Mohon tunggu...
Chairul Fajar
Chairul Fajar Mohon Tunggu... -

Aku hanya menjalani hidup sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuanku.. setelah itu hak Tuhan untuk mengaturnya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Destination of Love

23 Maret 2011   05:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:32 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering mendengar dalam sebuah kisah sinetron ada dialog yang isinya kurang lebih seperti ini “kenapa kamu memilih aku, masih banyak yang lebih baik dibanding aku, yang lebih pantas untuk kamu, kenapa kamu malah mencintaiku, itu hanya sebuah kebodohan dan kamu akan menyesalinya.”

Hmm.. saya mencoba menelisik kembali kata C.I.N.T.A, disini saya bukan ingin menelisik apa arti dari cinta?, tapi yang saya akan telisik adalah apa tujuan dari MENCINTAI?

Apa tujuan anda mencintai dapat dilihat kenapa anda bisa mencintai seseorang?, apabila karena dia cantik, tampan, kaya, atau pintar maka dapat dipastikan anda mencintai karena nafsu anda, yang perlu diingat hal yang bersifat fisis dan semi fisis seperti itu memiliki batas, seorang yang cantik atau tampan akan terbatasi pada usia yang akan merubah kecantikan dan ketampanan itu menjadi seonggoh kulit keriput yang mengendur, kekayaan dan kepintaran pun terbatasi masa.

Jelas seseorang yang menjalin hubungangan karena hal-hal tersebut bukanlah menjalin cinta tetapi menjalin perjanjian, dengan masa berlaku selama hal-hal tersebut masih ada, istilah populernya Ada uang abang sayang, nggak ada uang abang ditendang. Dan perjanjian inilah yang harus dihindari karena dalam Cinta tidak ada perjanjian.

Lalu kenapa kita bisa mencintai seseorang karena kita bahagia dengan mencintai orang tersebut terlepas dari kondisinya secara fisis dan kita ingin membalas kebahagiaan yang ia berikan dengan memberikan kebahagiaan kepadanya, dan kebahagiaan itu adalah Cinta, maka dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa tujuan mencintai adalah memberikan kebahagiaan bagi orang yang kita cintai, meskipun mungkin kebahagiaan itu tanpa kita.

Sekali lagi parameter bahagia sangatlah sulit dijelaskan namun seseorang yang bahagia, memiliki spirit perjuangan hidup yang tinggi, dia memiliki tujuan-tujuan besar dalam hidupnya dan secara ikhlas senang menerima kondisi hidupnya meskipun mungkin ditngah kekurangan, tidak ada beban dalam hatinya, dan tidak menangis dalam tawanya.

Seseorang yang tulus mencintai tidak akan sakit hati bila cintanya tidak berbalas, namun dia akan memperjuangkan mati-matian bila cintanya berada diujung tanduk. Itulah karakter sang pencinta baginya tidak peduli dirinya terdampar antara hidup dan mati yang dia inginkan adalah bisa membahagiakan orang yang dicintai.

Sang pecinta akan selalu melafalkan nama yang dicinta dalam doa-doanya, bagi sang pecinta ikatan hati meringkas jarak ruang dan waktu, bagi sang pencinta mencintai adalah kebanggaan.

Sang pencinta akan meneteskan airmata dikala ia mengingat yang dicintainya, bukan karena ia cengeng tapi karena dalamnya rasa cinta yang ia miliki, dan rasa takut kehilangan orang yang ia cintai. Dan kebahagiaan dari yang dicintalah yang membuat ia tegar dan kuat.

Kini jika orang yang anda cintai menanyakan mengapa anda mencintainya jawablah “engkau membuatku bahagia, engkau kebanggaanku, engkau kebahagiaanku. Tuhan telah menitipkan kebahagiaanku atas dirimu sehingga aku karena-Nya aku mencintaimu, aku mencitaimu terlepas dengan kekurangan dan kelebihanmu, aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana seperti kata yang tak sempat dikatakan kayu kepada api yang menjadikannya abu, aku ingin mencintaimu dengan sederhana seperti isyarat yang tak pernah dikatakan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada, engkau bagaikan air murni yang melengkapi penciptaan Tuhan atasku dari seonggok tanah kering dan udara.”

Seandainya kau bisa..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun