MT.

(1) TW Cent MT, (2) Arial. Perbandingan typeface Sans Serif yang diaplikasikan untuk Headline/Dokpri
(1) TW Cent MT, (2) Arial. Perbandingan typeface Sans Serif yang diaplikasikan untuk Headline/Dokpri

Sama dengan poin pertama, ditanyakan juga pertanyaan yang sama untuk typeface bertipe Sans Serif. Hasilnya adalah 17 orang (56,7%) memilih typeface TW Cent MT dengan x-height yang lebih rendah daripada Arial dengan 13 orang (43,3%) yang memilih.

(1) Recoleta, (2) Bell MT. Perbandingan typeface Serif yang diaplikasikan untuk Body Text/Dokpri
(1) Recoleta, (2) Bell MT. Perbandingan typeface Serif yang diaplikasikan untuk Body Text/Dokpri

Jika dua pertanyaan tadi dipakai sebagai sebuah headline, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana jika kedua typeface tersebut dipakai ke dalam paragraf. Dengan ukuran yang sama, 26 orang (86,7%) sepakat bahwa typeface Recoleta lebih sesuai dipakai ke dalam paragraf daripada Bell MT dengan 4 orang (13,3%) yang memilih.

(1) Arial, (2) TW Cent MT. Perbandingan typeface Sans Serif yang diaplikasikan untuk Body Text/Dokpri
(1) Arial, (2) TW Cent MT. Perbandingan typeface Sans Serif yang diaplikasikan untuk Body Text/Dokpri

Begitu juga dengan typeface Sans Serif yang dipakai ke dalam paragraf. 25 orang (83,3%) memilih Arial lebih sesuai diaplikasikan ke dalam paragraf daripada TW Cent MT dengan 5 orang (16,7%).

Jika dilihat dari hasil survei yang telah dilakukan, perbedaan x-height pada typeface tidak terlalu berpengaruh pada penggunannya dalam sebuah headline. Hal ini dikarenakan ukuran headline pada sebuah media desain sendiri kebanyakan memiliki ukuran yang besar, sehingga perbedaan x-height ini bukan menjadi faktor yang penting dalam pemilihan typeface yang digunakan, melainkan jenis huruf yang dipakai dan sifat yang dimiliki sebuah huruf yang lebih mempengaruhi pemilihan typeface yang dipakai pada headline sebuah desain.

Berbeda dengan headline, perbedaan x-height pada typeface dapat mempengaruhi tingkat keterbacaan huruf dalam sebuah body text atau paragraf. Dilihat dari hasil survei tersebut bahwa mayoritas responden memilih typeface dengan ukuran x-height yang lebih tinggi. 

Hal ini berkaitan dengan tingkat keterbacaan (readability) typeface yang tinggi jika memiliki ukuran x-height yang tinggi juga, dikarenakan huruf-huruf yang dipakai akan terlihat lebih besar dengan ukuran font yang sama jika dibandingkan dengan typeface lain yang memiliki ukuran x-height yang rendah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun