Mohon tunggu...
Althamira Frishka
Althamira Frishka Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis yang tertarik dengan kesehatan mental, perempuan dan anak. Temukan karya A.F di IG @althamirafrishka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rumah ya Rumah, Kantor ya Kantor

15 Mei 2022   19:55 Diperbarui: 16 Mei 2022   13:57 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kebiasaan membawa pekerjaan hingga di rumah, bayangkan pasangan kalian sedang sibuk mengurus anak hingga terlalu lelah menyentuh cucian piring yang menumpuk. Tapi kamu justru tiduran di kasur sambil main HP. Mungkin bukan cuma scroll nggak penting, mungkin memang mengurus pekerjaan. Tapi percayalah, pasanganmu tidak mau tahu itu. 

Dia hanya ingin, kamu membantu pekerjaannya di rumah. Titik.

Emosi yang menumpuk terus-menerus akan membuat patah hati pasanganmu. Memang efeknya tidak detik ini dan hari ini, tapi emosi itu akan mengendap hingga akhirnya memberi masalah pada jiwa pasangan. 

3. Pola asuh seimbang

Mengurus dan mendidik anak bukan hanya pekerjaan istri. Kalian membuatnya bersama-sama, sehingga perkembangan anak adalah tugas antara ibu dan ayah.

 Bagi yang belum menikah, bicarakan hal ini dengan matang kepada calon. Agar mereka juga tahu, mendidik anak bukan hanya butuh figur ibu. Tapi juga ada ayah di dalamnya. 

Bagi yang sudah menikah, bicarakan dengan baik dan aturlah pola asuh. Misal, jika ayah sudah pulang dari kantor, "Giliran ayah yang main sama anak, ya. Ibu akan mengurus rumah."

Atau, alangkah baiknya jika kamu mengusulkan. "Ibu istirahat dulu saja. Biar ayah yang menjaga anak dan mengurus rumah. Ibu sudah capek dari tadi."

Dijamin, kamu akan menjadi suamiable di lingkungan RT/RW, deh!

4. Pernah menyarankan pasangan untuk me time?

Nah, ini yang jarang disadari bagi suami. Bahwa, istri membutuhkan waktu sendiri untuk mengurus dan mencintai dirinya sendiri. Tentunya tanpa mengurus anak dan suami. Berilah dia sebulan sekali untuk bersenang-senang sesuai kemauannya. Misal, mengizinkan istri bertemu teman-temannya hari itu. 

Atau mengizinkan istri bertemu keluarga di kampung halaman, tanpa mengajak anak dan suami mungkin. Atau ke salon, ikut kelas memasak atau kelas olahraga.

Sebab, waktu me time bagi suami di luar rumah tanpa anak istri, jauh lebih banyak dari pada si istri sendiri. Misal, ikut ronda, nongkrong di kopian, kerja. Sementara istri yang profesinya ibu rumah tangga? Mereka di rumah 24 jam. Bayangin kamu si suami 24 jam kerja. Uhuuyyy!

Tawarkan dia untuk me time. Me time bagi istri untuk menjaga kewarasannya mengurus anak dan suami. ~Cs

Salam hangat,

15 Mei 2022,  Jawa Timur, Cs

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun