Mohon tunggu...
Chaerun Anwar
Chaerun Anwar Mohon Tunggu... -

Mendidik melalui kasih, mengajar dengan benar, melatih untuk terampil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Sains pada Home Schooling di Tiongkok (Bagian-2 Selesai)

28 Januari 2015   16:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:14 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_348377" align="aligncenter" width="300" caption="Siswa sedang mengobservasi jenis makanan pada burung Merpati"][/caption]

Pagi itu dengan ditemani secangkir teh bunga melati dan  menyantap tang erduo (telinga manis), yaitu sejenis makanan ringan Tionghoa yang terbuat dari tepung dan gula, karena dibentuk seperti telinga wujudnya maka kemudian disebut Tang Erduo. Konon kabarnya menurut legenda makanan jenis ini dibawa ke Tiongkok oleh para migran muslim dari timur tengah di awal abad 14.

Mata tertuju pada baris baris tulisan surat elektronik yang dikirimkan oleh seorang guru yang menangani pendidikan sains pada home schooling di kota Bandung. Keluhannya adalah model pembelajaran apa yang cocok untuk membelajarkan siswa-nya dan dapat dilanjutkan pembimbingannya oleh orang tua. Pertanyaan tersebut mengingatkan saya pada topic pembicaraan seru dengan Prof. Guotu diakhir tahun yang lalu ketika ada kesempatan mengunjungi beliau di kampus Taizhou Teacher College.

Sesuai prinsip pertama pendidikan home schooling (lihat artikel bagian pertama), maka salah satu metode pembelajaran Sains yang dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry. Seperti yang dipaparkan oleh David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak maka inkuiri dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993). Pada pelaksanaan metode inkuiri diharapkan bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa.

Dalam pelaksanaan  metode pembelajaran inkuiri banyak ragamnya, tergantung pada situasi dan kondisi siswa, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu 1).Question, 2.Student Engangement,3.Cooperative Interaction, 4.Performance Evaluation, dan 5.Variety of Resources (Garton, 2005).

Question adalahPembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan untuk mengundang rasa ingin tahu siswa dan atau ketakjuban siswa akan suatu fenomena alam. Siswa diminta untuk bertanya, yang akan mengarahkan ke pertanyaan inti yang akan diselesaikan oleh siswa. Selanjutnya, guru mengemukakan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini - sesuai dengan Taxonomy Bloom - siswa diminta melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dikerjakan atau dikonstruksi.

Student Engangement yaitu keaktifan siswa terlibat merupakan suatu hal yang mutlak sedangkan peran guru dan orang tua hanya sebagai fasilitator. Siswa tidak secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada lembar isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, namun dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menggambarkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.

Cooperative Interaction dimana siswa disarankan untuk berkomunikasi mendiskusikan berbagai gagasan. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.

Performance Evaluation yaitu ketika menjawab permasalahan, siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Produk ini dapat berbentuk poster, karangan, slide presentasi, grafik, , dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

Variety of Resources yaitu siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya lingkungan sekitar, buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, praktikum mandiri dan lain lain.

Contoh pembelajaran inkuiri yang dimaksud adalah misalkan ketika  siswa mencoba membangun hipotesis berdasarkan pengalaman meniup balon dengan gas karbon dioksida, gas oksigen, dan gas hidrogen, ternyata tidak semua gas yang ditiupkan pada balon dapat menyebabkan balon dapat terbang, hanya balon yang berisi gas yang massanya lebih ringan dari udara yang dapat menyebabkan balon dapat naik ke udara (terbang). Siswa dihadapkan pada pertanyaan berdasarkan pengamatan untuk menjawab pertanyaan: mengapa balon dapat terbang ke udara?

Siswa membuat kesimpulanberdasarkan pengamatan dan jawaban pertanyaan, seperti: Logam aluminium bereaksi dengan larutan yang bersifat basa;Gas yang terjadi dari reaksi logam aluminium dengan natrium hidroksida adalah gas hidrogen;  Balon yang berisi gas hidrogen dapat menyebabkan balon terbang ke udara, karena massa gas hidrogen lebih ringan daripada udara.

Siswa memecahkan masalah berdasarkan kesimpulan yang diperoleh seperti gas yang keluar adalah gas hidrogen, dapat menyebabkan balon terbang ke udara kartena massa gas hidrogen lebih ringan dari udara.

Selanjutnya siswa melakukan review atas kegiatan fase 1 sampai dengan fase 5. Guru memberikan penguatan terhadap konsep-konsep yang telah ditemukan siswa dari kesimpulan percobaan, bahwa logam bereaksi dengan basa. Untuk membuktikan bahwa balon berisi gas hidrogen yang dapat membuat balon terbang ke udara, guru dapat menugasi siswa untuk melakukan percobaan, mengamati dan membandingkan pengisian gas terhadap 3 buah balon hingga menggelembung dengan ukuran besar. Pada masing-masing balon tersebut: balon pertama diisi dengan gas oksigen, balon kedua dengan gas karbon dioksida, dan balon ketiga diisi gas hidrogen. Selanjutnya adakan pembahasan mengapa balon berisi gas hidrogen  yang dapat terbang ke udara? Dengan pendekatan membandingkan massa gas yang paling ringan di antara gas oksigen, karbon dioksida dan hidrogen diharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawabannya.@

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun