c.Adanya gangguan dalam menggunakan kosakata, menghubungkan kalimat secara jelas dan menjabarkan sebuah topik berdasarkan rangkaian kejadian
2.Kurangnya kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur sesuai standar yang diharapkan untuk usianya. Hal ini mengakibatkan keterbatasan dari berbagai aspek, mulai dari kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, pencapaian akademik, partisipasi sosial ataupun peforma dalam bekerja yang dimiliki oleh individu tersebut.
3.Awitan gejala pada periode perkembangan awal.
PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KETERLAMBATAN BERBICARA ANAK
Orang tua merupakan manusia pertama dan terlama yang berinteraksi dengan anaknya. Orang tualah yang berperan menjadi guru pertama dan utama bagi perkembangan pengetahuan kognitif dan psikomotorik anak. Oleh sebab itu, orang tua memiliki peran sangat penting dalam mencegah terjadinya keterlambatan berbicara pada anak.
Pada penelitian Sirjon dan Farena (2021) juga menunjukkan bahwa dari 5 kasus keterlambatan berbicara, semuanya terindikasi disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua. Kurang adanya perhatian dan dukungan orang tua terhadap rutinitas yang dilakukan sang anak. Adanya faktor orang tua tunggal sebagai pengasuh anak sehingga berdampak pada kurangnya stimulasi terhadap perkembangan bahasa dan kemampuan berbicara anak. Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat kerja sama yang kurang aktif antara pihak sekolah dengan orang tua dan adanya penggunaan media yang tidak menarik dan interaktif dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh hasil penelitian Nugraha dan Rukyah (2022) menunjukkan bahwa keterlambatan berbicara pada anak usia 3-4 tahun di Kelurahan Bukit Lama Palembang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya interaksi, stimulus dan komunikasi orang tua kepada anaknya. Anak cenderung lebih terbiasa main sendiri dan menonton TV maupun gadget sendiri tanpa didampingi dan diperhatikan oleh orang tuanya.
Selanjutnya, pada penelitian yang dilakukan oleh Parahita, Kholid dan Jatmika (2022) ditemukan bahwa 2 dari 10 kasus anak terlambat berbicara memiliki kesamaan umur yakni berusia 5 tahun. Kedua kasus tersebut menunjukkan adanya indikasi kurangnya perhatian orang tua menyebabkan terjadinya keterlambatan berbicara. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan jarang berinteraksi dengan anak menyebabkan anak memiliki kosa kata yang sangat sedikit sebagaimana pemahaman kosa katanya saat masih balita. Selanjutnya, kasus lain pada penelitian tersebut menjukkan bahwa anak usia 5 tahun yang hanya diberikan gawai saat ibunya sibuk bekerja memperhatikan dagangannya cenderung terobsesi pada gawainyai. Terlihat bahwa apa yang diucapkan oleh anak tersebut adalah bahasa yang ia dapatkan dari gawainya. Sehingga hal ini ditakutkan dapat membawa pengaruh buruk bagi sang anak karena tidak adanya penyaringan dan perhatian dari orang-orang sekitar sang anak.
Pada penelitian Sari dan Suryani (2020) menunjukkan bahwa keterlambatan berbicara anak usia 10 tahun disebabkan oleh penyakit step yang pernah terjadi saat ia berusia 13 bulan. Hal tersebut menyebabkan sang anak mengalami keterlambatan berbicara pada masa prasekolah sehingga perlu adanya perhatian dalam tumbuh kembang sang anak baik secara fisik maupun psikis.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua menjadi hal penting bagi pengembangan potensi dan juga mencegah terjadinya segala faktor pemicu keterlambatan berbicara anak. Orang tua wajib memberikan perhatian kepada anaknya demi peningkatan kemampuan berbahasa sang anak ke arah yang lebih baik. Dalam mengatasi keterlambatan berbicara, perhatian dan kasih sayang orang tua menjadi hal paling dibutuhkan sang anak agar tumbuh kembang bahasanya dapat lebih meningkat.
Daftar Pustaka
Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, S. (2003). Psikolinguistik: Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dardjowidjojo, S. (2005). Psikolinguistik: Pengantar. Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hurlock, E B. (1997). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan, Edisi kelima. Erlangga.
Nugraha, F dan Rukyah. (2022). Analisis Kemampuan Keterlambatan Berbicara Pada Anak Usia (3-4) Tahun di Kelurahan Bukit Lama Palembang. Journal of Early Childhood and Character Education, 2(2).
Parahita, A D,. Kholid A H dan Jatmika N. (2022). Studi Kasus Bahasa Lisan Anak Terlambat Berbicara: Kajian Psikolinguistik. Pesona: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra, 8(1).
Pateda, M. ( 1990). Â Sosiolinguistik suatu Pengantar. Jakarta : PT Gramedia.
Sari, R T dan Nuryani. (2020). Analisis Keterlambatan Berbicara (Spech Delay) pada  Anak Study Kasus Anak Usia 10 Tahun. Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran.
Sirjon dan Farena N. (2021). Keterlambatan Berbicara Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Panrita, 2(1).
Suwarno..(2002). Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H