***
Aceh memang akan sulit sekali melepaskan dirinya dari stigma negatif tentang lebel Aceh yang dicap oleh Indonesia sebagai daerah separatis (pemberontak). Meski Aceh sudah berdamai dengan Indonesia dan menyatakan bergabung kembali ke pangkuan ibu pertiwi, tetapi itu adalah sejarah yang tak bisa dihilangkan, lantaran pernah terjadi dan banyak juga literatur yang membahasnya.Â
Butuh waktu dan usaha yang meyakinkan untuk menghilanglan stigma tersebut. Tapi sejarah juga mencatat bahwa Aceh dan Indonesia pernah berhubungan baik, dan ini juga sejarah yang tidak boleh dilupakan.
Karena itulah, sejarah tidak melulu berisikan tentang peristiwa manis dan indah. Sejarah juga acap kali berisikan suatu peristiwa yang kejam dan pahit. Satu-satunya yang bisa dilakukan oleh generasi sekarang adalah bagaimana kita berdamai dengan sejarah tersebut, mengilhami makna peristiwa sejarah dan meresapinya sebagai bahan perenungan agar kesalahan-kesalahan dimasa lampau tidak terjadi lagi di masa kini dan masa yang akan datang. Itulah sesungguhnya kegunaan sejarah.
Kalau boleh meminjam ucapan Bung Karno yang cukup terkenal itu, maka "jangan sekali-kali melupakan sejarah."
Banda Aceh, 20 Maret 2019.
= = = = = = =
Chaerol Riezal adalah Lulusan Magister Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo asal dari Aceh. Email: chaerolriezal@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H