Setelah kemenangan opsi C, kasus bank century pada ranah politik di DPR yang kita saksikan, sungguh memperlihatkan betapa berantakannya koalisi pemerintahan presiden SBY, sungguh tak bisa terbayangkan kalau kita mengambil empati seandainya kita pada posisi beliau, bermacam perasaan yang muncul, campur aduk,menggunting dalam lipatan, menikam dari belakang, berkhianat, kalau mengambil bahasa iklan,perasaan presiden nano nano.sungguh tidak ada sedikitpun perasaan nyaman.Kalau saja digambarkan presiden SBY seorang petinju, kayaknya partai pendukung koalisi yang membelot ,berkhianat, sudah digebukin satu satu sampai babak belur,
Kalau saja bisa menjerit ,berteriak, saya pikirsebagai manusia , ingin rasanya beliau juga menyampaikan semua unek unek dan kekesalanya dalam bahasa yang dianggap sebagian orang vulgar, seperti yang disampaikan anggota partai demokrat, ruhut sitompul, kalau saja suatu ketika beliau muncul dengan sumpah serapah ,seperti yang dipertonotonkan anggota partai demokrat pembela setianya, saya hanya memandang sangat wajar sebagai manusia biasa presiden juga bisa kesal penuh dengan kekecewaan,
Pernyataan mengambil alih tanggung jawab bank century,ternyata tidak menyurutkan keinginan fraksi pendukungnya,seperti PKS,PPP,Golkar, mereka tetap menghantam dengan dalih mewakili nurani rakyat,sebagian orang menilai SBY terlambat dengan pernyataannya, karena bola salju sudah bergulir semakin kencang. Lalu apakah ada penyesalan presiden SBY telah memilih Prof Boediono dan Sri mulyani menjadi pasangan Wapres dan Mentri Keuangan, kalau dianggap mereka merupakan kerikil dalam sepatu nya SBY ? hanya presiden SBY lah yang tahu.
Kita sedikit berandai andai, dengan opsi C tersebut, dengan sikap kenegarawan yang sangat tinggi, dilandasi dengan moral, prof Boediono dan Sri mulyani, mengundurkan diri dari pemerintahan, apakah SBY akan melindunginya dalam proses ranah hukum berikutnya ?
Ini tentu menjadi pertimbangan yang sangat kental badi mereka berdua, karena sudah banyak bukti,pejabat pejabat semasa berkuasa, sangatlah punya kekuatanberlebih ,bersembunyi dibalik baju kekuasaan,dalam proses hukum, dan bisa kita buktikan, lihat begitu mereka tidak berkuasa lagi, payung hukum mereka seakan akan menguncup dan robek, apakah ini menjadi perhitungan mereka ?
Dalam pepatah cina, dikatakan bahwa orang yang berkuasa ibarat duduk diatas macan, biasanya mereka akan berusaha tetap duduk diatas mcan itu selama mungkin,karena begitu mereka turun, maka resikonya,macan itu akan menerkam mereka, itu mungkin sekadar pengandaiannya, kalaupun ingin selamat,segeralah lari sekencang kencangnya melebihi larinya macan.
Kembali kepada Prof Boediono dan Sri mulyani setelah opsi C, karena mereka bukan orang partai,pijakan mereka juga tidak kuat, mereka hanya kalangan akademisi, kemudian jadi profesional, direkrut dalam pemerintahan, adakah penyesalan setelah kejadian tersebut ? sebagai manusia biasa pasti kekecewaan dan penyesalan yang sangat mereka alami juga, mau berlindung pada partai demokrat yang sudah tidak didukung koalisinya juga sudah rapuh, berlindung pada presiden, saya pikir presiden dengan partai demokrat nya juga sedang mencari jurus penyelamatan diri,berkilah mencari kambing hitam dan lain lain jurus baru sedang dicari,lalu apa ya berikutnya ,berlindung pada partai  pendukung opsi C,gak mungkin,
Maunya prof Boediono dan Sri mulyani apa ya ?
Saya sebagai rakyat biasa ,kok saya masih punya perasaan, beliau berdua belum menyatakan dan membuka apa adanya dibalik kasus century ini, saran saya supaya tidak ada perasaan tertekan,nelongso,dan berbagai perasan lain, dikemudian hari, sebagai bentuk pertangungjawaban anak bangsa sebaiknya, beliau berdua ini membuka apa adanya semua kronologis kejadian,supaya hati lapang dan legowo, dan menerima apapun resiko dari semua ini.
Kami tunggu prof Boediono dan Sri mulyani , sanggupkah ?
salam hangat kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H